Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Top 3 Tekno Berita Kemarin: Zona Bahaya Gempa Cianjur, WhatsApp Proxy

Top 3 Tekno Berita Kemarin, Senin 9 Januari 2023, terdiri dari beragam topik, dimulai dari pemutakhiran zona bahaya sumber Gempa Cianjur oleh BMKG.

10 Januari 2023 | 12.09 WIB

Foto udara mobil hancur dan jalanan rusak akibat gempa di Desa Sarampad, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa, 22 November 2022. Gempa berkekuatan Magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur pada 21 November. BNPB mencatat gempa ini mengakibatkan 334 orang meninggal. Sebanyak 56.311 bangunan rusak akibat gempa tersebut.  TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Foto udara mobil hancur dan jalanan rusak akibat gempa di Desa Sarampad, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa, 22 November 2022. Gempa berkekuatan Magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur pada 21 November. BNPB mencatat gempa ini mengakibatkan 334 orang meninggal. Sebanyak 56.311 bangunan rusak akibat gempa tersebut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Senin 9 Januari 2023, terdiri dari beragam topik, dimulai dari pemutakhiran zona bahaya sumber Gempa Cianjur oleh BMKG. Disebutkan, pemutakhiran dilakukan menyesuaikan perkembangan kelengkapan data monitoring di lapangan, serta adanya dukungan data dari Instansi lain yang sifatnya menguatkan hasil analisis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kedua, fitur WhatsApp yang memungkinkan  saling berkirim pesan dengan orang lain meski ketiadaan paket data. WhatsApp merilis fitur ini pada awal 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terpopuler ketiga adalah peneliti Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan inovasi buah melon berukuran kecil seperti apel yang dinamai melon Hikapel. Kelahiran inovasi berawal dari keluhan para emak-emak perkumpulan sosialita di Yogyakarta dan Jakarta.

Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Senin 9 Januari 2023, selengkapnya,

1. BMKG Mutakhirkan Zona Bahaya Sumber Gempa Cianjur, Ini Rinciannya

Lewat keterangan dari BMKG Bandung telah disampaikan bahwa peta zonasi bahaya gempa Cianjur dari sesar atau patahan Cugenang telah rampung dibuat. Peta hasil pemutakhiran itu pun telah dserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur.

Peta zonasi bahaya gempa Cianjur dengan sumber sesar atau patahan Cugenang. Warna merah untuk Zona Terlarang, oranye untuk Zona Terbatas, dan kuning Zona Bersyarat. Bmkg.go.id

Terbaru, peta tersebut telah diunggah di laman resmi BMKG per 8 Januari 2023. Disebutkan, pemutakhiran dilakukan menyesuaikan perkembangan kelengkapan data monitoring di lapangan, serta adanya dukungan data dari Instansi lain yang sifatnya menguatkan hasil analisis dari BMKG.

Baca juga: Beda Temuan Patahan Gempa Cianjur dengan Peneliti BRIN dan ITB, BMKG Klaim Data Lebih Lengkap 

BMKG juga mengaku telah melakukan sosialisasi dan diskusi dengan berbagai pihak, terutama dengan Pemerintah Kabupaten Cianjur, Kementerian PUPR dan BNPB untuk petanya itu. Begitu pula sosialisasi dan focus group discussion dengan Badan Geologi dan Konsorsium Nasional Gempabumi dan Tsunami.

2. Mengenal Fitur WhatsApp Proxy, Bisa Kirim Pesan Saat Data Internet Nol

Apabila Anda sering kali cemas lantaran tak bisa saling berkirim pesan WhatsApp dengan rekan Anda karena keterbatasan paket data, sekarang Anda tak perlu khawatir dengan hadirnya fitur WhatsApp Proxy.

Fitur Proxy WhatsApp (WABetaInfo)

Pada awal tahun ini, WhatsApp secara resmi merilis fitur baru yang memungkinkan pengguna saling berkirim pesan tanpa data internet.

Baca : Mengenal WhatsApp GB, Fitur Terbaru dan Risiko Instal pada HP

"Saat tidak dapat terhubung ke WhatsApp secara langsung, Anda dapat terhubung via aplikasi melalui server proxy yang disiapkan oleh sukarelawan dan organisasi khusus yang bertugas untuk membantu pengguna berkomunikasi dengan aman dan bebas," tulis WhatsApp di laman resminya.

3. Melon Hikapel, Melon Kecil Seukuran Apel Inovasi UGM

Peneliti Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan inovasi buah melon berukuran kecil seperti apel yang dinamai melon Hikapel. Budi Setiadi Daryono, inventor melon Hikapel, mengungkapkan kelahiran melon Hikapel berawal dari keluhan para emak-emak perkumpulan sosialita di Yogyakarta dan Jakarta.

Pada 2011, para emak-emak tersebut ditawari produk hasil risetnya yaitu Melodi Gama 1, 2, dan 3 serta melon GMB dan Tacapa yang dirakit dari tahun 2008-2010. Pada momen tersebut mereka mengeluhkan berat dan besarnya buah melon pada umumnya.  Bahkan, besar dan berat melon ada yang menyerupai buah semangka. Kondisi itu menjadikan buah tidak praktis dibawa maupun dikonsumsi.

 Peneliti Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan inovasi buah melon berukuran kecil seperti apel yang dinamai melon Hikapel. Doc: UGM

“Ribet katanya, selain itu juga tidak habis sekali makan karena besar sehingga harus disimpan di kulkas yang tentunya memakan tempat,”paparnya pada Senin, 9 Januari 2023 dilansir dari laman UGM.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus