Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Trafo Dalam Lumpur

Operasi pengangkatan trafo elin-union milik PLN, berbobot 129 ton tercebur ke lumpur muara kali cigadung di desa mayangan subang. (ilt)

5 November 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMINDAHKAN beban ratusan ton ternyata bukan perkara gampang. Pertengahan Oktober lalu, sebuah trafo Elin-Union buatan Austria, yang berbobot 129 ton, tercebur ke lumpur muara Kali Cigadung di Desa Mayangan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Gara-gara roda trailer Titan yang mengangkut trafo milik PLN Distribusi Jawa Barat itu terbenam sedalam 60 cm di jalan desa itu. Menurut kepala PU Subang, Ir. Sudjana, jalan di Desa Mayangan cuma mampu menahan kendaraan berdaya angkut empat ton. Rencana semula, trafo yang akan ditempatkan di Banjaran diangkut melalui rute Subang - Ciater - Bandung. Untuk mencapai jarak 114 km itu, diperkirakan perlu waktu lima hari lima malam, dan akan menghabiskan biaya sebesar Rp 236 juta. Sebab, untuk mengangkut trafo itu, kontraktor PT Masaji Prayasa Cargo (MPC) selain membutuhkan trailer Titan beroda 86, juga jembatan layang, mobil derek, forklift, link belt, dan sejumlah truk. "Untuk melaksanakan kontrak ini, MPC telah menginvestasikan uang US$ 2,5 juta," kata Soedarpo Sastrosatomo direktur utama PT Samudera Indonesia yang membawahkan MPC. Tidak cuma itu persiapan MPC. Mereka juga melakukan survei terhadap kondisi jalan yang akan dilalui angkutan berat itu. Setelah memperkeras jalan di beberapa tempat dengan aspal, mereka optimistis kendaraan yang mengangkut trafo itu bisa lewat. Tapi Sudjana menyebut pengangkutan itu sebagai "proyek mustahil". Sebab, ia tahu persis kemampuan jalan di daerah itu. Sampai pekan lalu, trafo itu masih terbenam di lumpur walau trailer yang membawanya sudah bisa diankut kembali. "Di perkirakan 20 orang dan dua derek beroda rantai (crane crauler) berkapasitas 150 ton diperlukan untuk mengangkat trafo itu," kata Kapten Slamet Silitonga dari MPC yang ditunjuk sebagai kepala operasi penyelamatan trafo. Sebuah tongkang untuk pijakan derek beroda rantai guna mengangkat trafo itu sudah disiapkan di mulut Kali Cigadung. Tapi, kini timbul masalah baru. Hasil survei Silitonga menunjukan, sungai itu terlalu dangkal untuk dilalui tongkang yang memerlukan kedalaman minimal 1,5 meter. Terpaksa dikerahkan lagi kapal keruk. "Tapi baru beberapa jam dikeruk, sungai sudah dangkal,'' ujar Silitonga. Menurut Irsyaf Syarif, direktur utama MPC, operasi penyelaman trafo akan dilanjutkan seteah air laut pasang, "sehingga tongkang dapat mendekati lokasi terbenamnya trafo itu." Diperkirakan operasi yang menelan biaya Rp 150 juta itu akan berakhir 24 November. MPC memilih pelabuhan Cimalaya, Kabupatn Karawang, untuk tempat penurunan trafo itu setelah nanti dapat diangkat sebelum dibawa ke Banjaran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus