Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Tragedi Pesawat Jeju Air, Dosen ITB: Tabrakan dengan Burung Bisa Berakibat Fatal

Pesawat Jeju Air yang mendarat tanpa roda masih menimbulkan tanda tanya besar.

30 Desember 2024 | 22.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 2216 sebelum mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, 29 Desember 2024. REUTERS/Lee Geun-young

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Tabrakan dengan burung diduga menjadi penyebab pesawat Jeju Air terpaksa mendarat tanpa roda di bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Ahad 29 Desember 2024. Dampaknya, pesawat tergelincir tak terkendali dan meledak hebat setelah pesawatmenghantam pagar di luar landasan terbang. Total 179 orang tewas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Kelompok Keahlian Mekanika dan Operasi Terbang di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) Hari Muhammad mengatakan, tabrakan burung atau bird strike memang bisa berakibat fatal untuk penerbangan sebuah pesawat. “Seandainya memang benar terjadi tabrak burung, sepertinya ini hal yang sederhana atau sepele tapi bisa fatal,” katanya kepada Tempo, Senin 30 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Hari, pesawat yang terbang rendah karena sudah masuk fase mendarat masih berkecepatan tinggi hingga lebih dari 250 kilometer per jam. Tabrakan pesawat dengan burung yang berbobot misalnya dua kilogram dan terbang dengan kecepatan 10 kilometer per jam sudah akan cukup menyebabkan benturan yang hebat.

“Jika tumbukan terjadi di sayap, bisa mengakibatkan sayap mengalami retak dan bisa fatal akibatnya,” kata dia. Adapun jika burung masuk ke mesin, akibatnya bisa merusak bilah-bilah hingga pada akhirnya membuat mesin menjadi tidak berfungsi. 

Hari masih membuka kemungkinan penyebab tragedi pesawat Jeju Air dari jenis Boeing 737-800 bermesin ganda itu. Tampak dari video yang beredar kalau pesawat mendarat tanpa roda. Namun, menurut Hari, roda pesawat akan dan harus ke luar jika proses landing sudah final.

"Kemungkinan lain pilot tidak bermaksud untuk mendarat sehingga roda pesawat tidak dikeluarkan namun sesuatu terjadi dengan pesawatnya," katanya sambil menambahkan, apa yang sebenarnya terjadi bisa terungkap dari kotak hitam Flight Data Recorder.

Pesawat milik maskapai berbiaya rendah itu dilaporkan sempat diperingatkan soal adanya bird strike oleh menara pengawas bandara sebelum mendarat. Kabar lainnya, seorang penumpang pesawat melaporkan ada burung yang tersangkut di sayap pesawat. Pertanyaan lain yang kini berkembang seperti soal laju pesawat yang cepat, sayap yang tidak terbuka, dan roda pesawat yang tidak diturunkan. 

Anwar Siswadi

Anwar Siswadi

Kontributor Tempo di Bandung

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus