Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 menjadi cerita baru percintaan Dilan.
Penyegaran maksimal film keempat dari novel karya Pidi Baiq.
Percintaan lucu masih menjadi nyawa film keempat semesta Dilan.Â
Dilan kini berbeda. Meski masih memakai jaket army berbahan jin dan scarf berkelir merah yang mengikat di leher, dia bukan Dilan yang dulu. Dilan muncul lagi dalam film terbaru, Ancika: Dia yang Bersamaku 1995. Film lokal ini baru dirilis pada Kamis, 11 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tokoh Dilan tidak lagi diperankan Iqbaal Ramadhan, aktor yang teramat lekat dengan sosok Dilan sejak film Dilan 1990 (2018), Dilan 1991 (2019), dan Milea: Suara dari Dilan (2020). Kini Dilan diperankan Arbani Yasiz.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejatinya, pergantian aktor pemeran tokoh utama bukan peristiwa baru di dunia perfilman Indonesia. Secara teknis, jika kualitas akting aktor baru mumpuni, itu tak akan jadi masalah. Masalah justru hadir di benak penonton lantaran emosi yang kadung menyatu antara aktor dan karakter film tersebut.
Hal inilah yang dialami sejumlah penonton, terutama pencinta berat film Dilan. Seperti Keinara Putri, yang sempat waswas saat hendak masuk ke studio di salah satu bioskop di Jakarta Pusat, Jumat, 12 Januari lalu. Perempuan berkerudung 31 tahun itu khawatir sosok Dilan yang ia kenal berubah drastis.
"Takut Dilan enggak ada rasa atau jiwanya seperti film sebelumnya," kata Keinara sembari tertawa.
Perasaan harap-harap cemas juga dialami Desideria Nesiana. Perempuan berambut pendek sebahu itu gelisah Arbani Yasiz tak cukup baik memerankan Dilan. "Kalau itu terjadi, Dilan sudah berakhir," ujar perempuan 27 tahun yang disapa Nesa itu.
Setelah 100 menit durasi film, keduanya merasa lega. Kekhawatiran mereka dibantah kenyataan. Menurut Keinara dan Nesa, secara kualitas akting, Arbani mampu tampil dengan sangat baik. Memang Dilan ala Arbani berbeda dengan Dilan versi Iqbaal Ramadhan.
Namun, menurut mereka, Dilan yang sekarang terasa lebih luwes. Sesuai dengan usia karakter yang semakin bertambah dan pendidikannya kini di bangku kuliah, Dilan terlihat semakin dewasa. "Sifatnya sudah tidak keras lagi seperti zaman masih SMA," tutur Keinara.
Menurut Keinara, Arbani justru sukses melanjutkan karakter Dilan. Aktor 29 tahun itu tidak terkurung dalam pakem Dilan ala Iqbaal. Walaupun ada beberapa tingkah konyol dan playboy yang masih terjaga pada Dilan yang sekarang.
Azizi Shafaa Asadel (kiri) berperan sebagai Milea dan Arbani Yasiz sebagai Dilan dalam film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995. Dok. MD Pictures
Uniknya, setelah menonton Ancika: Dia yang Bersamaku 1995, Keinara justru berpikir Arbani sejatinya lebih cocok memerankan tokoh Dilan. Maklum, selain menonton film, Keinara membaca novel karya Pidi Baiq itu.
"Justru Arbani ini yang ada di benak saya ketika baca novelnya. Tapi ini subyektif sekali," katanya.
Adapun Nesa menganggap Dilan versi Arbani menunjukkan perilaku lain yang belum pernah terlihat dalam film-film sebelumnya. Salah satu sikap itu adalah Dilan sudah pandai memahami kesalahan dan meminta maaf. Bahkan kata maaf itu terucap saat Dilan melakukan kesalahan receh.
Hal itu terbukti saat Dilan kerap menjaili Ancika hingga membuat perempuan berambut pendek tersebut marah besar. Seketika Dilan meminta maaf dengan berbagai cara, bahkan dengan siasat yang di luar nalar.
"Ini berbeda ketika masih bersama Milea. Dilan saat itu keras. Jangankan meminta maaf, terkadang ia tidak pernah merasa bersalah," ujar Nesa.
Cara Dilan memperlakukan Ancika juga enak ditonton. Karakter Dilan masih mempertahankan sifat genit dan pandai merayu perempuan. Cara Dilan mendekati hingga meluluhkan hati Ancika pun menyenangkan untuk ditonton.
Sementara itu, penonton lain, Martia Wahyuni, justru memuji cara Arbani menampilkan Dilan saat berbicara dengan logat Sunda. Menurut Tia—demikian Martia kerap disapa—Arbani menyuguhkan dialek Sunda yang lebih renyah ketimbang Dilan versi Iqbaal.
"Sebenarnya Dilan versi Iqbaal sudah oke saat pakai bahasa Sunda. Tapi yang ini (Dilan versi Arbani) lebih natural saja. Ini simpel, tapi kena banget," katanya.
Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 menceritakan perjalanan cinta Dilan setelah perpisahan dengan Milea. Dilan, yang sudah berkuliah, bertemu dengan Ancika Mehrunisa Rabu, perempuan 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA. Meski berbeda usia cukup jauh, Ancika justru punya sifat yang dewasa.
Itulah yang membuat Dilan jatuh hati. Awalnya, Ancika tidak suka kepada Dilan. Namun, berkat perjuangan dan aksi genitnya, Dilan sukses memikat Ancika.
Selain Arbani, pemeran Ancika, Azizi Asadel alias Zee JKT48, juga layak mendapat pujian. Perempuan 19 tahun itu mampu mengemban tugas berat sebagai pemeran utama dalam film lanjutan Dilan. Di atas kertas, ia harus mampu menjadi magnet baru, menggantikan posisi Milea.
Cuplikan film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995. Dok. MD Pictures
Zee sukses menghadirkan tokoh Ancika yang sungguh berbeda dari Milea. Bahkan aktingnya tanpa bicara, seperti saat menatap Dilan dengan dingin dan angkuh, layak diberi kredit positif. Selain sifat dingin dan dewasa, Zee masih bisa mengeluarkan sisi tomboi pada diri Ancika.
Zee mengaku sempat merasakan tekanan batin yang sangat besar saat menerima tawaran sebagai pemeran Ancika. Namun, seperti tertantang, Zee berupaya keras menyatu dengan peran Ancika, misalnya menyesuaikan tampilan fisik. Ia harus diet demi menurunkan berat badan hingga 3 kilogram.
Zee juga harus memotong rambutnya lantaran Ancika adalah perempuan berambut pendek. "Saya sebetulnya suka banget dengan cerita Ancika ini. Jadi sayang banget kalau enggak jadi jalan (memerankan Ancika)," kata Zee.
Sebelas-dua belas dengan Zee, Arbani pun merasakan tekanan yang teramat berat. Bagai disambar petir di siang bolong, ia mendapat mandat dari Pidi Baiq untuk memerankan Dilan. Arbani mengaku sempat bimbang saat menerima peran ini.
Ia takut gagal melanjutkan peran yang selama ini dibangun Iqbaal Ramadhan. Beruntung ia mendapat dukungan penuh dari Pidi dan sutradara Benni Setiawan. Arbani masih ingat betul petuah dari sutradara yang menenangkan hatinya. Intinya, sang sutradara mengatakan karakter film itu yang memilih pemain, bukan aktor yang memilih peran karakter dalam film.
Sutradara juga melarang Arbani menonton tiga film Dilan sebelumnya. Alasannya, sutradara tidak ingin Arbani meniru Iqbaal saat memerankan Dilan. "Takutnya nanti saya mainnya jadi kaku. Enggak bisa natural lagi mainnya," kata Arbani.
Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 menjadi pilihan menarik untuk menikmati libur akhir pekan. Film yang mendapat nilai 8,7/10 di situs web IMDb ini juga masih mendapat kesempatan tayang yang banyak di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia.
INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo