Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

27 Maret 2021 | 10.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 27 Maret 1961, Institut Teater Internasional atau ITI dan berbagai komunitas teater di Paris, Prancis membentuk Hari Teater Sedunia. Peringatan tersebut bertujuan untuk menyampaikan kepada dunia tentang pentingnya teater bagi dunia, peduli terhadap pesan-pesan yang terkandung di dalam pertunjukan teater, membantu komunitas teater di dunia dan membentuk komunitas teater lebih luas.

Teater bahkan sudah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM). Sedangkan untuk di Yunani Teater masuk pada 800-277 SM. Dalam bahasa Yunani, teater berasal dari kata theaomai atau melihat, kemudian berkembang menjadi theatron atau gedung pertunjukan.

Perkembangan teater yang kemudian ada Hari teater Sedunia tidak berhenti di daerah itu saja, bahkan di Indonesia sendiri, teater berkembang pada zaman Hindu. Kasim Achmad dalam bukunya Mengenal Teater di Indonesia (2006), Pada zaman itu, ada tanda-tanda bahwa unsur-unsur teater tradisional banyak digunakan untuk mendukung upacara ritual.

Munculnya teater diberbagai daerah Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi dan sikap budaya masyarakat, serta sumber dan bagaimana proses teater itu hadir di daerah tersebut. Adapun beberapa teater di Indonesia seperti Longser, Wayang Orang, Lenong, dan Ketoprak.

Longser

Teater ini merupakan seni pertunjukan asli daerah Jawa Barat. Di dalam pertunjukan biasanya pemeran menampilkan tarian, lawak, nyanyian. Dalam penampilannya, Longser diisi oleh beberapa pemain alat musik, ronggeng atau penari wanita, dan seorang pelawak atau badut yang nantinya akan memimpin rombongan longser diatas panggung.

Dalam pertunjukan ini, pemeran yang paling penting keberadaannya adalah seorang pelawak atau badut. Mereka merupakan perajut cerita di dalam pertunjukan dan biasanya membawakan tema kehidupan sehari-hari, seperti peternakan, perkebunan, hingga perkawinan.

Wayang Orang

Wayang Orang merupakan pertunjukan yang berkembang di dalam keraton atau istana raja-raja di Jawa. Wayang Orang diambil dari pertunjukan Wayang Kulit, namun Wayang Orang diperankan oleh manusia. Pertunjukan ini berkembang pesat pada 1900-1940.

Untuk teknis dan struktur pertunjukan, Wayang Orang tidak jauh berbeda dengan Wayang Kulit. Tokoh yang digunakanpun tetap sama yaitu Mahabarata dan Ramayana. Tidak hanya itu, urutan adegan, pola dialog, dan elemen pertunjukan juga memiliki persamaan.

Baca: 27 Maret, Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan pesan Perdamaian di Dunia

Lenong Betawi

Pertunjukan ini merupakan teater asli daerah Jakarta yang menampilkan tokoh-tokoh petarung melegenda, seperti si Pitung, Ayub Jago Betawi, hingga si Jampang. Dalam pertunjukannya Lenong diiringi musik dari Gamelan seperti, gambang, kromong, suling, tekyang, cecer, gong, sukong, dan Kong ah yan.

Untuk cerita dalam pertunjukannya, Lenong tidak membatasi alur cerita sesuai kebudayaan Betawi saja. Sebab, dalam perkembangannya Lenong juga memasukkan unsur dari Eropa, seperti properti Rumah misalnya. Tidak hanya itu untuk unsur musikpun Lenong juga memasukkan musik-musik dari masyarakat Cina.

Ketoprak

Pertunjukan teater jenis ini mulanya seni teater yang berkembang di tengah-tengah kehidupan rakyat biasa, namu kepopulerannya tumbuh di kawasan-kawasan istana kerajaan. Teater ini muncul di daerah Surakarta dan Yogyakarta. Dalam perkembangannya Ketoprak dibagi menjadi 3 periode yaitu, Ketoprak Lesung, Peralihan dan Gamelan.

Teater Ketoprak juga turut melahirkan bentuk seni baru seperti campur sari. Hal ini tidak lepas dari Teater Ketoprak yang selalu menampilkan nyanyian yang diiring musik-musik gamelan, menjadi kekayaan seni pertunjuukan panggung di Hari Teater Sedunia.

GERIN RIO PRANATA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus