Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsitektur

Berita Tempo Plus

<font face=arial size=1 color=#ff9900>Kampung Budaya Sindangbarang</font><br />Dari Pantun Lahirlah Kampung

"Di sini kami bukan membangun sebuah kerajaan baru. Hanya agar masyarakat tahu, dulu daerah ini pusat Kerajaan Pajajaran."

9 Januari 2012 | 00.00 WIB

<font face=arial size=1 color=#ff9900>Kampung Budaya Sindangbarang</font><br />Dari Pantun Lahirlah Kampung
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Achmad Mukami Sumawijaya, 41 tahun, punya ide gila. Dia ingin membangun kembali perkampungan dengan arsitektur Sunda Bogor di Sindangbarang, Bogor. Kampung tersebut luluh-lantak dihajar lahar letusan Gunung Salak pada 1699. Keinginan menghidupkan kembali kampung tertua di Bogor ini terinspirasi pentas seni Sunda saat Achmad bekerja di Manado. "Waktu itu saya menonton gamelan Sunda. Juru kawihnya bule dan sangat Sunda. Saya sedih, kok orang luar saja mencintai budaya Sunda," ujarnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus