Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Navicula Batal Tampil di World Water Forum Bali, Ungkapan Solidaritas Menolak Intimidasi

Navicula batal naik panggung sebagai ungkapan solidaritas terhadap aksi arogan ormas yang membubarkan kegiatan People's Water Forum

23 Mei 2024 | 15.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Band Navicula saat menjalankan tur ke enam negara di Eropa tahun 2018. Dok: Navicula

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Grup musik grunge Navicula batal tampil di panggung Water Vaganza, salah satu acara dari World Water Forum (WWF) ke-10. Jadwal tampil Navicula pada Jumat, 24 Mei 2024. Namun, band asal Bali ini batal naik panggung sebagai ungkapan solidaritas terhadap aksi arogan ormas yang membubarkan kegiatan Forum Air untuk Rakyat atau People's Water Forum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ungkapan Solidaritas dari Navicula

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melalui Instagram Navicula @naviculamusic, pada Rabu, 22 Mei 2024, band ini mengunggah video ungkapan mereka batal tampil di acara Water Vaganza.

“Kami memutuskan untuk batal sebagai bentuk solidaritas terhadap kawan-kawan akademisi, aktivis pemerhati air yang beberapa kegiatan diskusinya dihambat dan dibubarkan,” kata Gede Robi Supriyanto, vokalis Navicula dalam video tersebut.

Robi menjelaskan, Navicula berharap kegiatan internasional yang memusatkan isu air mengutamakan keterlibatan publik. “Seharusnya lebih banyak untuk melibatkan paritisipasi publik dalam mengambil keputusan-keputusan yang menentukan masa depan pemanfaatan air, di Bali Indonesia, dan dunia,” kata Robi. “Saya harap tidak ada lagi acara-acara pembubaran segala bentuk diskusi bersifat intelektual dan akademik.”

Menurut Robi, acara Forum Air untuk Rakyat seharusnya dirangsang sebagai ruang diskusi publik. Segala upaya pembubaran, kata dia, itu pembubaran demokrasi. “Itu melanggar Undang-Undang,” ucap Robi.

Kata Robi, Bali yang mendapat kesempatan sebagai tempat pertemuan internasional berbicara tentang air bisa mewujudkan amanat Undang-Undang. “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu dikuasai dalam artian dipelihara dan dirawat oleh negara dan dipergunakan untuk kesehahteraan dan kemakmuran rakyat,” katanya.

Ormas Mengintimidasi

Penyelenggaraan People’s Water Forum 2024 mendapat serangan dari ormas Patriot Garuda Nusantara atau PGN, pada Senin, 20 Mei 2024. Kelompok ormas ini secara arogan mengintimidasi para peserta People’s Water Forum 2024.

Adapun dugaan peretasan ponsel terjadi menyusul intimidasi dan pembubaran paksa agenda acara People’s Water Forum. Dugaan peretasan setelah panitia People’s Water Forum membuat pernyataan terbuka mengkritik penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali yang dinilai tak memberi ruang untuk suara masyarakat sipil mengenai keadilan hak atas air. "Terjadi pada Senin malam (20 Mei 2024)," katanya kepada Tempo, Selasa, 21 Mei 2024.

Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air atau KRUHA Reza Sahib menuturkan, massa PGN beberapa kali mendatangi tempat penyelenggaraan acara sambil memaksa agar People’s Water Forum disetop. Ormas PGN, kata Reza, merampas banner, baliho, dan atribut agenda. "Bahkan melakukan kekerasan fisik kepada beberapa peserta forum," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin, 20 Mei 2024.

Polda Bali menanggapi adanya intimidasi dan pembubaran kegiatan People's Water Forum. "Ada sekelompok aktivis sedang melaksanakan diskusi di ruangan Hotel Orange, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar. Tiba-tiba didatangani dan diminta menghentikan kegiatan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Jansen Avitus Panjaitan, dalam keterangan tertulis, Senin, 20 Mei 2024.

Namun, dia tak menjawab saat ditanya soal ormas PGN melakukan pembubaran diskusi tersebut. "Kemungkinan masalah ini disebabkan oleh adanya cara-cara interaksi yang tidak dapat diadaptasi oleh masing-masing kelompok dalam diskusi tersebut," kata Jansen.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Komnas HAM) telah mengirim surat ke Kapolri untuk memberi jaminan keamanan terhadap pelaksanaan dan peserta People's Water Forum di Bali.

Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro mengatakan selain jaminan keamanan, surat kepada Kapolri itu juga meminta penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan. Isi surat pun meminta adanya pemeriksaan dugaan keterlibatan aparat penegak hukum dalam aksi pembubaran acara People's Water Forum.

"Pemerintah harus tetap menghormati hak asasi manusia, termasuk kebebasan berkumpul secara damai dan hak berekspresi yang dilindungi oleh undang-undang," kata Atnike dalam keterangan tertulis, Rabu, 22 Mei 2024.

BRAM SETIAWAN | DIVA SUUKYI LARASATI | HAN REVANDA PUTRA | IKHSAN RELIUBUN | IRSYAN HASYIM

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus