Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara film pembuka Madani International Film Festival 2023, R 21 Aka Restoring Solidarity, Mohanad Yaqubi, menjelaskan lebih dalam soal filmnya. R 21 Aka Restoring Solidarity (2022) merupakan film dokumenter yang dibuat melalui arsip dokumentasi Tokyo tentang perjuangan rakyat Palestina untuk mencapai perdamaian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara terbuka, dia menghadiri diskusi film R-21 di Madani Misbar Taman Ismail Marzuki pada Rabu, 11 Oktober 2023. Sutradara asal Palestina itu menyoroti pentingnya pengarsipan film sebagai bentuk resistensi Palestina.
Di Balik Proses Kreatif Film R 21 AKA Restoring Solidarity
Sesi talk show dihadiri oleh sejumlah peserta yang antusias dengan proses Mohanad dalam membuat filmnya. Dia juga menjawab pertanyaan peserta dalam sesi interaktif dengan antusias. Kepada Tempo, Mohanad Yaqoubi mengungkap proses kreatifnya ketika membuat film R 21 Aka Restoring Solidarity saat ditemui usai talk show Madani International Film Festival 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film R 21 menggunakan metode arsip yang dikoleksi dan membuatnya menjadi film dokumenter. Hal ini penting bagi Mohanad sebagai bentuk perlawanan bagi rakyat Palestina atas penyerangan yang sudah terjadi sejak lama. “Jika Anda melihat arsip semua film dari tahun 1982 atau film dari tahun 1976 atau 1967 atau bahkan 1948, Anda dapat melihat pada hari ini dari sudut pandang yang berbeda. Kehancuran yang terjadi saat ini bukanlah hal yang asing bagi kita,” ujar Mohanad.
Melalui arsip film tersebut, orang-orang akan mengetahui, melihat kejadian asli, dan melihat keadian itu berulang. Dalam R 21 terlihat kelompok yang merusak wilayah serta membuat orang Palestina kehilangan semua ingatan dari generasi ke generasi.
Pengarsipan Film Bisa Hentikan Siklus Kekerasan
Mohanad mengatakan harapannya dari mengarsipkan dan mengolah arsip adalah untuk menghentikan siklus tersebut. “Saya pikir itulah sebabnya kami sangat tertarik dengan arsip ini dari sudut pandang itu. Kami juga ingin menyimpan kenangan akan penindasan dan menyebarkan luaskan pada orang yang mengalami hal serupa untuk mengetahui bahwa mereka bukan satu-satunya dan orang pertama yang mengalami penindasan,” kata Mohanad.
Selain itu, pengarsipan ini juga akan membantu para penonton untuk mengetahui dan memahami kejadian yang menimpa Palestina. Khususnya bagi orang Palestina itu sendiri. “Anda memandang ibu dan ayah Anda dengan cara yang berbeda dan Anda akan berpikir tentang kakek-nenek Anda dengan cara yang berbeda pula. Pengalaman mereka akan membantu Anda bertahan hidup dengan baik dan itulah yang dibawa oleh arsip, arsip film, arsip musik, arsip budaya,” tuturnya.
Pilihan Editor: Madani International Film Festival 2023 Hadir untuk Rayakan Keberagaman Muslim di Dunia