Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Dalam Genggaman Laskar Elite

Inggris membawa pasukan terbaiknya dalam 40 tahun terakhir. Belanda dan Jerman diperhitungkan. Brasil yakin juara.

29 Mei 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PELATIH Inggris Sven-Goran Eriksson berjudi. Dia menaruh nama Wayne Rooney dalam daf-tar laskar Inggris ke Piala Dunia Jerman 2006. Pa-da-hal penyerang muda asal klub Manchester United ini masih di-be-kap cedera kaki. Menurut dia, Ing-gris memang memiliki pemain lain yang berkelas dunia, ta-pi ne-geri ini hanya punya satu Wayne Rooney. ”Saya pasti sudah gi-la jika tidak membawa Rooney, se-mentara masih ada kemungkin-an dia bisa bermain,” katanya da-lam situs resmi Piala Dunia 2006.

Keputusan sulit mesti diambil pe-latih asal Swedia itu. Soalnya, publik bola mulai meragukan kemampuan Inggris menjadi juara dunia. Saat Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) mengundi pemba-gi-an grup pada Desember tahun lalu, Ing-gris men-ja-di tim unggulan kedua setelah Brasil. Pengunggulan ber-dasarkan catatan prestasi tim pada dua Piala Dunia terak-hir (Korea Selatan-Jepang (2002) dan Prancis (1998)). Faktor lain, hasil penilaian pe-ring-kat dunia versi FIFA dalam ti-ga tahun terakhir.

Delapan tim unggulan masuk di pot 1 ditempatkan pada pos-isi pertama dalam grup A sampai H. Berada pada barisan utama, Ing-gris disejajarkan dengan Brasil, Ar-gentina, Jerman, Italia, Pran-cis, Spa-nyol, dan Meksiko. Sisa-nya, 24 tim terbagi dalam pot 2, 3, dan 4 de-ngan memperhi-tung-kan nilai dan memper-tim-bangkan ke-mung-kin-an geogra-fis untuk menghindari ada-nya dua tim dari be-nua yang sama berada dalam satu grup.

Sebagai unggulan kedua, pe-luang Inggris lolos ke babak beri-kut-nya menjadi lebih besar. Mereka terhindar bertemu tim kuat lain di babak awal. Posisi yang meng-untungkan bagi Inggris ini mem-buat pasar taruhan sepak bo-la di dunia menilai peluang Inggris dan Jerman sama besar untuk menjuarai Piala Dunia 2006, se-telah Brasil yang paling diunggul-kan.

Grup sudah dibagi, jadwal pertandingan pun selesai disusun. Ing-gris berada di grup B bersa-ma Paraguay, Trinidad-Tobago, dan Swedia. Tapi belakang-an pasar taruhan mendepak Ing-gris ke posisi empat di bawah Brasil, Jerman, dan Argentina. Gara-garanya, Wayne Rooney patah tulang metatar-sal (tulang punggung telapak kaki) kanannya saat per-tan-ding-an melawan Chel-sea pada akhir musim kom-petisi Liga Inggris, ak-hir April lalu.

Para petaruh masih berha-rap mukjizat, Rooney akan pulih dan bisa bermain di Pi-a-la Dunia. Jika Rooney pulih dan Inggris lolos dari penyi-sihan grup, tim berjuluk Three Lion ini memang la-yak diperhitungkan meraih g-elar tertinggi. Setelah terak-hir kali Ing-gris merebut Piala Dunia 1966, para pengamat sepak bo-la menilai materi pemain kali ini yang terbaik. Sebut saja trio la-pangan te-ngah yang mumpuni seperti Steven Gerard, Frank Lam-pard, dan David Beckham. Me-reka juga mem-bawa tembok tang-guh John Terry, Rio Ferdinand, Gary Ne-ville, dan Ashley Cole.

Kalau saja semua tim unggul-an meraih nilai tertinggi di grupnya masing-masing, perjalanan Ing-gris di babak berikutnya akan menghadapi tim-tim yang pering-katnya masih di bawah-nya. Me-reka baru akan berhadapan de-ngan juara bertahan Brasil di par-tai semifinal. Tapi, jika In-ggris menempati urutan ke-dua di grup B, mereka harus berhadap-an de-ngan tim kuat sekaligus tu-an ru-mah di babak berikutnya.

Jerman sebagai tuan rumah me-miliki peluang besar untuk me-raih gelar juara. Negara ini t-idak pernah absen dalam Piala Dunia. Mereka tiga kali menjadi juara du-nia, salah satu-nya saat berperan sebagai tuan rumah, 1974. Kali ini pelatih Jur-gen Klins-mann mendaftarkan pas-ukan ter-baiknya. Klinsmann s-empat mengejutkan dengan membawa pe-main muda David Odonkor, 22 tahun, dan pemain veteran Jens Nowotny, 32 tahun. A-dapun penyerang andalan Je-r-man da-lam Piala Konfederasi, Ke-vin Ku-ra-nyi, dicoret dari daftar p-emain. Sebab Kuranyi meng-alami mu-sim terburuknya tahun ini ber-sama klub Schalke 04. Jerman juga harus kecewa dengan cede-ranya pemain belakang Philipp Lahm dalam latih tanding pada pertengahan Mei lalu.

Ada sebuah tim yang tidak termasuk laskar elite alias unggulan dalam penilaian FIFA, tapi pasar taruhan menempatkannya pada posisi yang cukup terhormat. Dia-lah Belanda. Seusai pengundian grup, pasar taruhan di Inggris se-perti William Hill dan Lad Brokes menempatkan Belanda pada posisi sepuluh. Namun peringkat ini terus naik hingga ke posisi tujuh pada Mei lalu.

Jika memakai standar peni-lai-an FIFA, prestasi Tim Oranye ku-rang bersinar. Negeri Kincir A-ngin ini belum pernah merebut gelar juara dunia. Prestasi terbaiknya dua kali masuk final (1974 dan 1978). Tapi pada penyi-sihan Piala Dunia kali ini, Belanda menunjukkan kehebatannya. Mereka tak terkalahkan dalam sepuluh partai dan hanya menyi-sa-kan dua partai imbang.

Gara-gara Belanda tidak mendapat posisi mulia sebagai tim unggulan, mereka terpaksa masuk di Grup C bersama tim kuat lainnya, Argentina. Jika Belanda ma-mpu masuk ke putaran be-ri-kutnya, kemungkinan besar me-re-ka akan ber-temu dengan mu-suh tradisio-nalnya, Jerman. Pa-da final Piala Dunia 1974, Belan-da dikalahkan Jerman yang saat itu menjadi tuan rumah de-ngan angka 1-2. Pada Pia-la Dunia be-rikutnya di Argentina, Belanda mem-balas dengan skor yang sa-ma. Tapi mereka kembali kalah di final dari tuan rumah Argenti-na. Kali ini pelatih Marco van Basten bertekad membalas dua kekalahan pahit tersebut dan se-sum-bar akan jadi juara. Perebut-an peringkat di Grup C dipastikan bakal seru saat Belanda dan Ar-gentina bertemu dalam partai terakhir grup ini.

Jangan lupakan pula Brasil yang telah lima kali menjadi jua-ra. Mereka tetap diunggulkan ka-re-na memiliki seabrek pemain ber-bakat. Kali ini pelatih Alberto Parriera membawa deretan pemain terbaiknya, antara lain Roberto Carlos, Cafu, Kaka, Ronaldo, dan Robinho. Di antara pemain hebat itu, kini penampil-an Ronaldinho paling ditunggu. Pa-da Piala Dunia 2002—pertama ka-li dia ikut Piala Dunia—ia belum begitu cemerlang. Kemampuannya terasah setelah bergabung de-ngan klub Barcelona Spanyol. Ro-naldinho terpilih menjadi pemain terbaik dunia dan Eropa dalam dua tahun terakhir.

Semua negara yang datang ke Jerman boleh saja menggenggam ha-rapan jadi juara. Tapi laskar-las-kar elite yang paling diperhitungkan. Dan di antara mereka, Alberto Parreira pagi-pagi sudah mengingatkan, ”Kami tetap yang terbaik.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus