Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komedian Udin Penyok kembali lewat layar lebar setelah lama tak terdengar di industri hiburan. Bukan dengan komedi tunggal atau peran jenaka di sinetron, melainkan sebagai penjaga makam dalam film horor Jagal Teluh. Ia beradu akting dengan komedian Mastur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Banyak yang bilang saya lama enggak muncul, tapi sebenarnya saya tetap aktif di dunia komedi, lebih banyak off-air,” kata Udin kepada Tempo, Kamis, 27 Februari 2025 melalui wawancara daring. Tawaran ini datang dari sutradara George Hutabarat dan produser Suhita Kusuma Wardhani yang percaya ia bisa menghidupkan karakter tersebut.
Ada faktor lain yang membuatnya tertarik,yaitu kedekatan tema film dengan latar belakangnya sebagai orang Jawa dan kepercayaan terhadap klenik. “Dari kecil saya sudah sering dengar cerita tentang teluh dan santet,” ujarnya. Peran ini juga memberinya kebebasan dalam membangun karakter, yang semakin meyakinkannya untuk bergabung.
Tantangan Menyeimbangan Horor dan Komedi
Horor dan komedi bukan kombinasi baru dalam perfilman Indonesia, tapi menggabungkan keduanya tetap menjadi tantangan tersendiri untuk Udin. “Menggabungkan suasana tegang dengan humor itu sulit, tapi justru menarik,” kata Udin.
Bersama Mastur, karakter yang ia perankan dalam Jagal Teluh bukan sekadar komedi slapstick, melainkan lebih ke karakter jenaka. “Dulu film horor Indonesia sering ada unsur komedi, dan menurut saya itu bikin film jadi lebih segar,” ujarnya menambahkan. Karakter yang Udin perankan bukan sekadar pengocok perut, melainkan ceroboh, sok pintar, tapi sering salah langkah.
Teror di Balik Obsesi Kecantikan
Di balik lapisan horor dan humor, Jagal Teluh membawa cerita yang lebih kompleks. Film ini mengikuti perjalanan Saida (Selvi Kitty), perempuan yang sejak kecil dikucilkan karena luka di wajahnya. Luka itu bukan sekadar cacat fisik, melainkan sumber stigma yang menutup banyak peluang dalam hidupnya.
Terobsesi mengubah nasib, Saida mencari jalan mistis. Ia menemui Ki Ageng (Kelono Gambuh) untuk menjalani ritual pemujaan, yang syaratnya tak ringan: menemukan perempuan berambut panjang yang meninggal sebelum melahirkan. Saida dibantu adiknya, Mahira (Elina Joerg), dalam misi kelam itu. Saat ritual terpenuhi, perubahan fisik Saida membuatnya tampak sempurna.
Namun, kesempurnaan itu tak membawa kebahagiaan. Alih-alih puas, ia justru tenggelam dalam ambisi balas dendam terhadap mereka yang pernah menghina dan menyakitinya. Di sisi lain, Mahira menyimpan amarah yang perlahan terkuak. Manipulasinya membuat hubungan mereka sebagai saudara semakin tegang.
Film ini menjadi proyek pertama dari kolaborasi Suhita Zenza Sinema, Seroja Intermedia, dan Majas Picture, dengan George Hutabarat sebagai sutradara. Di balik nuansa mistis, Jagal Teluh menyelipkan kritik sosial tentang standar kecantikan dan bagaimana obsesi terhadapnya bisa berujung pada tragedi. Jagal Teluh bisa ditonton di bioskop mulai Kamis, 27 Februari 2025.