Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Berita Tempo Plus

Kebisingan Dor Teater Api

Teater Api mementaskan Dor karya Putu Wijaya dengan berbeda:hanya visual dan minim dialog.

8 Februari 2019 | 00.00 WIB

Pentas Teater Api Indonesia membawakan naskah Dor karya Putu Wijaya di Gedung Kesenian Cak Durasim, Surabaya. TEMPO/Kukuh S Wibowo
Perbesar
Pentas Teater Api Indonesia membawakan naskah Dor karya Putu Wijaya di Gedung Kesenian Cak Durasim, Surabaya. TEMPO/Kukuh S Wibowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

BAGI sutradara Luhur Kayungga, Dor adalah keberisik-an. Naskah teater Putu Wijaya dari 1986 yang ia terjemahkan dalam panggung teater Gedung Kesenian Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, Kamis malam dua pekan lalu, itu didominasi suara gedombreng kaleng-kaleng bekas yang diseret dan dipukul-pukul. Bahkan sampai akhir cerita pun Luhur menghadirkan suasana emosional dari para pemainnya yang menghantam “dinding” seng dengan lemparan kaleng bekas bertubi-tubi. Kaleng-kaleng berserakan hingga jatuh ke luar panggung.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus