Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penjelasan Sejarah (Historical Explanation) Pengarang: Prof Dr Kuntowijoyo Penerbit: Tiara Wacana, Yogyakarta Cetakan pertama: Februari 2008 Halaman: xvi + 180 halaman
KUNTOWIJOYO mengutip kalimat itu sebagai pembuka buku yang boleh jadi karya terakhirnya ini. Kunto, sejarawan penting Indonesia, wafat tiga tahun silam. Buku ini melengkapi karya ”trilogi”-nya tentang sejarah dan historiografi. Dua sebelumnya adalah Pengantar Ilmu Sejarah (1995), dan Metodologi Sejarah (1994, 2003).
Bagi Kuntowijoyo, ilmu sejarah adalah upaya untuk menafsirkan, memahami, dan mengerti (hermeneutics dan verstehen). Karena itu, ilmu sejarah adalah ilmu mandiri, dalam arti memiliki filsafat, problem, dan penjelasan sendiri. Setiap penjelasan sejarah dimaksudkan agar unit-unit sejarah menjadi dapat dimengerti secara cerdas (intelligibility).
Seperti diungkap Djoko Suryo, buku ini sukses meramu hakikat ”penjelasan sejarah”, yang selama lebih dari tiga dekade menjadi bahan perdebatan para sejarawan. Dalam kata pengantarnya, guru besar ilmu sejarah UGM Yogyakarta itu menyinggung perdebatan kubu positivis dan idealis.
Debat itu berkisar pada pertanyaan apakah penjelasan sejarah itu seragam dengan model yang sama (deduksi) atau boleh punya logika sendiri. Apakah dia disiplin sendiri (sui generis) atau tidak? Adakah sejarah boleh didekati dengan hukum ilmu alam, ataukah ada jalan lain (hlm. xiii)?
Kunto mencoba memetakan perdebatan itu dalam sembilan bab, lalu mengambil sikap bahwa sejarah adalah ilmu kemanusiaan, bukan ilmu alam. Karena selalu ada unsur manusianya, ia tidak bisa obyektif seperti ilmu alam. Bagi sejarawan sendiri, tidak ada sejarawan obyektif dan sejarawan subyektif. Yang ada ialah sejarawan baik dan sejarawan jelek (hlm. 16-17).
Kunto tidak menjelaskan apa sejarawan baik dan sejarawan jelek itu. Tampaknya tugas ini dia wariskan kepada generasi sejarawan selanjutnya. Bagi Kunto, sejarawan mempunyai fungsi sosial penting dengan menggali mitos kolektif rasional dan ilmiah.
Buku 180 halaman ini juga menjelaskan sejarah Indonesia sebagai disrupted history, sejarah yang terkoyak-koyak oleh kolonialisme, satu sejarah yang evolusinya disebabkan kekuatan luar. Contohnya, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia disebabkan pendidikan Belanda, sedangkan di Eropa karena perkembangan sejarah Eropa sendiri (hlm. 24).
Pada bagian lain, Kunto menyentuh aspek perubahan dan keberlangsungan, satu isu klasik dalam sejarah. Perubahan dari dalam, katanya, lebih sukar ketimbang perubahan dari luar. Dia mencontohkan pertumbuhan kelas menengah Indonesia yang tidak independen terhadap kekuasaan, bergantung pada kemudahan yang diberikan penguasa, misalnya dalam hal kredit dan lisensi. Itulah sebabnya kapitalisme di Indonesia bersifat semu atau ersatz-capitalism (Identitas Politik Umat Islam, 1999, hlm. 188).
Dalam menjelajah tema seputar penjelasan sejarah, Kunto mengungkap tak kurang dari 60 ulasan atas karya sejarawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Rentang waktu karya yang diulas juga cukup lebar. Mulai dari 1966, yakni karya klasik sejarawan Sartono Kartodirdjo, Peasant’s Revolt of Banten in 1888, hingga 2004, karya Kuntowijoyo sendiri, Raja, Priyayi, dan Kawula.
Kunto mencatat, kuantifikasi belum banyak diterapkan dalam ilmu sejarah. Padahal kuantifikasi biografi kolektif akan membebaskan sejarawan dari generalisasi acak-acakan yang dibuat jurnalis, novelis, atau biografi orang-orang terkenal. Kuantifikasi biografi kolektif berusaha mencari hubungan antara umur dan mobilitas, pekerjaan dan afiliasi kepartaian, agama dan pendidikan, fanatisme golongan dan organisasi teknis. Semuanya, yang semula hanya ditebak-tebak, menjadi angka-angka yang eksak (hlm. 143).
Kecuali beberapa kesalahan cetak, buku ini cukup akurat dalam data dan pantas digunakan sebagai acuan para dosen, peneliti, serta mahasiswa. Terutama bagi mereka yang berminat pada pengembangan teori dan metodologi sejarah.
Yusri Darmadi, mahasiswa ilmu sejarah UGM
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo