Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat proses pertunjukan teater Nyanyi Sunyi Revolusi berlangsung, kabar kematian sastrawan NH Dini mengejutkan tim produksi. Pasalnya, pementasan karya Titimangsa Foundation ini mengangkat soal sosok penyair era pujangga baru, Amir Hamzah. Nama NH Dini cukup lekat dengan sosok Amir, lantaran ia pernah menulis kisah perjalanan Amir Hamzah dalam sebuah buku berjudul Amir Hamzah, Pangeran dari Seberang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Produser pementasan, Happy Salma cukup terpukul mendengar kabar tersebut. Ia, termasuk penulis naskah Ahda Imran sama-sama berharap bisa menemui NH. Dini saat disela proses latihan juga mengundangnya sebagai tamu khusus di hari pementasan. "Seseorang yang kami bayangkan bisa turut menyaksikan pertunjukan ini, karena itu, bagi kami pertunjukan ini persembahan dan penghargaan kepada almarhumah," ujar Happy Salma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ditemui usai pementasan, Ahda Imran menuturkan nada serupa. Apalagi ia berkutat mengolah naskah bersumber buku karya NH Dini, di samping ada beberapa karya juga yang ia jadikan rujukan. "Secara garis besar cerita diambil berdasarkan buku NH. Dini, ada beberapa fakta berbeda, akhirnya saya pakai yang ada di buku," ucap Ahda Imran.
Baca: Titimangsa Pentaskan Kisah Amir Hamzah, Nyanyi Sunyi Revolusi
Menurut Ahda, pementasan ini pada akhirnya menjadi sebuah persembahan khusus bagi NH Dini atas karya tulisnya mengenai sosok Amir Hamzah dan juga bentuk ziarah kultural terhadap sosok Amir Hamzah.