SEMUA lampu di dalam ruangan berukuran 5 x 7 meter itu
dimatikan. Benar-benar gelap gulita. Hanya cahaya dari lubang
sebesar lidi yang dibiarkan menerobos ruangan itu. Tapi lewat
teropong yang sudah dipasang di situ orang dapat melihat
benda-benda yang ada pada sasarannya dengan jelas dalam warna
hijau muda. Ini terjadi di ruang laboratorium Lembaga
Instrumentasi Nasional (LIN/ LIPI) di Jalan Sangkuriang,
Bandung.
Suatu produksi LIN/LIPI, Teropong Bidik Malam (Night Vision
Device) ini mampu melihat benda di dalam kegelapan ukuran 10-1
sampai 10-4 LUX (suatu ukuran untuk mengukur tingkat kegelapan).
Alat ini memakai Tabung Image Intensifier yang dapat
melipatgandakan cahaya sampai puluhan ribu kali. Sebenarnya alat
ini perkembangan dari teropong malam dengan sistem infra merah.
Pada teropong malam yang menggunakan sinar infra merah, sasaran
harus yang bisa mengeluarkan napas yang kemudian menjelma
menjadi cahaya yang cukup terang hingga mata dapat dirangsang
untuk melihatnya. Bagian alat ini dinamakan Converter. Yang
tidak lagi dipakai pada teropong baru yang dikerjakan di
LIN/LIPI.
Menurut Mohamad Mamun, Kepala Divisi Kerjasama Teknik LIN/LIPI,
Teropong Bidik Malam ini sudah dibuat oleh negara-negara maju
seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Belanda Tapi yang
dibuat LIN/LIPI sudah disesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia.
Misalnya ukuran kecil, panjang 25 cm dan garis tengah 4 cm.
Berat sekitar 1.600 gram. Penguatan cahaya antara 5.000 sampai
20.000 kali. Jadi, suatu benda bisa terlihat jelas lewat
teropong itu di tempat gelap gulita asal saja ada sedikit
cahaya, misalnya cahaya bintang yang berkedip, yang menyinari
benda itu. Pantulan cahaya inilah yang diperkuat sampai ribuan
kali lipat sehingga benda itu jelas terlihat.
Teropong ini pun dilengkapi dengan cermin Katadioptrik yang
memungkinkan benda besar bisa diperkecil sehingga keseluruhan
benda itu bisa terlihat bentuknva (semacam wide angle dalam
kamera). Drs. Sugiono, sarjana Fisika Murni ITB lulusan tahun
1980 yang bertugas mendisain lensa optik teropong itu. Cermin
itu, katanya di pasaran harganya Rp 225.000. Lensa ini sudah
bisa dibuat di bengkel LIN/LIPI dengan proses perhitungan
komputer.
Apabila cahaya masuk berlebihan, teropong ini akan mati sendiri.
Di dalamnya ada Automatic Brightness Control (ABC) yang mengatur
cahaya masuk secara otomatis.
Keistimewaan produk LIN/LIPI ini, dibandingkan denan teropong
bikinan luar negeri, ialah keluwesannya. Misalnya, pemakaian
tabung Image Intensifier bisa dengan berbagai merk dari
berbagai negara. Juga bisa ia menggunakan, misalnya, batu baterai
merk ABC untuk radio transistor. Padahal Teropong Bidik Malam
buatan luar negeri masih menggunakan baterai yang khusus dibuat
untuk teropong itu.
Menurut Achmad Harimawan BE, (29 tahun), yang mendisain Teropong
Bidik Malam ini, risetnya dilakukan satu setengah tahun lalu.
Setelah mengalami berbagai eksperimen, baru mulai April 1981
berhasil dibuat teropong itu.
Alat ini akan membantu, untuk pemotretan di waktu malam,
kegiatan SAR & Rescue, membantu kepolisian daIam membasmi
kriminalitas, Maritim, penerbangan dan juga bisa dipakai untuk
tujuan militer. Untuk senapan, misalnya, ia bisa disertai dengan
bracket muunting, seperti untuk senjata M-16.
Untuk senapan lain, bisa dipakai adaptor khusus yang memudahkan
pembidikan pada sasaran.
Tapi alat ini masih terhitung mahal. Satu buah harganya sekitar
Rp 4-5 juta. Tapi masih jauh lebih murah, misalnya dibandingkan
dengan yang buatan Phillips, harganya Rp 9 juta per unit.
Juga LIN sudah berhasil membuat Simulator tembakan, suatu alat
yang meniru (simulasi) gerakan peluru yang keluar dari suatu
senjata. Dengan alat ini latihan menembak akan sangat aman,
murah, tanpa peluru, tidak memerlukan tempat khusus, tidak
mengganggu ligkungan sekeliling. Ia bisa dipakai untuk lebih
dari 5 juta tembakan latihan.
Simulasi ini memakai sinat laser dengan daya rendah, dan
diperlengkapi dengan alat elektronik yang bisa menunjukkan
secara digital, berapa tembakan yang kena. Juga diperlengkapi
dengan lampu-lampu yang menunjukkan tembakan yang meleset dan ke
arah mana melesetnya.
Dengan simulator ini, latihan penembakan dari tank AMX 13 dan
panser Saladin juga bisa asalkan memakai adaptor khusus yang,
kata Mohamad Mamun "tidak sulit dibuat."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini