Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Apuse merupakan lagu daerah yang berasal dari Papua. Lagu Apuse sering dinyanyikan dalam rangkaian upacara bendera setiap Senin, upacara hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia (RI), upacara adat, hingga mengiringi gerak-gerak tari kreasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Walaupun begitu, lagu Apuse juga sering dinyanyikan oleh masyarakat di seluruh Indonesia karena memiliki tempo moderato, sehingga mampu membangkitkan suasana dan memberikan semangat. Lantas, bagaimana lirik apuse?
Lirik Apuse
Berikut lirik lagu Apuse:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase
Arafa bye aswara kwar
Arafa bye aswara kwar
Arti Lagu Apuse
Berdasarkan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 7, Kelas IV SD/MI, Indahnya Keragaman di Negeriku, lirik lagu Apuse menceritakan kisah perpisahan seorang cucu dengan kakek dan neneknya. Sang cucu tersebut akan merantau ke negeri seberang.
Berikut terjemahan lengkap lagu Apuse:
Kakek-nenek, aku mau
Pergi ke negeri seberang, Teluk Doreri
Pegang sapu tangan dan lambaikan tangan
Kakek-nenek, aku mau
Pergi ke negeri seberang, Teluk Doreri
Pegang sapu tangan dan lambaikan tangan
Kasihan aku, selamat jalan cucuku
Kasihan aku, selamat jalan cucuku
Sejarah Lagu Apuse
Pencipta lagu Apuse yang berasal dari Papua ini lebih dikenal dengan tanpa nama alias no name atau NN. Sejauh ini, sosok Tete Mandosir disebut sebagai pencipta lagu tersebut. Lagu Apuse ciptaan Tete Mandosir mengisahkan tentang seorang cucu yang berpamitan kepada kakek dan neneknya karena hendak pergi merantau ke Teluk Doreri di Manokwari. Irama lagu Apuse dipakai untuk mendukung tim nasional sepak bola Indonesia dengan mengubah liriknya yang kini dikenal dengan Garuda di Dadaku.
Di sisi lain, Ketua Dewan Adat Kainkain Karkara Biak, Papua, Manpun JJK Mandibodibo mengatakan, lagu Apuse adalah nyanyian dalam bahasa Biak yang belum diketahui siapa penciptanya. Menurut dia, lagu tersebut sudah ada sejak Belanda tiba di Cenderawasih, karena sering dinyanyikan anak-anak pulau Numfor.
“Sebelum Papua berintegrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 1 Mei 1963, lagu Apuse yang dalam bahasa Biak suda ada sejak masih anak-anak pada 1950-an,” kata Mandibodibo di Biak, Papua, Senin, 28 November 2022, seperti dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan bahwa lagu Apuse dinyanyikan anak-anak pulau Numfor ketika akan berangkat merantau. Anak-anak meminta izin kepada orang tua untuk menuntut ilmu di Hollandia, yang sekarang dikenal sebagai Kota Jayapura.
“Ya, anak-anak Numfor suku Biak ingin melanjutkan pendidikan ke Kota Jayapura, dan berangkat dari Numfor, singgah di Manokwari dengan menggunakan kapal perusahaan milik Belanda,” ucap Mandibodibo.