Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Laufey dan Jazz Generasi Muda

Sepanjang penampilannya, Laufey banyak bercerita sehingga aksi panggungnya begitu hidup: ada celoteh, tawa, dan segala yang dilontarkan disambut riuh

25 Mei 2024 | 04.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penampilan Laufey dan Junia pada BNI Java Jazz Festival 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat. (ANTARA)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Di atas panggung yang besar nan lenggang dengan cahaya lampu yang hangat, lagu "Valentine" dibawakan Laufey Lín Bing Jónsdóttir membuka penampilannya di hari pertama BNI Java Jazz Festival 2024, Jumat, 24 Mei 2024. Antrean penonton sudah penuh dan memanjang saat panggung tersebut diisi Maliq & D'essentials. Itu berarti, penonton sudah menantikan aksi panggung penyanyi dan komposer asal Islandia sekitar dua jam sebelum jadwalnya tampil. Begitu pintu Hall D1 Jiexpo Kemayoran dibuka, sebagian besar remaja putri yang cukup mendominasi antrean segera berlarian masuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak ada yang menduga kalau bintang malam itu, Laufey–dibaca lay-vay–baru sembuh dari flu. Sampai ia bercerita sendiri saat jeda pergantian lagu. “Sekitar tiga hari ini saya sempat flu," tutur perempuan kelahiran 1999 itu. Ia pun sempat ragu apakah bisa tampil untuk show malam ini. Namun, setelah minum obat dan istirahat yang cukup, akhirnya perempuan berdarah campuran Cina-Islandia itu bisa tampil prima. "Saya sudah tidur dan beristirahat selama dua hari, jadi siap untuk bernyanyi di sini malam ini," katanya disambut riuh tepuk tangan penggemarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di awal pertunjukkan, Laufey membawakan beberapa lagu sembari bermain gitar untuk "Valentine" dan "Fragile". Masuk ke lagu ketiga, Laufey melempar pandang ke arah penonton. “Saya melihat banyak gadis cantik di bangku penonton…” tuturnya kembali bersiap memetik gitar membawakan Magnolia, syair yang ia ciptakan untuk semua orang cantik di dunia, meski banyak yang tak menyadari kecantikan diri mereka.

Dalam albumnya, finalis Iceland’s Got talent 2014 ini memainkan lagu ini sembari bermain cello, alat musik yang pertama kali ia mainkan saat beranjak dewasa. Malam itu tiba-tiba Laufey sempat lupa lirik. “Ya Tuhan, aku lupa liriknya,” ucapnya seraya diikuti tawa penonton. “Tolong bantu,” pintanya. Penonton pun mengiringi pelan membawakan lirik lagu tersebut. “Sebetulnya, lagu ini sudah jarang sekali aku bawakan," tuturnya, namun akhirnya Laufey dapat menyelesaikan lagu tersebut.

Usai membawakan "Magnolia", Laufey yang saat itu dibalut tie-neck jumpsuit putih gading meminta seorang gadis cilik di salah satu bangku untuk maju dan membawakan hadiah yang sudah disiapkan untuk Laufey. “Itu lucu sekali, boleh bawakan dua boneka itu untuk aku," pintanya. “Boneka ini akan menemaniku di atas panggung," ucap laufey.

“Lagu berikutnya adalah lagu pertama yang aku rilis, lagu ini spesial untukku..” tuturnya. “Aku menulisnya karena anak laki-laki ini dan dia menghancurkanku saat pertama kali dan aku ingat berpikir aku sangat penting. Apakah semua orang merasa seperti ini?” tanyanya. Lagu "Street by Street" diciptakan Laufey mengenang pengalaman pahitnya saat putus cinta.

Usai bawakan empat lagu, pemenang Grammy Award 2024 untuk kategori Best Traditional Pop Vocal Album ini beranjak mendekati piano yang sedari mula ada di belakangnya. “Kamu tahu, kadang karena aku memakai in-ear ini, aku tidak mendengar apa yang kamu katakan,” ucapnya sembari menujuk ke kupingnya. “Jadi, aku seperti, wow kamu terlihat kacau hari ini atau aku mencintaimu, kadang aku tak mendengarnya, aku hanya, ah aku juga mencintaimu,” ucap laufey jujur, lagi-lagi mampu membuat penonton tergelak.

