Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Seniman Amara Ismael Soedibjo menggelar pameran tunggal di Galeri Orbital Dago Bandung sejak 26 September – 20 Oktober 2024. Lewat pameran berjudul 'Mimpi Pulang' itu, Amara mengangkat kisah sebuah batu prasasti Sanggurah dari Jawa Timur yang berada di Skotlandia. “Pengalamannya mengobservasi prasasti tersebut direfleksikan melalui karya – karya yang dipamerkan ini,” kata kurator sekaligus pemilik galeri, Rifky Effendy, Kamis 26 September 2024.
Awal Mula Pameran Tunggal Prasasti Sanggurah
Amara kelahiran 3 Maret 1986 di Istambul, Turki, tinggal dan bekerja di Belgia serta Skotlandia. Perupa yang banyak mengolah gagasan tentang batas, tubuh, sejarah, geopolitik, serta gender itu besar dan tumbuh dalam lingkungan diplomat. Pada pameran tunggal pertamanya di Indonesia ini, Amara tertarik pada narasi sejarah yang berhubungan dengan Indonesia di masa lampau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alkisah pada 2020 saat menjelajahi Skotlandia, Amara menemukan sebuah batu prasasti yang hingga kini masih terpajang di pekarangan seorang tokoh sejarah pada masa kolonial, di daerah Roxburgshire. Prasasti tersebut dikenal sebagai Minto Stone atau prasasti Sanggurah yang berasal dari wilayah Jawa Timur. Batu Minto itu pada awalnya ditemukan oleh kroni – kroni dari Sir Thomas Rafles, kemudian diangkut ke India untuk dihadiahkan kepada atasan Rafles yaitu Lord Minto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lukisan terbaru Amara Ismael Soedibjo berjudul Afternoon Gate. Foto: Dok.Orbital.
Oertanyaan terhadap Prasasti Sanggurah
Pameran di Orbital Dago Bandung itu merupakan hasil diskusi seniman dengan komunitas Area Olah Karya di Bandung dan Edinburgh Sculpture Workshop di Skotlandia. Amara menampilkan karya berupa lukisan, fotografi, patung, juga teks yang secara keseluruhan bermuara pada pertanyaan terhadap Prasasti Sanggurah itu. Apakah benda sejarah itu bisa dikembalikan ke tempat asalnya di Indonesia. “Ada tulisan di prasastinya tapi sudah terkikis dan ditempatkan di luar ruangan,” kata Rifky.
Lewat lukisan bercat akrilik dengan judul Afternoon Gate dan Minto’s Estate, Amara menggambarkan pemandangan dan suasana tempat sekitar keberadaan batu prasasti Sanggurah di Skotlandia. Dia juga mencetak foto wujud prasasti itu dari tangkapan layar di akun media sosialnya. Foto-foto lainnya berkisah tentang pertemuannya dengan sejumlah tokoh.
Jejak Amara Ismael Soedibjo
Seniman yang bersekolah di Hoogeschool Sint-Lukas, Brussels di Belgia pada 2004-2007 menjadi ilustrator untuk beberapa majalah dan desain grafis di Belgia dan beberapa negara Eropa. Karyanya pernah dipamerkan di Artjog 2011 di Taman Budaya Yogyakarta. Sementara sejak 2006, karya-karyanya ikut dipamerkan di sejumlah acara yang berlokasi di Belgia.