Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Konser orkestra bertajuk An Anime Symphony yang digelar oleh Jakarta Concert Orchestra (JCO) sukses menjual 2.000 tiket hanya dalam waktu beberapa menit saja. Konser akan digelar Sabtu, 9 Desember pukul 15.30 dan 19.30 WIB di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertunjukan JCO kali ini menjadi magnet antusiasme para penggemar anime Jepang. Tim penyelenggara konser An Anime Symphony menyebut mereka tidak berekspektasi akan tanggapan penggemar anime yang membludak, baik di penjualan tiket maupun lewat komentar media sosial yang menunjukkan semangat mereka war tiket.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Terus terang begitu baca komentar di Instagram itu saya sudah ketar-ketir jujur. Kayak waduh segitu antusiasnya orang-orang ini yang penikmat musik ini. Kayaknya agak beda. Biasanya kalau yang (penonton musik) klasik kan kalem-kalem gitu ya. Tiba-tiba daat penonton yang kayak gini. Senang banget ya,” tutur Avip Priatna, Direktur Musik dan Konduktor JCO di pertemuan pada Kamis, 7 Desember 2023.
500.000 Orang Berburu Tiket Konser An Anime Symphony
Tercatat lebih dari 500.000 orang mengunjungi laman pembelian tiket dan beberapa orang menulis keluh-kesah dan saran mereka lewat komentar Instagram resmi Jakarta Concert Orchestra.
“Day 2 bisa yuk. Show 1 websitenya enggak siap, Show 2 baru sedetik keduluan calo. Bikin Day 2 tapi sistemnya yang udah beli show sebelumnya enggak bisa beli lagi, biar yang belum dapat, ada kesempatan,” tulis sora***. “Banyak yang enggak dapat tiket, termasuk saya. Mau dong extend pertunjukannya ke pertunjukan 3,” tulis gea***.
“Hati-hati ya guys, saranku jangan dibeli itu tiket-tiket calo. Biar rugi wkwk. Di Twitter baru sejam habis war aja udah pada WTS, ketahuan banget kalau mereka calo. Jangan dibeli, biar tau rasa,” tulis su_r***. “Enggak dapat min banyak calo,” tulis livv***. “Minn :(( tolonglah masa enggak sampai semenit habis hitungan detik,” tulis sanc***.
Jakarta Concert Orchestra Antisipasi Calo Tiket
Perihal antisipasi calo, JCO diwakili oleh PR Resonanz Music Ossy Indra Wardhani menjelaskan bahwa mereka awalnya tidak siap akan menumpuknya entri tiket di situs web, terutama untuk penjualan pertunjukan pertama yang dilakukan di laman web JCO.
“Tapi memang semua harus menyetorkan identitas. Itu jadi satu hal yang membuat ada satu slide yang bikin orang males untuk jadi calo,” ucap Ossy.
Untuk penjualan tiket pertunjukan kedua, mereka pada akhirnya bekerja sama dengan tiket.com yang pembeliannya dibatasi 2 tiket per orang, serta harus menyetorkan identitas.
Ossy menambahkan, “Setelah itu filter ketiga, ketika mereka sampai (lokasi), QR Code-nya mereka harus tukar dulu dengan tiket sebelum masuk ke dalam pertunjukan. Apabila identitasnya tidak sama, itu nanti kita mintakan surat kuasa. Jadi kita memang ada beberapa layer yang mempersulit calo mau beli, dan teman-teman yang membeli dengan calo.”
Keberadaan calo dalam sebuah konser seyogyanya tidak bisa dibatasi secara penuh, tetapi tim penyelenggara menyediakan layer-layer untuk meminimalisasi tiket calo.
“Kalau buat kita sebetulnya satu (hal), tiketnya ada yang beli. Cuman memang takutnya ada yang enggak datang, gitu. ya amit-amit sih ya, mudah-mudahan semua yang dibeli itu memang bisa ditonton,” Avip menanggapi.
Konser Anime Perdana Jakarta Concert Orchestra
Konsep anime dipilih sebagai angin segar bagi JCO yang belum pernah memasukan musik anime dan orkestra. Meski berupa orkestra, 25 lagu yang dibawakan akan dimainkan persis seperti lagu aslinya, hanya saja dalam kemasan orkestra dan paduan suara.
“Saya selalu membebaskan kepada manager (orkestra) untuk silakan berkreasi, ‘Kita bikin yang baru dong, masa orkestra selalu dengan cara yang sama.’ (Tapi) untuk yang ini saya spesial (bilang) jangan diubah. Saya akan membuat versi yang lebih baik, tapi tidak dengan mengubahnya,” pungkas Avip.
Sebanyak dua puluh lima lagu dari berbagai soundtrack film dan series anime ikonik akan dibawakan oleh Jakarta Concert Orchestra seperti dari karya Studio Ghibli dalam film "The Boy and the Heron", "Nausicaä of the Valley of the Wind", "Howl's Moving Castle", "Spirited Away", "Kiki's Delivery Service". Lalu Moonlight Densetsu dari series "Sailor Moon", We Are! dari series "One Piece", Detective Conan Main Theme dari series "Detective Conan", Doraemon no Uta dari series "Doraemon”, dan lainnya.
GABRIELLA KEZIAFANYA BINOWO