Perlahan "Let You Break My Heart Again" mengalun diikuti "Dreamer", lagu pertama dalam album Bewitched, yang membawanya memenangkan Grammy Award pertamanya. Laufey juga membawakan lagu "Misty" milik Ella Fitzgerald–musikus favoritnya. Ia pun bawakan lagu Promise sebelum akhirnya kembali menyentuh gitarnya. Ia lanjut membawakan sejumlah hits "Falling Behind" dan "I Wish You Love" yang pernah dipopulerkan Nacy Wilson, disusul "Bored" dan "Letter To My 13 Year Old Self".

Sepanjang penampilannya, Laufey banyak bercerita sehingga aksi panggungnya begitu hidup: ada celoteh, tawa, dan segala yang dilontarkan Laufey layaknya umpan yang kerap disambut penonton dengan sorak riuh.

Lagu-lagu Laufey adalah lagu pencintaan masa muda, ada kisah manis dan pahit, juga lagu-lagu soal independensi untuk tak terbebani atau etrgantung keberadaan kekasih. Walau, lagi-lagi terinspirasi dari pertanyaan sang nenek yang menanyakan kapan ia punya pacar. Tak heran ia dan karyanya yang bernuansa jazz, klasik dan sentuhap pop modern itu mampu jadi magnet banyak pendengar khususnya para remaja. Sejumlah lagunya pun kerap jadi pengiring video-video pendek di sosial media.

Ia semakin populer tahu lalu diiringi sejumlah penghargaan yang ia raih. Salah satunya lewat Album Bewitched yang dirilis tahun lalu selain membuatnya membawa pulang Grammy, album tersebut menjadi album jazz dengan angka debut terbesar di Spotify sepanjang sejarah. Beberapa pencapaian lainnya adalah nomor #2 di chart Spotify Global dan chart U.S. Albums, nomor #23 di chart album Billboard 200, nomor #1 di chart Billboard Independent Albums, dan #1 di chart Current Traditional Jazz.

Laufey, merupakan salah satu penampil utama di Java Jazz Fetival 2024, mulanya dijadwalkan tampil pada Sabtu, 25 Mei. Rupanya, permintaan penonton membludak. Akhirnya, penyelenggaran Java Jazz menyediakan show tambahan sehari sebelumnya pada Jumat, 24 Mei. “Kami memutuskan memenuhi permintaan itu dengan menambahkan show yang kedua pada hari pertama,” ujar President Director Java Jazz Festival Production, Dewi Gontha.

Pertunjukan Laufey termasuk yang spesial di Java Jazz. Untuk menyaksikan aksi panggungnya, penonton harus merogoh lagi kocek untuk membeli karcis tambahan senilai Rp 650.000 per orang.

Untuk dua hari penampilan ini, menurut Dewi, akan menyuguhkan aksi panggung berbeda. Jadi menurutnya penonton bisa leluasa memilih ahri yang diinginkan. Atau mugnkin mennonton di keduanya.

Pada penampilan di show pertamanya, Laufey tampil tanpa diiringi band. Persis seperti penampilan perdananya di Java Jazz tahun lalu. Ia bernyanyi dengan memainkan gitar dan piano. Ini adalah kali kedua Laufey tampil di java Jazz Festival juga kali keduanya berkunjung ke Indonesia.

Tapi pertunjukkannya di show pertama Java Jazz Festival tahun ini tentu berbeda. Di akhir penampilanya, Laufey memanggil Junia, saudara kembar identiknya untuk ikut mengiringinya membawakan lagu From the Start.

Usai menghibur penggemarnya di Jakarta, Laufey bakal segera bertolak ke beberapa negara di kawasan Asia dan Australia. Laufey akan menggelar konser bersama Manila Philharmonic Orchestra pada tanggal 28 dan 29 Mei 2024 di Manila, Filipina. Jelang akhir tahun, Laufey juga akan menggelar tur konser "Bewitched: The Goddess Tour" di Asia dan Australia pada bulan Agustus dan September mendatang.

Aisha Shaidra

Aisha Shaidra

Bergabung di Tempo sejak April 2013. Menulis gaya hidup dan tokoh untuk Koran Tempo dan Tempo.co. Kini, meliput isu ekonomi dan bisnis di majalah Tempo. Bagian dari tim penulis liputan “Jalan Pedang Dai Kampung” yang meraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Lulusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus