Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Indonesia

Egy Maulana Mau Main di Luar Negeri, Begini Harapan Kemenpora

Kemenpora berharap Egy Maulana Fikri menyelesaikan pendidikan di Sekolah Olahraga (SKO) Ragunan, Jakarta, sebelum bergabung dengan klub Eropa.

26 Februari 2018 | 17.57 WIB

Pemain Timnas U-19, Egy Maulana Vikri. (Tempo/Egi Adyatama)
Perbesar
Pemain Timnas U-19, Egy Maulana Vikri. (Tempo/Egi Adyatama)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga mengharapkan pemain sepak bola muda Indonesia Egy Maulana Fikri menyelesaikan pendidikan di Sekolah Olahraga (SKO) Ragunan, Jakarta sebelum bergabung dengan salah satu klub sepak bola di Eropa. Ia akan lulus pada tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Kalau Egy terlalu terburu-buru untuk menyepakati kontrak dengan klub di Eropa dan belum menyelesaikan sekolahnya, dia akan masuk ke akademi di sana karena usia masih di bawah 18 tahun," kata Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta dalam pembukaan pengukuhan Forum Pembina Sekolah Sepak Bola Indonesia (FOPSSI) di Jakarta, Senin.

Baca: Timnas U-23 Kalahkan Timnas U-19, Egy Maulana Vikri Cedera

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kemenpora, lanjut Isnanta, tidak menginginkan Egy hanya berpindah sekolah dari SKO Ragunan ke akademi di Eropa, tetapi berharap dapat segera bergabung dengan pemain-pemain pada tim sepak bola yang telah dipilihnya.

"Egy sebenarnya telah dipanggil untuk masuk dalam tim sepak bola nasional senior U-22 selain sebagai pemain dalam tim U-18. Dia sudah masuk dalam proses pemusatan pelatihan tim senior," kata Isnanta.

Setelah masuk sebagai salah satu pemain tim nasional senior, Isnanta mengatakan Egy harus mengikuti sejumlah latihan dan memundurkan jadwal kontrak dengan klub di Eropa pada Mei.

Baca: Kenapa Egy Maulana Jarang Diberi Kesempatan Main di Timnas U-23?

"Jika pemusatan latihan itu akan terus berlanjut sampai Asian Games, kami ingin Egy menomorsatukan kepentingan nasional sebagaimana komitmen awal. Lalu, Egy berhak untuk menggali ilmu dan pengalaman lebih baik di Eropa," kata Isnanta.

Kemenpora, menurut Isnanta, tidak memaksakan suatu klub sepak bola di Eropa bagi Egy dan mempersilakan pemain asal Sumatera Utara itu untuk mencari klub yang sesuai baginya. "Kami hanya tidak ingin Egy sampai di Eropa justru tidak sebagai pemain atau pemain cadangan mati. Lebih baik, Egy memilih ke klub yang memberikan 'jam terbang' lebih banyak untuknya," ujar Isnanta.

Baca: Diminati Klub di Eropa, Ini Pertimbangan Egy Maulana Vikri

Pada awal Januari, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyatakan dukungannya agar Egy bisa menaklukkan Eropa dan menjadi pemain profesional setelah menyelesaikan pendidikan di SKO Ragunan. "Pilihan Egy untuk memilih klub sepak bola dan negara tertentu di Eropa tentu ada pertimbangan seperti soal psikologis dan bahasa. Dia masih punya waktu satu hingga dua bulan untuk memutuskan klub dan negara pilihannya," kata Menpora.

Meskipun mendukung Egy Maulana Vikri untuk bermain secara profesional di Eropa, Menpora mengingatkan pemain berusia 17 tahun itu harus tetap kembali dan mendukung tim sepak bola nasional jika negara membutuhkannya. "Bermain dimana pun, itu adalah hak warga negara. Tapi jika timnas membutuhkan, termasuk dalam pertandingan Asian Games, Egy harus pulang dan membal timnas," kata Menpora.

Baca: Dapat Tawaran dari 6 Klub Eropa, Egy Maulana Vikri Temui Menpora

 
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus