Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsitektur

Agar desain lebih total peresmian di slipi jaya plaza

Gubernur dki jakarta wiyogo atmodarminto meresmikan gedung jakarta design center di jakarta. pusat informasi interior dan arsitektur. didukung hampir semua sektor. bursa desain & pengadaan bangunan.

24 Maret 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH gedung masif di bilangan Slipi, Jakarta, diperkenalkan sebagai Jakarta Design Centre disingkat JDC. Ketika diresmikan Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto, Jumat pekan lalu, ada disebut-sebut pula nama: Pusat Desain Terpadu. Bangunan apakah ini? Apa boleh buat, kedua nama itu tidak mampu mengisyaratkan sesuatu citra populer. Sulit membayangkan kegiatan di gedung seluas (total) 20.201 meter persegi itu. Tapi JDC memang sarana macam baru. Bahkan di lingkungan Asia Tenggara belum dibangun pusat kegiatan semacam ini. JDC bukan sekadar pusat perbelanjaan produk-produk desain seperti banyak disangka orang. Pusat Desain Terpadu ini sekaligus sebuah pusat informasi desain bagi para perancang, walau informasi itu tidak meliputi semua jenis desain. "Seperti kebanyakan design center di luar negeri, kami mengutamakan desain yang berkaitan dengan bangunan," kata arsitek Eddy W. Utoyo, salah seorang konseptor Pusat Desain Terpadu itu. Di JDC, kata arsitek lulusan Jerman itu, bisa didapatkan informasi tentang semua kegiatan membangun. Karena sifat informasi itu, kegiatan utama JDC adalah pameran. Lantai pertama dan lantai kedua gedung berlantai 7 itu khusus diperuntukkan pameran berkala dengan tema tertentu. Pameran semacam ini, misalnya pameran mebel, sudah sering diselenggarakan, tapi terpencar-pencar dan sering di ruang-ruang darurat. Di JDC ruang pameran seluas masing-masing sekitar 2.500 meter persegi itu dirancang khusus. Di lantai tiga, terdapat 41 ruang pajang (show room). Di sini para produsen bahan dan perlengkapan bangunan memperagakan produk mereka. Bisa ditemukan, misalnya, ruang pajang perangkat kamar mandi dan dapur, genting, ubin keramik, dan juga bahan konstruksi bangunan. Di lantai empat terdapat 68 unit ruang pajang yang kurang lebih sama. Namun, pada lantai ini, produk yang diperagakan lebih ditekankan pada perlengkapan interior (ruang dalam). Dari mulai mebel sampai benda-benda pajangan. Separuh dari lantai lima masih ruang pajang. Di sini terdapat enam model interior rumah berskala 1:1 (mock up). Yang kini sedang dipamerkan, interior rumah tinggal seluas 150 meter persegi dengan enam gaya. "Di masa mendatang kami akan memamerkan model interior lainnya, misalnya praktek dokter, kamar hotel atau lobi kantor," kata Utoyo. Bagian lain dari lantai lima diisi dengan kantor-kantor perwakilan perusahaan real estate. Di sini bisa didapat semua informasi tentang rumah yang dijual. Bahkan transaksi, lengkap dengan proses bank, bisa dilakukan. JDC memang diharapkan menjadi tempat terjadinya transaksi. Namun, transaksi ini bersifat kompleks, tidak seperti biasanya konsumen membeli bahan bangunan di toko. Di JDC calon pemilik rumah berhadapan langsung dengan produsen. Kendati yang melakukan pembelian adalah kontraktor, pemilik rumah bisa memutuskan pilihan bersama arsitek atau perancang interior yang mendampinginya. "Di luar negeri, seperti umpamanya di Amerika Serikat, design center seperti ini tidak terbuka untuk umum," kata Ir. Meilono Soewondo, Direktur JDC. Pengunjungnya, menurut Meilono, hanya arsitek, perancang interior, atau desainer lainnya. Di negara maju, memang kelompok profesional inilah yang menentukan pilihan. Pada masyarakat kita pengambilan keputusan itu berbeda. Pemilik gedung atau pemilik rumah biasanya yang memberikan keputusan terakhir. "Ini sebabnya kami membuka JDC untuk umum." kata Meilono. Namun, JDC juga menyediakan sarana yang memungkinkan terjadinya komunikasi kaum profesional yang bukan untuk awam. Misalnya di antara arsitek, perancang interior, produsen bahan bangunan, kontraktor, developer, dan investor. Sarana ini, balai pertemuan kelompok-kelompok profesi yang terletak di lantai 6. Meliputi pusat informasi masalah bangunan, auditorium untuk seminar dan pertemuan dan sarana rekreasi di lantai 7. Disadari atau tidak JDC melakukan semacam rekayasa unsur-unsur pengadaan bangunan yang kini terpencar-pencar. Di sini para perancang bisa memberikan input pada produsen bahan bangunan dalam mengembangkan desain produknya. Di samping itu, mereka bersama developer dan kontraktor bisa mendapat informasi tentang berbagai produk baru. Komunikasi di antara kelompok-kelompok profesi ini memungkinkan desain bangunan menjadi lebih total. Hasil rekayasa itu, selain kemajuan, juga kualitas yang menguntungkan masyarakat. Manfaat JDC nampaknya segera disadari semua pihak yang terkait dalam kegiatan bangun-membangun. Setahun sejak dipasarkan seluruh unit ruang pajang telah terisi. Utoyo memperkirakan, 60% lebih pranata pengadaan bangunan di Jakarta bergabung dengan JDC. "Kalau tidak sampai 50% kami tidak berani menyebut JDC sebagai Pusat Desain Terpadu," katanya. Kelengkapan dan dukungan membuat JDC potensial untuk menjadi bursa desain dan pengadaan bangunan. Di Pusat Desain Terpadu ini bisa dimonitor trend bangunan, kemajuan teknologi bangunan, dan juga konsepsi-konsepsi baru. "Kami belum berpikir sebegitu jauh," kata Meilono. "Kami hanya menyediakan fasilitas dan berusaha agar gedung yang kami sewakan mempunyai arti dan menguntungkan penyewa." Inilah JDC, sebuah ikhtiar praktis yang bernaung di bawah gagasan cemerlang Jim Supangkat, Sri Pudyastuti R.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus