Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Amsterdam - Dua benda koleksi Museum Sonobudoyo, Yogyakarta ikut ambil bagian dalam pameran besar di museum utama Belanda. Koleksi itu termasuk dua dari sekitar 75 benda perunggu dari sembilan negara Asia yang dipajang dalam pameran seni Aziatisch brons. 4000 jaar schoonheid (Perunggu Asia: Keelokan 4.000 Tahun) di Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda yang dimulai pada 27 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Belum pernah Rijksmuseum berkolaborasi dengan negara-negara Asia dalam skala sebesar ini," kata Direktur Rijksmuseum, Taco Dibbits, dalam konferensi pers di Amsterdam, Rabu, 25 September 2024. "Kami bersyukur bisa menampilkan banyak mahakarya Asia di Eropa untuk pertama kalinya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu koleksi utama dari pameran ini adalah genta Kalasan dari Museum Sonobudoyo, yang dipajang di tengah-tengah ruang pameran yang bertema "Geluid" (Bunyi). Genta berkepala singa ini diperkirakan pernah digunakan di sebuah wihara di kawasan Kalasan, Jawa Tengah pada abad ke-9 atau ke-10. Obyek ini disebut sebagai "salah satu lonceng terbesar dan paling kaya dekorasi dari zaman Jawa kuno".
Keistimewaan lain dari genta ini adalah, "Dekorasinya yang amat khas Jawa dan kondisinya yang terpelihara begitu baik," kata William Southworth, konservator seni Asia Tenggara di Rijksmuseum, kepada Tempo.
"Kami begitu gembira bahwa Sonobudoyo berkenan meminjamkan obyek ini," kata William, satu dari empat kurator pameran ini. "Ini adalah pertama kali lonceng ini dipamerkan di Belanda."
Seorang karyawan Rijksmuseum meneliti penempatan sebuah patung Buddha dari abad ke-12 atau ke-13 asal Thailand dalam pameran Perunggu Asia: Keelokan 4.000 Tahun di Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda, 27 September 2024. Rijksmuseum/Kelly Schenk
Selain genta Kalasan, Museum Sonobudoyo juga meminjamkan sebuah lampu minyak dari abad ke-8 atau ke-9 kepada Rijksmuseum, museum utama Belanda yang didatangi 2,7 juta pengunjung pada tahun 2023. Empat obyek lain asal Indonesia juga ikut menyemarakkan pameran ini, yakni tiga dari koleksi Rijksmuseum dan satu dari Museum Guimet, museum seni Asia di Paris, Prancis.
Pameran ini memajang benda-benda perunggu dari masa berabad-abad sebelum Masehi hingga abad ke-21. Selain dari Indonesia, benda-benda dalam pameran ini juga memamerkan patung Buddha dan Hindu hingga perkakas sehari-hari dari India, Cina, Jepang, Thailand, Vietnam, Pakistan, Nepal, dan Korea Selatan. Pameran ini akan dibuka pada 27 September 2024 dan akan berlangsung sampai 12 Januari 2025.
Pilihan editor:
- Belanda Kembalikan Lagi Ratusan Benda Rampasan Perang ke Indonesia
- Diana Suhardiman: Perempuan Indonesia di Pucuk Lembaga Penelitian Belanda
- Kebangkitan Sayap Kanan Eropa. Apa Penyebabnya?
- Kontroversi istilah periode "Bersiap" sebagai periode kekerasan Belanda di masa perang kemerdekaan Indonesia