Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sosok

Jejak Panjang 9 Nama Wali Songo: Dakwah Bukan Sembarang Dakwah

Wali Songo berasal dari 2 kata, Wali dan Songo, Wali dari bahasa Arab, bentuk dari waliyullah, yaitu seseorang yang mencintai dan dicintai Allah SWT.

7 April 2022 | 23.29 WIB

Sejumlah warga melepas Luwur atau kain mori penutup makam Sunan Kudus untuk diganti dengan yang baru saat prosesi buka luwur di Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah, Kamis 20 Agustus 2020. Tradisi yang digelar setahun sekali yang bertepatan pada tanggal 1 Muharam atau Satu Sura tersebut untuk memperingati Haul (wafat) Sunan Kudus merupakan salah satu wali sembilan (wali songo) tokoh penyebaran agama Islam di Jawa. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Perbesar
Sejumlah warga melepas Luwur atau kain mori penutup makam Sunan Kudus untuk diganti dengan yang baru saat prosesi buka luwur di Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah, Kamis 20 Agustus 2020. Tradisi yang digelar setahun sekali yang bertepatan pada tanggal 1 Muharam atau Satu Sura tersebut untuk memperingati Haul (wafat) Sunan Kudus merupakan salah satu wali sembilan (wali songo) tokoh penyebaran agama Islam di Jawa. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Terdapat 9 tokoh legendaris wali yang menyebarkan Islam di Indonesia khususnya Pulau Jawa, tak lain para ulama berjuluk Wali Songo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas XII.Karya, Drs. Imam Subchi, MA "Wali songo secara sederhana artinya sembilan orang yang telah mencapai tingkat wali, suatu derajat tingkat tinggi yang mampu mengawal babahan hawa sanga (mengawal sembilan lubang dalam diri manusia), sehingga memiliki peringkat wali."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Wali Songo sejak abad 14 dan 15 masehi.

Keistimewaan yang dimiliki oleh Wali Songo disebut-sebut setara nabi. Hal yang membedakannya adalah mereka tidak menerima wahyu, namun mendapatkan karomah. Yaitu suatu kemampuan di luar kebiasaan manusia dan tentu saja ilmu agama Islam mereka tinggi.

Julukan Wali Songo berasal dari dua kata, yaitu Wali dan Songo. Kata Wali berasal dari bahasa Arab, suatu bentuk  dari waliyullah, yang memiliki arti orang yang mencintai dan dicintai Allah SWT.

Kemudian Songo berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti sembilan. Sehingga jika digabungkan, memiliki arti sembilan orang yang mencintai dan dicintai Allah.

Beriku daftar nama dan jejak Wali Songo beserta nama asli dan daerah dakwah ajarannya :

  1. Maulana Maghribi

Nama aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim. Diperkirakan lahir di Uzbekistan, Asia Tengah. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni Desa Sembalo, desa yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar, 9 kilometer utara Kota Gresik.

Selesai membangun pondokan tempat belajar agama di Leran, ia wafat pada tahun 1419. Makamnya terdapat di kelurahan Gapurosukolilo, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

  1. Sunan Ampel

Semula bernama Raden Rahmat dan merupakan putra dari Syekh Maulana Malik Ibrahim. Sunan Ampel datang ke Pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama adiknya Sayid Ali Murtadho.

Nama Ampel diambil dari daerah bernama Ampel Denta, daerah rawa yang dihadiahkan raja Majapahit kepadanya. Di tempat inilah, ia memulai aktivitasnya mendirikan pesantren Ampel Denta, dekat dengan Surabaya. Ia wafat pada tahun 1491 M dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.

  1. Sunan Bonang

Sunan Bonang adalah anak dari Sunan Ampel atau cucu dari Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Mulanya, ia berdakwah di Kediri yang mayoritas penduduknya beragama Hindu.

Kemudian, menetap di Desa Bonang, Lasem, Jawa Tengah. Di sana, Sunan Bonang mendirikan pesantren yang dikenal sebagai Watu Layar. Ia kemudian wafat pada tahun 1525 M dan dimakamkan di Tuban, sebelah barat Masjid Agung.

  1. Sunan Drajat

Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Syarifuddin. Beberapa sumber sejarah menyebutkan bahwa ia adalah putra dari Sunan Ampel. Ia berdakwah ke sebuah desa bernama Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Kemudian, mendirikan mushola atau surau yang dimanfaatkan sebagai tempat berdakwah.

  1. Sunan Giri

Wali Songo selanjutnya adalah sahabat dari Makhdum Ibrahim yang semula bernama Raden Paku. Sunan Giri memilih sebuah tempat yang letaknya di bukit sebelah selatan Kota Gresik, yaitu bukit Giri pada tahun 1481 M sebagai pusat berdakwah di Jawa Timur.

Berikutnya: Kemudian dia mendirikan pondok pesantren dengan...


Kemudian, ia mendirikan sebuah pondok pesantren dengan nama Pesantren Giri.

  1. Sunan Kalijaga

Ia merupakan tokoh wali songo yang paling terkenal di antara sembilan wali lainnya. Nama kecilnya adalah Jaka Said dan diyakini lahir pada 1401. Daerah tempat berdakwahnya tidak terbatas karena ia merupakan seorang mubalig keliling.

Namun, Sunan Kalijaga lama menetap di Kadilangu, Demak. Di sana, ia berperan aktif dalam pendirian Masjid Agung Demak dan menentukan kiblat agar sesuai dengan arah Ka'bah.

  1. Sunan Kudus

Memiliki nama asli Ja'far Shodiq. Tidak ada bukti tahun berapa Sunan Kudus tiba di Kudus pertama kali, namun saat itu wilayah Kudus masih dikenal dengan nama Kota Tajug.

Saat itu, Kudus masih didominasi oleh penganut agama Hindu dan Budha. Sebab itulah, Sunan Kudus menerapkan strategi dakwah dengan menghargai adat istiadat yang lama dianut warga sekitar. Bentuk masjid yang dibangun juga tidak berbeda jauh bentuknya dari candi milik orang Hindu.

  1. Sunan Muria

Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga. Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, yang berjarak sekitar 18 kilometer ke utara Kota Kudus.

Cara berdakwahnya berbeda dengan sang ayah. Ia lebih memilih daerah yang sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam. Ia menyebarkannya lewat para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata.

  1. Sunan Gunungjati

Mulanya bernama Syarif Hidayatullah. Ia mendapat tugas untuk berdakwah di daerah Cirebon. Di sana, Sunan Gunungjati mendirikan kerajaan Cirebon dan melepaskan diri dari pengaruh Pajajaran.

Hal ini membuat Sunan Gunungjati menjadi satu-satunya wali songo yang juga memiliki kedudukan sebagai raja.

Kesuksesan Wali Songo dalam berdakwah, bukan serta merta tanpa melalui proses yang panjang. Tentunya dilalui dengan kerja keras, ikhlas, peleburan diri mereka dengan budaya, dan karakter masyarakat setempat.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus