Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - William Gallas adalah salah satu orang yang pernah mengkritik secara keras tim Prancis yang baru saja menjuarai Piala Dunia 2018 ini.
Baca: Inilah Para Juara Setelah Prancis Merebut Piala Dunia 2018
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gallas adalah mantan pemain Prancis ketika menjadi runner-up atau peringkat kedua Piala Dunia 2006. Beberapa waktu lalu, mantan bek tengah Chelsea dan Arsenal ini bukan tak percaya kepada skill atau keterampilan individu para pemain Prancis yang akan tampil di Rusia 2018.
Baca: Penyusup Pertandingan Final Piala Dunia 2018 Ternyata Anak Band
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mereka adalah para pemain muda yang hebat. Tapi, mereka butuh sosok pemain yang berkarakter kuat sebagai pemimpin di lapangan. Dan, hal itu tak ada pada mereka,” kata Gallas.
Baca: Laporan dari Rusia: Piala Dunia 2018 dan Pertemanan
Paul Pogba, bintang dengan harga termahal di dunia ketika direkrut kembali oleh Manchester United, bahkan sempat bermain labil menjelang tampil dalam putaran final Piala Dunia 2018.
Tapi, kritik dari Gallas dan sebagian pengamat lain tentang skuad muda Prancis ini gugur begitu tim berjuluk Les Bleus melangkah dengan stabil pada pergelaran di Rusia. Pemain senior, Hugo Lloris, 31, di bawah mistar memang tak istimewa. Tapi, kiper Tottenham Hotspur ini memberikan ketenangan kepada para juniornya di lapangan. Ia mungkin sosok kapten yang istimewa tapi efektif.
“Betapa luar biasa! Ini adalah tim muda, yang berada di puncak dunia,” kata Pelatih Prancis, Didier Deschamps, setelah membawa timnya mengalahkah Kroasia 4-2 pada final Piala Dunia 2018 Minggu tadi, 15 Juli.
“Beberapa adalah juara pada usia 19 tahun. Kami tidak memainkan pertandingan besar tetapi kami menunjukkan kualitas mental. Dan, kami berhasil mencetak empat gol. Mereka pantas menang,” Deschamps melanjutkan.
“Pasukan muda Prancis ini,” Dechamps meneruskan komentarnya, “sudah bekerja keras serta melalui momen-momen ujian yang berat sejak mereka dikalahkan Portugal pada final Piala Eropa 2016 yang berlangsung di negara mereka.”
“Kemenangan ini adalah bukan tentang saya. Ini tentang para pemain yang memenangi pertandingan. Selama 55 hari, kami banyak bekerja. Kami bangga menjadi Prancis, menadi Blues. Kemenangan pertandingan ini adalah untuk mereka. Jayalah Republik,” Deschamps menambahkan.
Untuk kedua kalinya setelah 1998, Prancis menjadi juara dunia. Pada pertandingan babak final Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Moskwa, Rusia, Minggu 15 Juli, Prancis mengalahkan Kroasia 4-2.
Didier Deschamps mengulangi suksesnya sebagai pemain pemain. Pada laga final Piala Dunia 1998 di Stade de France, Saint Dennis, Paris, Prancis, Deschamps tampil di lapangan sebagai kapten yang memimpin Zinedine Zidane dan kawan-kawan mengalahkan Brasil 3-0.
Deschamps menyusul jejak Frans Beckenbauer dari Jerman dan Mario Zagallo dari Brasil yang memenangi Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih.
Sama seperti pada Piala Dunia 1998, Prancis meraih suksesnya berkat gabungan di antara pemain dari berbagai asal dengan sebagiannya merupakan keturunan kaum imigran.
Kylian Mbappe, Ngolo Kante, Blaise Matuidi, dan Paul Pogba, misalnya, di skuad asuhan Deschamps sekarang mengingatkan kepada Lilian Thuram, Zinedine Zidane, Marcel Desailly, dan Youri Djorkaeff pada tim Les Bleus 1998.
Dalam pertandingan tadi malam di stadion nasional Rusia itu, gol pertama untuk keunggulan Prancis diawali dengan gol bunuh diri yang dilakukan penyerang Kroasia, Mario Mandzukic, pada menit ke-18. Mandzukic bermaksud bermaksud mengamankan bola dari tendangan bebas penyerang Prancis, Antoine Griezmann, dengan sundulannya. Tapi, tandukan Mandzukic justru menyebabkan bola melambung di atas jangkauan kiper Danijel Subasic dan masuk ke dalam gawangnya sendiri.
Pada menit ke-29, Kroasia berhasil menyamakan kedudukan melalui gol yang dicetak Ivan Perisic dengan tendangan kaki kirinya yang membobol gawang kiper Hugo Lloris.
Sembilan menit kemudian, Prancis unggul lagi melalui tembakan Antoine Griezmann melalui tembakan penalti. Hadiah penalti diberikan kepada Prancis setelah Perisic menghalau bola yang masuk ke dalam kotak penalti timnya dengan tangan. Hal itu diputuskan wasit setelah melihat rekaman dari perangkat Video Assistant Referee (VAR).
Dalam babak kedua, Prancis memperbesar keunggulan. Menit ke-59, gelandang Paul Pogba membobol gawang Kroasia. Pogba melepaskan tendangan keras di dekat kotak penalti Kroasia. Bola diblok lawan dan tapi kembali dikuasai Pogba. Gelandang Manchester United ini kemudian memperdayai kiper Kroasia dengan tendangan kaki kirinya.
Pada menit ke-65 giliran pemain sayap dari Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe, mencetak gol keempat keunggulan Prancis. Pada usia 19 tahun, Mbappe menjadi pemain remaja pertama yang mencetak gol pada final Piala Dunia sejak Pele melakukannya puluhan tahun lalu.
Empat menit kemudian, Mandzukic memperkecil ketertinggalan Kroasia dengan menjebol gawang Prancis dengan memotong umpan balik di lini belakang lawan.
Kedudukan 4-2 untuk kemenangan Prancis bertahan sampai wasit meniup peluit akhir pada menit ke-90+4 atau sampai injury time alias tambahan waktu berjalan selama 4 menit.
Baca: Hasil Piala Dunia 2018: Kalahkan Kroasia 4-2, Prancis Juara
Susunan pemain:
Prancis: Lloris, Pavard, Varane, Umtiti, Hernandez, Pogba, Kanté (Steven Nzonzi 55), Mbappé, Griezmann, Matuidi (Corentin Tolisson 75, Giroud (Nabil Fekir 82).
Kroasia: Subasic, Vrsaljko, Strinic (Marko Pjaca 82), Lovren, Vida, Rakitic, Modric, Brozovic, Perisic, Mandzukic, Rebic (Andre Kamaric 75).
Wasit: Nestor Pitana (Argentina)
Gol: Prancis: Mario Mandzukic (bunuh diri) 18, Antoine Griezmann penalti-38, Paul Pogba 59, Kylian Mbappe 65.
Kroasia: Ivan Perisic 28, Mario Mandzukic 69.
GUARDIAN | ESPN