Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sosok

Magengan, Tradisi Saling Berbagi Makanan Menjelang Ramadan

Warga juga melakukan acara selamatan atau tahlilan menjelang Ramadan untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal.

6 Mei 2019 | 11.41 WIB

Warga berebut kue apem saat digelar `Magengan Kubro` di Masjid Al Akbar Surabaya, Jawa Timur, Jumat 3 Mei 2019. Magengan Kubro tersebut dalam rangka menyambut Ramadan 1440 H. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
material-symbols:fullscreenPerbesar
Warga berebut kue apem saat digelar `Magengan Kubro` di Masjid Al Akbar Surabaya, Jawa Timur, Jumat 3 Mei 2019. Magengan Kubro tersebut dalam rangka menyambut Ramadan 1440 H. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, PasuruanMegengan adalah salah satu tradisi di Jawa yang dilakukan menjelang Ramadan. Dalam bahasa Jawa, megengan berarti menahan. Maksudnya sebagai peringatan sebentar lagi memasuki bulan Ramadan dimana wajib menahan dari perbuatan jelek atau dosa maupun perbuatan yang bisa membatalkan puasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Megengan diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari ziarah makam sampai pengajian atau selamatan. Di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, tradisi megengan masih bisa dijumpai, terutama selamatan.

Selamatan adalah mengaji dengan membaca surat Yasin dan tahlil untuk mendoakan keluarga yang meninggal dunia maupun memohon keselamatan keluarga yang masih hidup. Sebagai sarana silaturahmi, saat megengan menjelang Ramadan biasanya masyarakat saling berkirim makanan berupa nasi maupun kue.

Selain itu, ada juga yang mengundang tetangga sekitar untuk mengaji dan orang-orang yang diundang akan diberi makanan berisi nasi, lauk pauk, dan kue.

“Setiap menjelang Ramadan, saya dan keluarga rutin mengundang tetangga untuk tahlilan dan mendoakan keluarga yang sudah meninggal dan memohon keberkahan selama Ramadan,” kata warga Dusun Ngering, Desa Legok, Kecamatan Gempol, Martono, Ahad, 5 Mei 2019.

Hal yang sama dilakukan pasangan suami-istri Sulaiman dan Hestin. “Setiap menjelang Ramadan, kami biasa mengirim berkat makanan ke tetangga-tetangga. Intinya memohon keselamatan dan berkah,” kata Sulaiman yang juga warga Dusun Ngering, Desa Legok.

Tradisi baik ini akan semakin menjalin tali silaturahmi antar warga karena semua saling menghargai dan ringan tangan memberi sedekah berupa makanan maupun kue.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus