Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Julukan 8 Pemain Diaspora Timnas Indonesia, Dari El Klemer, Profesor, Hingga El Nyengir

Para pemain keturunan atau diaspora Timnas Indonesia mendapat banyak sorotan warganet. Salah satunya adalah memberi julukan untuk pemain.

15 Oktober 2024 | 16.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Selebrasi pemain timnas Indonesia, Rafael Struick (kanan) dan Ragnar Oratmangoen, usai gol kedua Indonesia dalam pertandingan putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Bahrain, di Stadion Nasional Bahrain, Riffa, Bahrain, 10 Oktober 2024. Pertandingan berakhir imbang 2-2, setelah Bahrain mencetak gol penyeimbang di menit-menit akhir pertandingan. REUTERS/Hamad I Mohammed

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para pemain keturunan atau diaspora Timnas Indonesia mendapat banyak sorotan warganet. Banyak yang memuji dan mengidolakan mereka, meski tidak sedikit pula yang mengkritik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai salah satu bentuk perhatian, warganet Tanah Air memiliki panggilan kesayangan kepada para pemain diaspora yang terkadang terdengar kocak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Biasanya panggilan tersebut mengacu pada kepribadian masing-masing. Sejauh ini dari 14 pemain diaspora yang resmi bergabung, sebanyak delapan pemain di antaranya memiliki julukan unik dari warganet. Berikut daftarnya.

1. Jay Idzes (Bang Jay/Bang Jayadi)

Warganet Indonesia menjuluki Jay Idzes sebagai Bang Jay atau Bang Jayadi. Alasannya sederhana, agar panggilannya terdengar lebih melokal.

Kebetulan pula nama aslinya memang ada unsur “Jay”-nya. Bek yang saat ini memperkuat klub Liga Italia Serie A, Venezia FC, itu begitu bangga dengan julukan Bang Jay.

Pemain 24 tahun itu pernah menjelaskan kepada fans Venezia FC mengenai julukan tersebut. “Bang artinya saudara atau ‘bro’,” kata Jay dalam sebuah video saat berbincang dengan fans wanita Venezia.

Ekspresi kapten Timnas Indonesia, jay Idzes, seusai pertandingan putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Bahrain, di Stadion Nasional Bahrain, Riffa, Bahrain, 10 Oktober 2024. REUTERS/Hamad I Mohammed

2. Jordi Amat (Prince/Pangeran)

Jordi Amat dijuluki “Pangeran” oleh warganet karena memang memiliki darah biru. Bek kelahiran Canet de Mar, Spanyol, 21 Maret 1992, ini memiliki darah keturunan dari Raja Siau, Sulawesi Utara.

Jordi, yang kini memperkuat klub Malaysia, Johor Darul Ta’zim, mengaku mendapatkan cerita tentang darah raja yang mengalir dalam tubuhnya dari sang nenek. 

Namun, ia menilai darah raja di Indonesia tidak bisa disamakan dengan negara-negara yang menganut sistem kerajaan. “Saya juga tidak tahu fungsi dari darah raja yang saya miliki,” ujarnya.

3. Justin Hubner (Preman)

Bek muda ini dijuluki warganet sebagai “Preman”. Justin Hubner memang memiliki karakter keras bak preman saat tampil di lapangan. Kartu kuning jadi hal biasa baginya.

Warganet juga menjuluki pemain 21 tahun ini sebagai Sergio Ramos-nya Indonesia. Karakter main keras ini memang bisa membuat nyali lawan ciut, namun terkadang malah menjadi bumerang baginya.

Selain berpotensi mendapatkan kartu, juga membuat dirinya rentan cedera karena kerap terlibat kontak fisik dengan pemain lawan.  Tidak jarang pula Hubner mengekspresikan pernyataan kerasnya di media sosial pribadinya, yang terkadang agak blunder. 

Pemain timnas Indonesia Mees Hilgers saat latihan menjelang lawan Bahrain. Instagram

4. Mees Hilgers (El Nyengir)

Mungkin julukan yang diberikan warganet kepada Mees Hilgers paling lucu dibanding pemain diaspora lainnya, yakni El Nyengir. "Nyengir" merupakan kosakata bahasa gaul yang berasal dari kata cengar-cengir. Arti cengar-cengir menurut KBBI adalah tersenyum-senyum kecil atau tertawa-tawa kecil.

Hilgers memang terkenal dengan keramahannya. Bek FC Twente ini kerap melemparkan senyumannya dalam berbagai situasi. Lantaran sering terlihat tersenyum itulah, Hilgers, yang kini berusia 23 tahun, dijuluki El Nyengir. 

5. Thom Haye (Profesor)

Wajahnya terkesan "kebapakan" dibanding pemain Timnas Indonesia lainnya. Maklum, Thom Haye merupakan salah satu pemain paling senior di Skuad Garuda.

Usia Thom Haye saat ini 29 tahun, usia matang bagi seorang pemain sepak bola profesional. Kedewasaannya itulah salah satu alasan dirinya dijuluki Profesor oleh waraganet.

Sebenarnya Haye sudah lama mendapatkan julukan tersebut, bahkan sebelum ia menjalani proses naturalisasi. Hal itu terungkap dalam wawancara Thom Haye dengan akun Youtube Indosat Ooredo Hutchison.

Pemain Timnas Indonesia Thom Jan Haye (19) berusaha mencetak gol dalam pertandingan melawan Filipina pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2024. Dua gol timnas Indonesia dicetak oleh Thom Haye pada menit ke-31 dan Rizky Ridho pada menit ke-56. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Haye menjelaskan, julukan Profesor ia dapat dari klub sepak bola yang diperkuatnya di Belanda, NAC Breda (2020-2022). Menurut dia, julukan itu merujuk pada karakter Profesor dari serial La Casa de Papel. “Orang-orang di klub (Breda) bilang saya mirip The Professor," kata Haye.

6. Rafel Struick (El Klemer)

Julukan El Klemer disematkan oleh warganet kepada Rafael Struick karena penyerang 21 tahun ini terlihat kurus dan klemar-klemer. Apalagi, saat ia baru bergabung dengan Timnas Indonesia.

Klemar-klemer merupakan kosakata bahasa Jawa yang bisa berarti lemas, lesu, tidak bersemangat atau terlalu lambat. Seperti itulah warganet menilai pergerakan Struick saat bermain di lapangan, meski mungkin sekadar bercanda. 

Kenyataannya, kehadiran Struick di lini depan penting karena ia sebenarnya bisa bergerak lincah untuk membuka ruang bagi para pemain depan lainnya.

7. Ragnar Oratmangoen (Wak Haji)  

Dari deretan pemain naturalisasi yang memperkuat Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen satu-satunya yang beragama Islam. Itu sebabnya Ragnar, yang menjadi mualaf pada usia remaja, dijuluki Wak Haji oleh warganet.

Ketekunannya dalam beribadah juga membuat warganet terkesan dengan penyerang 26 tahun yang saat ini membela FC Dender itu.

Dalam lawatan ke Arab Saudi pada laga perdana penyisihan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ragnar bersama pemain beragama Islam lainnya juga menyempatkan diri menunaikan ibadah umrah. 

8. Sandy Walsh (Es Krim)

Sandy Walsh merupakan pemain yang cepat beradaptasi dengan lingkungannya. Bek berusia 29 tahun ini pernah dianggap sebagai jembatan antara pemain lokal dan diaspora. Walsh memang kerap menunjukkan sikap yang ramah dalam berbagai akun media sosial pribadinya. Termasuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia.

Julukan Es Krim disematkan oleh warganet. Itu bukan karena dirinya penggemar es krim, melainkan karena namanya mirip dengan merek es krim yang cukup dikenal di Indonesia.

Pesepak bola Timnas Indonesia Sandy Walsh (depan) berebut bola dengan pesepak bola Arab Saudi pada pertandingan babak pertama laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, Jumat 6 September 2024. ANTARA FOTO/HO-PSSI.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus