Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Angkat Bahasa Makassar, Film Keluar Main 1994 Tayang di Bioskop Mulai 28 Maret 2024

Film besutan Ihdar Nur, Keluar Main 1994 adalah hasil produksi DL Entertaiment dan Finisia Production, sebuah rumah produksi yang berada di Makassar.

19 Maret 2024 | 05.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Film bernuansa anak sekolah dengan mengangkat Bahasa Makassar, Sulawesi Selatan akan mewarnai perfilman Indonesia. Film besutan Ihdar Nur, Keluar Main 1994 adalah hasil produksi DL Entertaiment dan Finisia Production, sebuah rumah produksi yang berada di Makassar.

Keluar Main 1994 Angkat Bahasa Makasar

Film ini akan tayang sepuluh hari lagi di bioskop, tepatnya pada 28 Maret 2024 dengan mengangkat bahasa dan logat daerah Makassar yang begitu kental didengar penonton. Film yang ditulis Elvin Miradi dan diproduseri oleh David Tjioe dan Liani Kawati ini mengambil Pelawak Tunggal atau komika asal Sulawesi Selatan, Arif Brata sebagai pemeran utamanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arif Brata merupakan komika jebolan Stand Up Comedy Indonesia Makasar, sehingga ia memiliki karakter pas untuk memerankan dan mendalami karakter Ibo dengan logat bahasa yang sering ia bawakan sehari-hari. Film bergenre drama komedi ini juga diperankan aktor-aktor lainnya seperti Adi Surya, Oki Palu, Arie Kriting, Alisa Safitri, serta deretan aktor dan aktris lainnya yang berdarah Makassar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Trailer film itu telah dirilis DL Entertaiment di kanal Youtube Finisia Production sebulan lalu. Kentalnya bahasa dan cerita yang diperankan oleh masing-masing karakter membuat film ini seakan punya nyawanya tersendiri. Film yang bercerita tentang Ibo, remaja yang bermimpi menjadi seorang pemain sepak bola profesional. Namun, impian Ibo untuk menjadi pemain sepak bola profesional tidak mendapat dukungan dari orang tuanya. 

Sinopsis Film Keluar Main 1994

Satu-satunya hal yang menyenangkan bagi Ibo di dunia ini adalah bermain sepak bola. Ibo dan teman-teman dekatnya: Puding, Ippang, dan Concong sering bermain bersama di sore hari. 

Namun, hal ini tidak disetujui oleh ayah Ibo, Pak Karim, yang menuntut Ibo untuk lebih fokus belajar agar bisa menjadi insinyur seperti bos-bosnya di kantor. Atas desakan orang tuanya, Ibo akhirnya mengikuti bimbingan belajar. 

Ternyata salah satu pengajar di sana adalah Vivi, seniornya di sekolah yang selama ini ia taksir. Ibo menjadi semangat belajar di bimbingan belajar tersebut, bahkan Vivi menyempatkan diri untuk mengajari Ibo secara khusus di luar bimbingan belajar karena Vivi memang suka mengajar. 

Ketika diadakan turnamen sepak bola di sekolah, Ibo dan teman-temannya sangat antusias. Namun kesibukan Ibo belajar dengan Vivi membuat teman-teman Ibo kesal.

Ibo tidak pernah datang berlatih, padahal lawan terberat mereka, kelas 3 IPA 1, berisi beberapa pemain hebat. Ibo pun harus memilih antara mengejar prestasi akademik, memenangkan turnamen sepak bola atau memenangkan hati Vivi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus