Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Achmad Mukami Sumawijaya, 41 tahun, punya ide gila. Dia ingin membangun kembali perkampungan dengan arsitektur Sunda Bogor di Sindangbarang, Bogor. Kampung tersebut luluh-lantak dihajar lahar letusan Gunung Salak pada 1699. Keinginan menghidupkan kembali kampung tertua di Bogor ini terinspirasi pentas seni Sunda saat Achmad bekerja di Manado. "Waktu itu saya menonton gamelan Sunda. Juru kawihnya bule dan sangat Sunda. Saya sedih, kok orang luar saja mencintai budaya Sunda," ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo