Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pendukung Timnas Islandia tumpah ke jalan-jalan ibu kota negara itu, Reykjavic, juga di seluruh penjuru negeri untuk merayakan keberhasilan lolos ke Puala Dunia 2018. Mereka larut dalam kegembiraan yang meluap-luap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Islandia menjadi negara terkecil yang lolos ke sebuah putaran final Piala Dunia, karena hanya berpenduduk 330 ribu orang. Negara paling kecil sebelumnya yang maju ke putaran final Piala Dunia adalah Trinidad & Tobago, yang pada Piala Dunia 2006 memiliki jumlah penduduk 1,3 juta jiwa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Islandia memastikan diri merebut tiket ke putaran final tahun depan di Rusia setelah menaklukkan Kosovo 2-0. "Anda bercanda! Kita akan ke Piala Dunia!" seru seorang komentator televisi setempat begitu peluit panjang tanda pertandingan berakhir ditiup wasit. Setelah itu seketika setelah itu kembang api menyeruak dari stadion nasional Laugardalsvollur.
"Islandia ke Piala Dunia," teriak para pengunjung American Bar yang merupakan bar olah raga terbesar di pusat kota Reykjavik. Di luar bar hujan mengguyur kota, tapi di dalam bar suasana malah panas.
"Negara terkecil yang lolos ke Piala Dunia, ini sureal," seru pendukung bernama Gunnar Atli Thorodssen. "Saya harus segera pesan tiket ke Rusia."
Seusai laga kandang melawan Kosovo, di televisi tampak kapten tim Aron Gunnarsson terlihat bercampur baur dengan penonton di stadion untuk menyampaikan tepuk tangan tradisional khas Viking.
Ulah mereka ditiru oleh para penonton yang berada di bar yang sudah pasti akan mewarnai pula putaran final di Rusia tahun depan. Pemandangan itu sudah pernah terlihat pada Piala Eropa di Prancis tahun lalu ketika Islandia menjungkalkan Austria dan Inggris untuk mencapai delapan besar.
"Piala Dunia, Pele, Maradona dan Aron Einar Gunnarsson," kata pelatih Islandia, Heimir Hallgrimsson. Di belakang dia, para pemain menyanyikan "Feroalok", lagu tim, yang artinya "Saya di rumah".
Gunnarsson tak punya keraguan bahwa Piala Dunia adalah tempat yang semestinya untuk Islandia yang beberapa waktu lalu mendapat peringkat 22 dunia dari FIFA.
"Omong kosong? Saya tak tahu jika ini omong kosong," kata dia. "Setelah kami kalah melawan Kroasia (pada playoff Piala Dunia 2014) kami memutuskan membidik kualifikasi berikutnya. Menurut saya kami berada di grup paling keras, tapi kami memutuskan untuk menuntaskan saja."
Di dalam bar, muncul harapan agar tim bergabung dengan pendukung di pusat kota demi merayakan sukses ini dengan mengenakan jersey merah, putih dan biru. Bahkan turis-turis turut bergembira.
"Kini kita akan ke Piala Dunia, tak disangka. Saya masih tak mempercayainya," kata Arni Thor Arnason sembari mengangkat gelas berisi bir, seperti dilaporkan Reuters.
Bar-bar di Reykjavik biasanya tutup sebelum tengah malam, tetapi pesta masih terus berlanjut dini hari. Hari lolosnya ke Piala Dunia 2018 memang sangat layak dirayakan dengan perarayaan lebih spesial.