Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kampanye wajib menabung

Para wts di kompleks kaliuntu, rembang terkena wajib menabung. setiap wts diwajibkan menabung rp 500 per hari, sedang sang germo rp 300, atas gagasan kadin sosial. (ina)

13 Maret 1982 | 00.00 WIB

Kampanye wajib menabung
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
KAMPANYE wajib menabung rupanya tak pandang bulu. Sejak akhir Januari lalu para wanita tuna susila (WTS) di kompleks Kaliuntu, Rembang (Jawa Tengah) juga terkena wajib menabung. Yang pertama punya gagasan Moh. Mundakir, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Rembang. Setiap WTS diwajibkan menabung minimal Rp 500 per hari, ditarik tiap Kamis. Sedang sang germo Rp 300 ditarik tiap Sabtu. "Ini untuk masa depan mereka. Kalau tak dituntun, mereka tak pernah memikirkan masa depan," kata Mundakir. Di kota Kartini ini sebenarnya ada 2 kompleks WTS. Kompleks satunya lagi yang namanya menggiurkan: Perkampungan Mardi Wanita Utama Sarang, tak bisa digarap Mundakir karena bukan lokalisasi resmi di bawah Dinas Sosial setempat. Namun kompleks Kaliuntu dengan 12 germo dan sekitar 40 WTS rupanya cukup untuk dijadikan "sasaran" Mundakir. "Ini proyek percontohan untuk Jawa Tengah," ucapnya. Ketentuan wajib tabung ini dijalankan dengan ketat. Para WTS di Kaliuntu ditargetkan punya "masa kerja" 2 tahun. Setelah masa kerja habis, uang tabungan diambil dan para WTS bisa pulang kampung untuk bekerja dengan modal tabungan tersebut. Bagaimana jika ternyata modalnya kurang? "Ya masa kerjanya bisa diperpanjang," Mundakir tersenyum. Selain tabungan wajib ada lagi tabungan himbauan: setiap kali menerima tamu para WTS dihimbau menabung Rp 500 lagi. Sistem wajib tabung ini sederhana. Untuk menggampangkan, Tabanas para WTS itu dijadikan satu atas nama Mundakir. Tiap WTS dan germo mendapat buku catatan kecil. "Soal pembukuan terjamin, jabatan saya taruhannya," kata Mundakir. Bagaimana kalau WTS itu ngacir tanpa menghiraukan tabungannya? "Itu berarti uangnya jali hak pribadi saya. Habis, itu salah dia sendiri," kata Mundakir terus terang. Bunga bank juga diakuinya menjadi keuntungan pribadi. Ternyata memang banyal WTS yang tak hirau dengan tabungan mereka. "Saya sendiri menganggapnya setoran keamanan," kata Ratmi, seorang WTS. Menurut dia "tarip" di Kaliuntu Rp 2000. Separuh dari jumlah itu menjadi bagian germo. Namun ada juga WTS yang mengeluh karena tabungan tak bisa diambil setiap saat. "Yang namanya tabungan mestinya kan bisa diambil. Kalau lagi sepi tamu kami kan tetap perlu makan," kata seorang di antaranya. Yang aneh tabungan para germo. Ternyata uang simpanan mereka bukan menjadi hak mereka, tapi untuk membiayai urusan kompleks. Misalnya untuk dana keamanan, membuat selokan dan untuk menjamu para pejabat yang meninjau lokalisasi ini . . .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus