Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sheila on 7 menggelar konser bertajuk “Tunggu Aku” di lima kota termasuk Medan. Lokasinya di Pangkalan Udara Soewondo, Medan Polonia pada 14 September 2024.
Dinas Pariwisata Kota Medan menyatakan, konser Sheila on 7 itu dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke ibu kota Provinsi Sumatra Utara itu. “Industri pariwisata berpotensi naik dan sektor seperti perhotelan juga akan meningkat,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Medan Yuda Setiawan di Medan, sebagaimana dilansir dari Antara Rabu, 17 April 2024.
Dipilih menjadi lokasi konser grup musik asal Yogyakarta, Lanud Soewondo Medan adalah tempat penting dan bersejarah. Apa saja fakta menariknya?
1. Menjadi lebih luas karena penutupan Bandara Polonia
Pangkalan TNI Angkatan Udara (AU) Soewondo (sebelumnya bernama Lanud Medan) adalah Pangkan Militer yang terletak sekitar 2 kilometer dari pusat kota Medan. Pangkalan TNI Angkatan Udara Soewondo, sebelum 2013 berada dalam satu kawasan dengan Bandara Internasional Polonia Medan.
Polonia adalah bandara sipil yang dikelola oleh pihak Angkasa Pura II. Bandara ini melayani penerbangan ke kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Batam dan lainnya. Juga beberapa penerbangan ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, hingga Thailand (Bangkok)
Namun pada 25 Juli 2013 lalu, Bandara Polonia resmi ditutup dan dipindahkan ke Bandara Kualanamu Internasional di Deli Serdang. Dengan demikian seluruh kawasan eks Bandara Polinia diserahkan sepenuhnya kepada pihak TNU AU dan menjadi satu kesatuan dengan Lanud Soewondo.
2. Asal Muasal Nama Soewondo
Melansir dari koopsud1.tni-au.mil.id pada masa pemberontakan PRRI di Medan, para pemberontak menjadikan Lanud Medan sebagai sasaran tembakan hingga hampir melubangi landasan dan gudang senjata. Mujurnya kala itu, pesawat-pesawat telah lebih dulu diterbangkan meninggalkan Medan.
Sehari pasca serangan pemberotak ke Lanud Medan, keesokan paginya dilakukan serangan balasan oleh AURI dengan membombardir tempat pengunduran pasukaan pemberontak di jalan Binjai stasion pemancar RRI dengan tiga pesawat Mustang yang salah satu penerbangnya adalah Letnan Udara II Soewondo.
Pasukan pemberontak dibawah pimpinan Letkol Nainggolan akhirnya lari menuju daerah Tapanuli untuk bergabung dengan pasukan pemberontak lain di Sumatera Barat di bawah pimpinan Ahmad Husein.
Siang harinya, Soewondo pada periode kedua terbang melakukan pengejaran, namun naas Soewondo terbang terlalu rendah dan tertabrak oleh anak buah Nainggolan di Desa Tangga Batu Tapanuli, insiden tersebut membuat Soewondo gugur. Sebelum jenazahnya dijemput oleh personel AURI dari Lanud Medan, anak buah Nainggolan masih sempat melaksanakan penghormatan militer kepada Almarhum Soewondo di dekat reruntuhan pesawatnya. Untuk mengenang jasa Letnan Udara II Soewondo tersebut namanya kemudian diabadikan menjadi nama Perumahan TNI Angkatan Udara Soewondo.
Lebih Lanjut, berdasarkan Keputusan Kasau Nomor Perkasau/40/V/2012, tanggal 22 Mei 2012, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat, pada 28 September 2012 meresmikan penggatian nama Lanud Medan, menjadi Lanud Soewondo. Nama Lanud Medan dirubah menjadi Lanud Soeweondo agar semua lanud milik TNI AU memakai nama pahlawan Nasional dari TNI AU.
3. Lanud Soewondo Bakal Direlokasi
Dilansir dari kemhan.go.id rencana relokasi Lanud Soewondo menjadi sebuah kebutuhan mengingat area di sekitar wilayah operasi penerbangan TNI AU sudah tidak ideal lagi. Hal ini karena area tersebut saat ini telah menjadi wilayah pemungkiman penduduk, sehingga tidak sesuai dengan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP).
Pertimbangan lainnya adalah kebijakan dari Pemda Kodya Medan yang menetapkan bahwa lokasi sekitar Lanud Soewondo di Kecamatan Polonia sebagai kawasan Central Business District (CBD)- kebijakan ini menyusul perpindahan Bandara Polonia (sipil) ke Kualanamu pada 2023. Dengan kondisi itu, maka operasional penerbangan di Lanud Soewondo berpotensi membahayakan lingkungan sekitar.
4. Pesawat Hercules Jatuh di Dekat Lanud Soewondo
Pesawat Hercules jatuh di Jalan Jimin Ginting Medan Kabupaten Karo kilometer 10,5. Pesawat milik Tentara Nasional Angkatan Udara itu terbang dari Lanud Soewondo menuju Natuna, Kepulauan Riau, Selasa siang 30 Juni 2015
Pesawat itu terbang pada pukul 11.48 WIB dengan sprint terbang nomor SPT 117/VI/2015. Tipe pesawat nahas adalah C 130 dengan nomor pesawat A 1310 serta mengangkut 101 penumpang dan 12 kru pesawat dan jatuh di wilayah pemungkiman penduduk hingga menewaskan warga sipil dan militer.
NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI | ANTARA | GRACE GANDHI
Pilihan Editor: Daftar Lengkap Harga Tiket Konser Sheila on 7 Tunggu Aku di 5 Kota Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini