Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Debat capres hari ini, Ahad, 4 Februari 2024 pukul 19.00 WIB dilakukan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Komisi Pemilihan Umum atau KPU menetapkan topik debat mengenai Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia dan juga Inklusi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Semoga tidak hanya membahas kebudayaan dari segi komoditi pariwisata saja, atau mengangkat topik pemajuan kebudayaan untuk semata menghasilkan individu yang berprestasi secara internasional,” kata Rangga Bhuana, sutradara Teater Koma, kepada Tempo.co Jumat, 2 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut putra pegiat teater Nano Riantiarno dan Ratna Riantiarno ini, “Saya belum bisa melihat secara lebih luas karena ini hanya dari kacamata pegiat seni pertunjukan teater non-tradisional, yang kadang cukup banyak dipinggirkan, tapi selalu dibebani jargon industri kreatif,” kata dia.
Harapan lain yang disampaikan budayawan Embie C. Noer, debat capres kali ini menjadi puncak pilihan capres-cawapres mana yang layak memimpin bangsa ini.
“Saya berharap apa yang disampaikan capres-cawapres untuk Kebudayaan menjadi titik puncak yang akan menjelaskan, capres-cawapres mana yang layak untuk memimpin bangsa Indonesia yang sedang dilanda bencana kebudayaan akut ini,” kata Embie, saat dihubungi Tempo,co, Sabtu, 3 Februari 2024.
Embie kemudian menjelaskan bencana kebudayaan akut yang disebutnya tadi. “Ketika budaya ekonomi dan politik mendestruksi tatanan sosial ekonomi kemudian mengancam keterpurukan pada seluruh sendi-sendi kehidupan,” ujarnya.
Sebelumnya, KH D Zawawi Imron sastrawan dan budayawan mengharapkan adanya pembahasan mengenai adanya Kementerian Kebudayaan yang mandiri dalam debat capres pamungkas.
“Perlunya Kementerian Kebudayaan yang tidak membonceng pada Kementerian Pendidikan,” katanya saat dihubungi Tempo.co, pada Kamis, 1 Februari 2024.
Ia mengatakan, “Ya, dulu zaman Pak Harto ada wacana Menteri Muda Kebudayaan. Tapi hanya wacana, bahkan sampai era reformasi pun tak ada lagi wacana itu,” kata dia. “Malah kebudayaan memboceng pada Kementerian Pariwisata,” ujarnya.
Penerima penghargaan National Writer's Award SATUPENA 2021 Akmal Nasery Basral Akmal menyampaikan harapannya.
“Harapan saya, ketiga paslon punya strategi kebudayaan yang mampu mensinergikan keunggulan puncak-puncak budaya Indonesia dengan arus deras budaya dunia, tanpa membuatnya menjadi dikotomi yang saling menegasikan,” kata penulis beberapa novel ini.
Menurut penerima Anugerah Sastra Andalas 2022 untuk kategori budayawan dan sastrawan nasional ini, bonus demografi Indonesia saat ini yang ditandai dengan semakin banyaknya Gen Y dan Gen Z membuat identitas nasional mengalami tantangan jauh lebih berat dibandingkan yang pernah dihadapi generasi-generasi sebelumnya.
Sastrawan Yanusa Nugroho mengingkan debat capres itu mengangkat kebudayaan lebih luas lagi. “Aku berharap ada yang mengangkat 'pendidikan bangsa'. Karena kebudayaan itu identik dengan pendidikan, terutama intelegensi dan spiritualitas. Semoga,” kata dia.
Adakah harapan lainnya? Yanusa tertawa. “Sudah, ah.. yang itu saja belum tentu ada. Nanti kebanyakan berharap, malah banyak kecewa,” ujar penggagas konsep pertunjukan wayang kulit televisi Kalasena bersama Ki Manteb Soedharsono yang diangkat ke layar lebar dan diputar di Glassgos University, Skotlandia.