Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dunia produksi film sedang gencar-gencarnya memilih libur lebaran sebagai momen merilis film terbaru mereka. Namun, produser film asal Indonesia, Chand Parwez Servia memilih merilis film Dua Hati Biru setelah libur lebaran usai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Para produser itu pingin mainnya di hari lebaran ya, konon katanya kalau lebaran banyak orang punya duit untuk nonton bioskop," kata Parwez di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan pada Kamis, 4 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Parwez mengungkapkan alasannya memilih 17 April 2024 atau tepatnya sepekan setelah lebaran untuk merilis film sekuel Dua Garis Biru itu di bioskop Tanah Air lantaran lebaran merupakan momen besar merayakan silaturahmi bersama keluarga. "Silaturahmi dulu bareng keluarga, baru kita hangatkan bioskop dengan Dua Hati Biru," kata pemilik Starvision Plus itu.
Momen Pas untuk Menonton Dua Hati Biru
Menurutnya, film ini lebih enak diresapi setelah lebaran. Ia menyangkal perilisan usai lebaran demi menghindari persaingan bersama film-film horor terkenal, semisal Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari.
"Kalau lebaran kita identik dengan meminta maaf, sudahkah kita meminta maaf kepada anak kita? Saya rasa memang butuh momen yang pas untuk hal ini, makanya film ini tidak hanya berhenti di momen lebaran saja, kita harapkan di setiap harinya," katanya.
Karena tayang setelah lebaran, Parwez berharap nantinya masih ada tiket flash sale yang dibuka untuk masyarakat luas sebelum lebaran tiba. "Semoga saja tiket flash sale masih ada agar semua bisa nonton Dua Hati Biru," tuturnya. Tiket film Dua Hati Biru sudah bisa dibeli pada Jumat, 5 April 2024.
Sinopsis Dua Hati Biru
Dua Hati Biru akan melanjutkan kisah yang berfokus pada dua remaja yang bernama Bima dan Dara. Mereka harus menjadi orang tua muda setelah Dara hamil sebelum menikah saat mereka masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Setelah anak mereka yang diberi nama Adam lahir, Bima memutuskan mengambil tanggung jawab untuk membesarkan anaknya seorang diri. Sementara itu, Dara memilih untuk pergi ke Korea Selatan guna melanjutkan pendidikannya.
Di film ini, cerita akan dimulai dari Bima yang menikmati peran barunya sebagai seorang ayah. Dia pun terlihat bahagia meski membesarkan anak tanpa bantuan istri. Namun, hal tersebut berubah ketika sebuah pertanyaan terlontar dari mulut Adam.
Suatu hari, Dara kembali ke Indonesia. Dia juga kembali kepada Bima setelah menjalani pernikahan jarak jauh selama beberapa tahun. Bahkan, Dara juga memutuskan untuk ikut merawat anak semata wayangnya, Adam.