Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang sudah menonton film Black Adam yang dibintangi The Rock atau Dwayne Johnson? Film produksi DC ini telah dipersiapkan satu dekade lalu ini menceritakan sosok antihero yang mendapatkan kekuatannya dari sekumpulan penyihir untuk menjadi orang nomor satu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam film ini, diceritakan adanya tempat bernama Khandaq atau Kahndaq yang sudah ada sejak 3600 SM ini berada di wilayah Sinai Peninsula atau bisa dibilang berada di wilayah Mesir. Di tanah Khandaq, lahirlah juara beraturan bernama Teth-Adam yang mendapatkan kekuatan dari anaknya Hurut. Diceritakan juga bahwa Kahndaq memiliki salah satu batu dengan kekuatan sihir yang kuat, yaitu Eternium.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun tahukah Anda bahwa Khandaq yang merupakan negara fiksi dibuat Marvel itu nyatanya ada di kehidupan nyata. Bahkan Khandaq memiliki sejarah panjang dalam pertempuran bangsa Islam sejak dahulu.
Baca: Tantangan Dwayne Johnson Bintangi Black Adam
https://seleb.tempo.co/read/1645570/tantangan-dwayne-johnson-bintangi-black-adam
Khandaq dalam Sejarah Islam
Dikutip dari theislamicinformation.com, dalam cerita Islam terkenal yang namanya pertempuran Parit atau disebut juga sebagai Ghazwa Khandaq. Kata parit diambil karena melihat strategi cerdik yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pembela Madinah untuk melawan kafir Quraisy.
Setelah mendapat arahan dari Salman Farsi, Nabi Muhammad SAW selanjutnya memerintahkan agar menggali parit yang dikatakannya akan membawa keuntungan mengalahkan tentara musuh yang menderita lebih sedikit korban. Kisah ini juga disebutkan langsung dalam Surat Al Ahzaab, yang isinya memberitahu umat Islam bahwa siapa pun yang melawan Islam akan selalu dikalahkan di setiap pertempuran.
Alasan terjadinya perang Khandaq ini dilandasi oleh semangat melindungi Madinah dari serangan suku Bani Qaynuqa dan Nazir yang bersekutu dengan suku Quraisy. Sementara di pihak musuh terdapat dikomandani oleh Abu Sufyan, Amr Ibn Abd Al Wud, dan Tulayha. Mereka Bersatu demi melakukan tindakan balas dendam karena telah mengusir mereka dari Madinah selama perang.
Lalu sekelompok orang Yahudi mendatangi sejumlah warga Bani Wa’il pergi ke Suku Quraisy. Mereka lantas memberi tahu bahwa dukungan telah didapat penuh untuk menyerang Mekah sekaligus melawan Nabi Muhammad AS. Tidak hanya itu, kelompok Yahudi juga pergi ke suku Ghatafan dan Qays Aylan untuk mendesak mereka mengikuti pertempuran.
Nabi Muhammad SAW kemudian mendengar kabar tersebut. Yang ia lakukan selanjutnya adalah memanggil para sahabatnya untuk memulai diskusi dan menerima saran dari para sahabatnya. Salah satunya adalah Salman Farsi yang memberikan pendapat kepada Nabi Muhammad SAW untuk mulai menggali parit di sekitar Madinah
Alhasil, dibutukan waktu selama enam hari untuk jajaran Nabi Muhammad SAW menggali parit tersebut. Ia membagi sepuluh kelompok dan menggali parit di samping mereka. Ia juga makan malam di rumah Jabir RA, yang keajaibannya juga ada di Hadits.
Parit yang sudah digali membuahkan hasil pada kemenangan umatnya. Saat itu disebutkan bahwa jumlah pasukan muslim berbanding jauh dengan pasukan musuh. Setidaknya pasukan musuh membawa 10.000 orang, sedangkan pasukan Muslim hanya membawa 3.000 orang.
Namun menariknya, pasukan Muslim yang menderita hanya satu sampai lima orang saja. Sementara lawannya hampir kehilangan 80 persen tentara dari mereka. Kemenangan ini membuat pasukan Muslim dapat menaklukkan lingkungan Bani Qurayza dan kemudian Islam berkembang di wilayah ini karena telah banyak yang mengakui keberadaan Islam.
FATHUR RACHMAN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.