Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Jepang, Akira Nishino, menyebut kekalahan 2-3 yang dialami timnya dari Belgia pada laga babak 16 besar Piala Dunia 2018 sebagai tragedi. Jepang memang hampir saja lolos ke babak 8 besar setelah sempat unggul 2-0 terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nishino mengatakan bahwa suasana ruang ganti Jepang sangat muram pasca pertandingan. Seluruh skuad Samurai Biru sangat kecewa hingga tak bisa berbuat apa-apa karena gagal melaju ke babak 8 besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya harus memerintahkan kepada para pemain untuk segera mandi karena mereka hanya berdiri di sana tak bisa melakukan apa-apa," ujarnya dalam konferensi pers pasca pertandingan.
"Saya sebenarnya tak ingin mengakui kekalahan ini, tetapi ini adalah tragedi. Kami harus menerima kekalahan ini sebagai fakta. Kami hancur lebur, kami sangat kecewa," lanjutnya.
Perasaan kecewa yang mendalam itu, menurut Nishino, muncul karena para pemain telah menunjukan kemampuan terbaiknya dan telah menampilkan performa yang luar biasa. Karena itu, meskipun banyak pihak memuji performa Jepang, menurut dia, kekalahan itu tetap saja tak bisa dianggap sebagai sebuah kesuksesan.
"Tak hanya bermain baik, tetapi kami seharusnya bisa memenangkan laga ini. Kami ingin menang, tim kami cukup kuat dan kami bisa mengimbangi Belgia dan saya yakin kami bisa mengalahkan mereka," ujarnya.
Nishino pun mengatakan bahwa kegagalan Jepang tersebut merupakan kegagalan dirinya sebagai seorang pelatih. Dia tak ingin para pemainnya disalahkan karena kekalahan itu.
"Ketika mereka mencetak gol pertama saya bertanya kepada diri saya sendiri apakah saya mengontrol pertandingan ini dan karena itu saya harus disalahkan, bukan para pemain," ujarnya. "Saya menyalahkan diri saya sendiri karena saya mempertanyakan taktik yang saya buat."
"Saya ingin para pemain Timnas Jepang memiliki mentalitas berbeda. Saya berpiki kami akan sukses jika memiliki pendekatan mental yang berbeda, tetapi ada sesuatu yang hilang dalam kemampuan tenaga kami," lanjutnya.
Jepang mampu mengimbangi permainan Belgia pada babak pertama. Setelah bermain 0-0 pada separuh pertandingan, Genki Haraguchi yang menerima umpan dari Takashi Inui memecah kebuntuan Jepang pada menit ke-48. Empat menit berselang mereka bahkan unggul lewat tendangan jarak jauh Inui.
Naas bagi Jepang, Belgia mampu menciptakan tiga gol dalam 25 menit terakhir pertandingan. Bek Jan Vertonghen membuka keran gol skuad asuhan Roberto Martinez disusul oleh Marouane Fellaini dan Nacer Chadli pada masa perpanjangan waktu.
ESPN FC