Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Klub Eropa manakah yang saat ini paling menakutkan? Legenda sepak bola Inggris, Rio Ferdinand, menjawab: Real Madrid.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Real Madrid baru saja menjuarai Liga Champions. Mereka melakukannya dengan mengandalkan banyak bintang muda. Kekuatan mereka juga segera akan mendapat tambahan yang sangat signifikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Yang menakutkan saat ini adalah Kylian Mbappe datang ke sini, Endrick, anak emas berikutnya di sepak bola Brasil, juga bergabung," kata mantan bek Manchester United ini, seperti dikutip dari Eurosport.
Perubahan kebijakan transfer Real Madrid, disebut Ferdinand, telah mengubah peruntungan Madrid. Mereka menjadi klub yang tak hanya disegani di lapangan, juga diimpikan banyak pemain bintang, termasuk yang dilabeli pemain muda berbakat.
“Dari menjadi Galacticos selama bertahun-tahun kini mereka lebih membeli talenta muda terbaik, mengembangkan mereka, mendidik mereka seperti Vinicius, seperti Rodrigo, hingga menjadi superstar," kata dia.
Jejak Awal Perubahan Kebijakan Transfer
Perubahan kebijakan transfer seperti disinggung Rio Ferdinand terjadi sejak 2013. Perubahan tersebut bisa dikatakan cukup drastis.
Sebelumnya, Periode paling terkenal dalam sejarah Real Madrid adalah era Galacticos, yang diciptakan oleh presiden Florentino Perez . Ia mengubah Madrid menjadi klub yang menguntungkan dan dikomersialkan dengan merekrut beberapa pemain termahal dalam sejarah. Mereka saat itu memegang rekor transfer dunia selama 16 tahun berturut-turut dan menjadi pemain yang mereka rekrut yang termahal di dunia. Kala itu sebutan Real Madrid sebagai raja pasar transfer tak terbantahkan.
Pada tahun 2000, setelah terpilih menjadi presiden, Perez telah "mencuri" Luis Figo dari Barcelona, memecahkan rekor transfer dunia (37 juta pound). Pada 2001, Zinedine Zidane bergabung. Mereka juga mengeluarkan banyak uang untuk Ronaldo asal Brasil pada tahun 2002, dan Kapten Inggris David Beckham pada tahun 2003.
Enam tahun kemudian, setelah serangkaian perekrutan pemain terkenal dan berbiaya tinggi, mereka memecahkan rekor transfer mereka sendiri sebanyak dua kali pada tahun 2003. Pada musim panas yang sama, mereka mengontrak Kaka dari AC Milan dan kemudian membayar 80 juta pound untuk Cristiano Ronaldo.
Striker Real Madrid Cristiano Ronaldo merayakan kemenangan timnya usai sisihkan Bayern Munchen dalam Semifinal Liga Champions di Santiago Bernabeu stadium di Madrid, Spanyol, 1 Mei 2018. REUTERS/Michael Dalder
Pada tahun 2013, Perez dan Real Madrid kembali memecahkan transfer termahal, membayar 86 juta pound untuk Gareth Bale dari Tottenham. Angel Di Maria, Luka Modric sudah tiba sebelum Bale. Sedangkan James Rodriguez serta Toni Kroos bergabung setelahnya. Saat para penggemar Real Madrid menikmati era Galacticos mereka.
Namun, pada saat sama, jenis kepemilikan klub yang berbeda mulai bermunculan di sepak bola Eropa, yang mengubah peta persaingan. Roman Abramovitch membeli Chelsea pada 2003. Pada 2008, Grup abu Dhabi menyelesaikan akuisisi Manchester City. Qatar Sports Investments mengakuisisi PSG pada 2011. Dan yang terbaru, Newcastle United dibeli oleh Dana Investasi Publik Kerajaan Arab Saudi.
Klub-klub kaya baru itu hadir dengan kekuatan uang yang nyaris tak terbatas. Real Madrid tak bisa lagi leluasa mengalahkan rival mereka dalam usaha mendatangkan pemain bintang. Pada 2013, mereka mendapat pukulan setelah gagal merekrut Neymar, karena kalah bersaing dengan Barcelona. Inilah titik awal perubahan kebijakan transfer tersebut.
Selanjutnya: Apa saja perubahan itu?
Yang Berubah dalam Kebijakan Transfer Real Madrid
Menurut harian Spanyol, AS, setelah gagal merekrut Neymar, Real melakukan perubahan 180 derajat dalam kebijakan transfernya. Mereka lebih memilih merekrut talenta muda, umumnya dari Brasil, yang mereka anggap bisa dijadikan Neymar baru.
Real kemudian berhasil mendatangkan Fede Valverde (saat berusia 20 tahun) pada 2016 dan Vinicius Jr (18 tahun) pada 2018. Rodrygo (18 tahun) dan Eder Militao (21) pada 2019. Setelah itu Madrid juga merekrut Eduardo Camavinga (18 tahun) pada 2021, Aurelien Tchouameni (22 tahun) pada 2022, dan yang terbaru Jude Bellingham (19 tahun) pada 2023.
Perekrutan Eden Hazard dan Luka Jovic pada 2019, yang kemudian gagal bersinar, kian menguatkan komitmen mereka untuk lebih mengincar pemain muda berbakat.
Pemain Real Madrid Vinicius Junior melakukan selebrasi bersama Jude Bellingham dan Rodrygo usai kalahkan Barcelona dalam pertandingan final Piala Super Spanyol di Stadion Al-Awwal, Riyadh, Arab Saudi, 14 Januari 2024. REUTERS/Juan Medina
Fokus untuk mendatangkan pemain muda itu belum sirna hingga kini. Endrick, pemain 17 tahun dari Brasil, juga akan pindah ke Madrid pada 2024.
Kedatangan Kylian Mbappe menjadi kasus unik. Ia dikejar sejak tahun lalu, tapi tak dilepas PSG. Kini, Real Madrid justru mendapatkan megabintang asal Prancis ini secara gratis. Sebelum Mbappe, David Alaba dan Antonio Rudiger juga direkrut Madrid secara gratis.
Kedatangan pemain besar secara gratis ini disebut Ferdinand buah dari jerih payah Real Madrid selama ini. Mereka tak perlu lagi berjuang seperti dulu, dengan menggelontorkan uang banyak, untuk mendatangkan pemain bintang kelas dunia.
"Para pemain kini ingin datang ke klub ini lebih dari klub mana pun di dunia, karena apa yang mereka lakukan. Mereka telah merawat pemain, meningkatkan kualitas pemain, sambil terus meletakkan trofi di lemari," kata Ferdinand.
Steve McManaman, mantan pemain Liverpool dan Timnas Inggris, sependapat. Real Madrid kini bisa ongkang-ongkang kaki. “Sekarang mereka tidak perlu membeli pemain lagi karena para pemain sangat ingin bergabung sehingga mengatur langkah untuk mencapainya,” kata dia.
Selanjutnya: Motor Utama Kebijakan Transfer Real Madrid
Sosok Kunci di Balik Perubahan Transfer
Ada satu sosok yang menjadi motor penggerak Real Madrid dalam memantau dan merekrut bintang muda dari seluruh dunia. Pada tahun 2014, Juni Calafat tiba di klub untuk memimpin operasi tersebut.
Calafat adalah Kepala Sepak Bola Internasional Real Madrid. Pengaruhnya terhadap tim utama dan perwakilannya sudah terlihat jelas sebelum perubahan arah kebijakan transfer klub itu terjadi. Dia memberi nasihat tentang penandatanganan Casemiro.
Calafat lahir di Spanyol namun dibesarkan di Sao Paulo, Brasil. Ia tiba di Valdebebas pada tahun 2014 untuk menjadi kepala rekrutmen di Amerika Selatan. Kini, ia menjabat sebagai Kepala Pemantau Bakat dan Direktur Sepak Bola Internasional di Real Madrid.
Orang-orang yang dekat dengannya menggambarkannya sebagai “orang gila sepak bola”. Untuk memperluas jaringannya dan memastikan tidak ada bakat masa depan yang luput darinya, ia memiliki tim pencari bakat internasional yang membantunya membuat laporan dan terus memberikan informasi terkini tentang situasi setiap pemain yang mungkin diminati. Dia juga memiliki arsip video yang tak ada habisnya yang dia gunakan untuk pencarian awal.
Wilayah pengaruh utama Calafat adalah Amerika Selatan, tempat ia menemukan permata seperti Vinicius, Rodrygo, dan Fede Valverde. Dia juga memantau Eder Militao. Di Eropa, ia mendatangkan Martin Odegaard dan Camavinga. Dan dia tidak hanya terlibat dalam perekrutan pemain menjanjikan, namun dia berperan dalam merekrut pemain internasional Jerman Antonio Rüdiger.
Keterkaitannya dengan Brasil membuatnya mampu memanfaatkan pasar dari negara itu dengan sangat baik. Namun, perhatiannya kini beralih ke jangkauan global. Calafat berperan penting dalam menyelesaikan kesepakatan Tchouameni. Ia melakukan perjalanan ke Monaco untuk memastikan prosesnya lancar dan membantu memperkuat posisi Madrid dalam negosiasi.
Tapi, tak semua pemain hasil pantaunnya bersinar. Pemain Brasil Lucas Silva dan Sergio Díaz dari Paraguay tidak pernah mencapai level yang diharapkan. Dia juga merekomendasikan Reinier, pemain 21 tahun yang saat ini dipinjamkan ke klub Italia Frosinone.
Selanjutnya: Dominasi Satu Dekade
Potensi Dominasi Satu Dekade
Real Madrid menjuarai Liga Champions 2024 setelah mengalahkan Borussia Dortmund di final. Mereka merebut gelar ke-15 itu dengan mengandalkan para pemain muda.
Dari para pemain kunci di Madrid saat ini, 10 di antaranya masih berusia di bawah 25 tahun. Mereka adalah Federico Valverde, Andriy Lunin, Aurelien Tchouameni, Brahim Diaz, Rodrygo Goes, Vinicius Junior, Eduardo Camavinga, Arda Guler, dan tentu saja Jude Bellingham. Eder Militao juga baru berusia 26 tahun.
Dengan skuad seperti itu, Real Madrid juga kemudian kedatangan Kylian Mbappe. Endrick, bintang muda paling potensial dari Brasil, juga akan merapat untuk musim depan. Sepertinya Rio Ferdinand tak berlebihan ketika menyebut Real Madrid merupakan klub paling menakutkan saat ini dan berpotensi mendominasi dalam satu dekade mendatang.
EUROSPORT | TNT SPORT | AS | MARCA
Pilihan Editor: Membedah Aturan 'Transaksi Pihak Terkait' yang Sedang Digugat Manchester City dan Konsekuensinya Bila Dikabulkan