Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga bibit siklon tropis kini terpantau berjejer di perairan selatan Indonesia. Ahli klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengatakan bibit siklon tropis 91S berada di barat daya Banten, bibit siklon 93S di dekat laut pantai barat Australia atau selatan Nusa Tenggara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sekarang malah tambah baru bibit siklon 94S di Laut Timor dekat Timor Leste dan Kupang,” ujarnya lewat keterangan yang dikutip dari akun Instagram, Selasa, 10 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bibit siklon 91S yang berada di perairan barat daya Banten sampai sekarang masih berada di posisinya. Kemunculan bibit siklon 93S yang dideteksi dua hari lalu, ternyata tidak langsung menyedot bibit siklon 91S ke timur untuk segera luruh di tempat asal kemunculannya. “Kami menyangka 91S akan meluruh dengan cepat, ternyata tidak,” kata Erma.
Adapun bibit siklon 93S terpantau semakin membesar. Kecepatan pusarannya meningkat dari 35 kilometer per jam kemarin menjadi 45 kilometer per jam sekarang. Dalam kurun waktu lebih dari 24 jam, 93S berpotensi menjadi siklon atau badai tropis. Kondisi itu ditambah kemunculan bibit siklon baru 94S. “Bibit siklon yang terjadi semakin marak oleh dua pusat di selatan Nusa Tenggara karena ada pertemuan dua gelombang atmosfer,” ujarnya.
Dua gelombang atmosfer itu adalah Madden Julian Oscillation yang bergerak dari barat ke timur, dan gelombang Rossby dari arah sebaliknya. Kedua gelombang itu, menurut Erma, sama-sama kuat sambil membawa awan. “Sehingga tidak ada pilihan lain bagi kedua gelombang untuk berputar,” ujarnya. Tadinya pertemuan dua gelombang atmosfer itu membentuk vorteks atau pusaran angin dalam radius 2-5 kilometer, sampai kemudian membesar sehingga disebut bibit siklon tropis.
Bibit siklon tropis 93S dan 94S, menurut Erma, terpelihara keberadaannya oleh suhu permukaan laut di perairan barat Australia yang merupakan titik terpanas, yaitu 31 derajat Celcius. Adapun syarat pembentukan bibit siklon tropis, yaitu suhu permukaan laut lebih dari 27,7 derajat Celcius. Dampaknya, wilayah sekitar kedua bibit siklon tropis itu akan mengalami hujan, seperti daerah Jawa Timur, Bali, dan Lombok.
Erma mengatakan hujan tersebut bisa bersifat persisten, namun tidak menerus sepanjang hari, misalnya dari sore ke malam, atau mulai tengah malam hingga pagi besoknya. Selain itu wilayah Kalimantan juga bisa terpengaruh karena efek bibit badai tropis itu berupa barisan awan memanjang disertai hujan.