Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Aksi Gila Dua Detektif Berlanjut

Menikmati perdebatan konyol detektif Mike Lowrey dan Marcus Burnett dalam Bad Boys: Ride or Die.

9 Juni 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Film Bad Boys: Ride or Die. Sony Pictures Entertainment

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Film terbaru Bad Boys, Bad Boys: Ride or Die, tayang di bioskop pekan ini.

  • Kelanjutan petualangan detektif Mike Lowrey dan Marcus Burnett yang selalu menghibur.

  • Bad Boys: Ride or Die menuai pujian karena sajian komedi maksimal.

"Bad boys, bad boys. What'ca gonna do? What'ca gonna do when they come for you?" Potongan lirik lagu berjudul Bad Boys karya grup band reggae Jamaika, Inner Circle, yang dirilis pada 1987 itu kembali menggema di bioskop-bioskop Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu, 5 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sesuai dengan judulnya, lagu ini menjadi nyanyian tema waralaba film Bad Boys terbaru, Bad Boys: Ride or Die. Film ini masih dibintangi duo aktor Will Smith sebagai detektif Mike Lowrey dan Martin Lawrence sebagai detektif Marcus Burnett.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam film Bad Boys keempat ini, cerita Mike dan Marcus lebih kompleks. Dari hangatnya keluarga mereka sampai problem teramat besar yang berkaitan dengan sindikat narkoba kelas kakap.

Film ini dibuka dengan gambaran kehidupan santai di pantai-pantai di Kota Miami. Seperti biasa, kehidupan kota di selatan Negara Bagian Florida itu diidentikkan dengan perempuan-perempuan muda berbikini. Sebuah pemandangan biasa dalam waralaba film Bad Boys

Adegan berganti ketika kedua detektif itu mampir di sebuah minimarket. Di tengah perdebatan konyol Mike dan Marcus, muncul seorang perampok berpistol yang berusaha menguras isi lemari kasir.

Bagi si perampok, hari apes memang tidak ada di kalender. Alih-alih untung, ia justru terkapar setelah kakinya didor. Sebuah adegan singkat tapi terasa Bad Boys banget.

Film Bad Boys: Ride or Die. Sony Pictures Entertainment

Problem utama dalam film ini muncul ketika ada sindikat narkoba besar yang memfitnah mendiang atasan Mike dan Marcus. Almarhum polisi nan jujur itu difitnah menerima aliran dana haram perdagangan narkoba hingga jutaan dolar Amerika Serikat.

Berniat membersihkan nama mendiang atasan, detektif Mike dan Marcus malah terjerumus ke dalam praktik licik gembong narkoba. Nyawa mereka pun bagai telur di ujung tanduk.

Secara garis besar, Bad Boys: Ride or Die menjadi film laga yang seru nan menyenangkan. Cerita pertempurannya pun bukan sekadar polisi melawan gembong narkoba. Sebab, alur ceritanya berkembang hingga perang antargeng. Ya, meski perang antargengnya tidak seseru dan sepelik film Bad Boys II yang dirilis pada 2003. Kala itu, adegan perang antargeng narkoba terjadi cukup lama dan intensif. 

Namun, untuk adegan baku tembak, secara kualitas seri Ride or Die lebih unggul dibanding film-film sebelumnya. Sebagai contoh, pengambilan sudut gambar kamera dibuat via berbagai gaya. Mulai dari sudut pandang para tokohnya, berputar mengelilingi arena pertempuran, dari drone tempur yang dipakai polisi untuk memberantas mafia narkoba, sampai pengambilan gambar dari kamera closed-circuit television atau CCTV. Baku tembak yang cukup sadis membuat film ini sangat layak mendapat rating usia 17 tahun ke atas.

Salah seorang penonton, Mukti Ginanjar, merasa puas atas adegan tembak-tembakan dalam film Bad Boys keempat ini. Sebagai fan Bad Boys, Mukti menganggap adegan laga dalam Ride or Die menjadi yang terbaik dibanding film sebelumnya.

"Sebelumnya saya pikir Bad Boys II yang terbaik karena ada perang geng dan penyerbuan di Kuba. Tapi yang ini (film terbaru) lebih seru," kata pria berusia 37 tahun itu saat ditemui di salah satu bioskop di Jakarta Pusat, Kamis lalu.

Namun ada hal lain yang menjadi ciri khas sekaligus hiburan utama bagi penggemar waralaba Bad Boys. Apalagi kalau bukan chemistry antara Mike dan Marcus. Sebagai rekan kerja yang sudah kenal selama puluhan tahun, tentu kedekatan mereka tak diragukan lagi.

Uniknya, kedekatan Mike dan Marcus diwujudkan dalam percakapan dan perdebatan di sepanjang film. Tentu saja bukan perdebatan penting dalam menyusun strategi menumpas musuh. Perdebatan mereka justru datang dari pembahasan yang enggak masuk akal, bahkan cenderung konyol. Namun itulah hiburan esensial dari film berdurasi 115 menit ini. 

Penonton lain, Destiana, mengaku sangat terhibur oleh obrolan Mike dan Marcus di sepanjang film. Menurut perempuan berusia 39 tahun ini, perdebatan tokoh yang diperankan Will Smith dan Martin Lawrence itu mengalir seperti tanpa skenario.

"Memang mereka berdua nyawa dari Bad Boys sampai film keempat," kata Destiana.

Menariknya, aksi duet tidak hanya tergambar di depan kamera. Di balik kamera pun, ada duet sutradara Adil El Arbi dan Bilall Fallah yang memimpin jalannya produksi film sejak 2018. Ini adalah kesempatan kedua bagi mereka menyutradarai film waralaba Bad Boys.

Film Bad Boys: Ride or Die. Sony Pictures Entertainment

Sebelumnya, duet sutradara asal Belgia itu dipercaya menggarap Bad Boys for Life yang tayang pada 2020. Adil dan Bilall sukses besar kala itu. Betapa tidak, film ketiga Bad Boys itu laku di bioskop Amerika Serikat hingga internasional dengan meraih pendapatan hingga US$ 426 juta atau lebih dari Rp 6 triliun. Bad Boys for Life bahkan jadi salah satu film terlaris pada 2020.

Bagi keduanya, catatan tersebut sangat mengesankan. Betapa tidak, Bad Boys for Life menjadi film Hollywood pertama yang mereka kerjakan sepanjang karier. Catatan lain, pendapatan mencapai US$ 426 juta itu mereka peroleh pada saat bisnis film dunia sedang lesu akibat pandemi Covid-19.

Dalam film teranyar, mereka kembali mendapat pujian karena mampu menyuguhkan film Bad Boys yang paling komedi. Sutradara Bilall Fallah mengaku sengaja memasukkan bumbu guyon yang banyak untuk film terbaru mereka.

"Kami benar-benar ingin membuat film yang menyenangkan bagi penonton di bioskop dan bagi diri kami sendiri. Di dunia saat ini, kami butuh film yang menyenangkan seperti itu," tutur Bilall dikutip dari The Hollywood Reporter.

Sementara itu, Adil El Arbi menyebutkan sejatinya cerita dan segala aspek pendukung dalam film Bad Boys: Ride or Die hanyalah elemen pelengkap. Sebab, inti dari film ini adalah persahabatan unik Mike dan Marcus.

"Anda bisa memasukkan keduanya dalam cerita apa pun, termasuk fiksi ilmiah, atau kisah apa pun, selama ada Mike dan Marcus. Penonton pasti ingin sekali menonton reaksi dan perdebatan di antara mereka."

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus