Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Indonesia

Bonek Sesalkan Terjadinya Tragedi Kanjuruhan Usai Laga Arema FC vs Persebaya 2-3 di Liga 1

Koordinator suporter Bonek Mania Husin Ghazali berharap ada evaluasi terhadap semua pihak menyusul terjadinya Tragedi Kanjuruhan.

2 Oktober 2022 | 17.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan saat kericuhan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok suporter Persebaya Surabaya, Bonek Mania, menyesalkan terjadinya Tragedi Kanjuruhan. Mereka menegaskan kemenangan tim Bajul Ijo atas Arema FC pada pekan kesebelas Liga 1 tidak ada artinya dibandingkan hilangnya nyawa manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tragedi itu terjadi setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya berakhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Sebanyak 129 orang meninggal akibat insiden tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami sangat menyesalkan dan prihatin atas kejadian ini. Semoga menjadi terakhir insiden seperti ini,” kata Koordinator suporter Bonek Mania Husin Ghazali kepada wartawan di Surabaya, Minggu, 2 Oktober 2022.

Menurut Ghazali, rivalitas kedua tim hanya 90 menit di lapangan dan selebihnya harus saling menghormati. Ia berharap ada evaluasi terhadap semua pihak sekaligus pembenahan demi kebaikan dan menuju sepak bola yang bisa dinikmati semua kalangan.

“Harus ada evaluasi dari semua pihak untuk berbenah demi kebaikan bersama,” katanya menambahkan.

Ghazali memastikan tidak ada suporter Persebaya yang ke Stadion Kanjuruhan saat pertandingan karena telah menyepakati perjanjian untuk tidak saling mengunjungi saat kedua tim berlaga.

“Kalau Arema tuan rumah maka suporter Persebaya sepakat tidak datang, begitu juga sebaliknya. Kalau Persebaya yang tuan rumah maka suporter Arema tidak ke Surabaya. Ini sudah menjadi kesepakatan bersama,” kata dia.

Berdasarkan data terakhir, korban meninggal akibat tragedi Stadion Kanjuruhan bertambah menjadi 130 orang.

Kerusuhan dimulai dengan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan. Situasi semakin memanas dengan aksi pelemparan flare dan sejumlah benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Saat ini, ratusan orang yang menjadi korban luka-luka akibat Tragedi Kajuruhan tengah dirawat di sejumlah rumah sakit di Malang, Jawa Timur. Biaya perawatan dan pengobatan mereka ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus