Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Koran Tempo edisi akhir pekan pada 16 Desember lalu sempat mengulas soal bagaimana menggaet pembaca di era digital. Rupanya banyak cara yang dilakukan pihak penerbit agar buku-buku yang mereka terbitkan bisa menarik perhatian pembaca saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Editor Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Katerine Gabby, menunjukkan buku karya ilustrator dan penulis Naela Ali berjudul Things and Thoughts I Drew When I was Bored, yang belum lama ini diluncurkan. Buku tersebut menyedot perhatian pembaca lantaran memadukan antara tulisan dan gambar yang penuh warna. Apalagi ilustrator tersebut lebih dulu mengakrabkan diri lewat media sosial dengan 60 ribu pengikutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melihat animo yang besar, KPG membuka penawaran terbatas berupa paket kenang-kenangan karya Naela sebanyak 200 buah. Isinya terdiri atas artbook, tote bag, dua lembar kartu pos, buku catatan, dan dompet kecil. "Semua ludes terjual hanya dalam waktu dua jam," ucap Gabby saat dijumpai di kantornya, Palmerah, Jakarta Selatan.
Editor KPG lainnya, Anida Nurrahmi, mengimbuhkan, strategi pemasaran dirancang agar buku tidak hanya menarik mereka yang sudah mencintai buku, tapi juga menggaet mereka yang belum gemar membaca. "Dengan membaca buku yang menarik, diharapkan mereka terus mencintai buku," kata Anida.
Selain langkah-langkah di atas berikut ada juga beberapa cara yang biasanya kerap ditemukan para pembaca untuk mengetahui ada buku atau bacaan baru apa saja yang ditawarkan untuk mereka.
Bookstagram
Bookstagram merupakan komunitas pembaca buku yang merambah ke Instagram. Kini, pembaca dan penulis tidak perlu lagi merencanakan temu tatap muka untuk membicarakan atau mengulas buku. Akun tersebut hampir seluruhnya berisi foto-foto buku dengan tampilan artistik. Adapun isi percakapannya seputar buku yang sedang dibaca, koleksi buku yang dimiliki, atau tantangan berfoto dengan buku yang sedang diikuti.
Penerbit sudah mulai memanfaatkan media ini untuk mempromosikan buku-bukunya. Beberapa bookstagram yang populer di Indonesia antara lain @NovelAddict dengan 22 ribu pengikut, @bookish_indonesia dengan 5.000 pengikut, @khiknots dengan 4.000 pengikut, dan @abookable dengan 2.000 pengikut. Biasanya mereka akan menggunakan tanda pagar #bookstagram.
Book Trailer
Promosi buku tak melulu dalam bentuk teks. Belakangan, promosi buku sudah mulai masuk dalam bentuk gambar bergerak atau video pendek. Video tersebut akan menampilkan cerita di balik penulis hingga potongan isi buku yang divisualisasikan dalam bentuk gambar atau potongan adegan dalam buku. Cara ini pernah dilakukan oleh Indra Herlambang untuk bukunya Kicau Kacau-Curahan Hati Penulis Galau, yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada 2011.
Pada 2014, buku Jatuh Cinta Diam-diam dari penerbit Plot Point Kreatif juga divisualisasikan dalam video berdurasi 1 menit 5 detik dan TwiRies: The Freaky Twins Diaries dari penerbit Diva Press dengan video berdurasi enam menit. Baru-baru ini, penulis Leila S. Chudori menerbitkan novel Laut Bercerita. Novel yang mengangkat tragedi 1998 itu juga dikisahkan dalam film pendek berdurasi 30 menit yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, Reza Rahadian, Tio Pakusadewo, dan Lukman Sardi.
Pamer Kutipan Buku
Kutipan buku biasanya digunakan oleh akun-akun media sosial yang ingin mempromosikan buku. Pemilik akun akan memilih kutipan yang menarik dan tidak terlalu panjang. Biasanya, kutipan akan disandingkan dengan foto yang apik dan tak jarang menyelipkan gambar sampul buku yang dimaksud.
Bagi penulis dan penerbit, cara ini cukup efektif. Sedangkan bagi pembaca, memajang kutipan buku akan menambah jumlah pengikut atau like. Beberapa akun media sosial Instagram yang memajang kutipan buku adalah @wattpadindo dengan 124 ribu pengikut dan @bukuisme dengan 6.000 pengikut.