Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film Parasite merilis versi hitam-putihnya yang menyuguhkan pengamalam sinematik baru. Parasite versi hitam-putih ini dapat disaksikan di jaringan bioskop CGV, Cinepolis, Lotte Cinema, dan Flix mulai hari ini, Selasa, 25 Februari 2020.
Bagi mereka yang telah menonton film ini sebelumnya dan mencoba menonton kembali Parasite versi hitam-putih, akan banyak hal yang bisa diulik, terutama dari sisi dialog hingga simbol yang dapat menunjang cerita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film peraih empat piala Oscar ini mengisahkan tentang Ki Woo (Choi Woo Sik) yang diberikan pekerjaan sebagai guru les Bahasa Inggris privat di kediaman keluarga Park.Dengan akal cerdiknya, Ki Woo mulai mengatur siasat untuk mempekerjakan seluruh keluarganya yang menganggur untuk bekerja di kediaman keluarga kaya raya tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kontras antara si kaya dan si miskin telah digambarkan sutradara Bong Joon Ho dengan gamblang. Bagaimana keluarga Ki Woo yang bekerja serabutan dan tinggal di apartemen rubanah yang kumuh dan dipenuhi serangga. Lalu berlanjut ke kediaman keluarga Park yang berada di atas tanah - dimana Ki Woo harus naik menanjak menuju rumah majikannya.
Film Parasite versi hitam-putih (Dok. CJ Entertainment)
Dalam versi aslinya, penonton telah disuguhkan sinematografi yang apik dan cantik untuk menunjang cerita dan latar belakang para tokohnya. Namun, ketika diedit ulang ke dalam versi hitam-putih, ada perasaan berat yang muncul ke benak penonton. Suasana yang sebelumnya sudah kelam, semakin terasa lebih suram lagi dengan penggunaan warna monokrom ini.
Bila dibedah lebih dalam, banyak shot cerdas yang digunakan Bong Joon Ho untuk memvisualkan perbedaan kasta antara keluarga Kim dan Park. Misalnya bagaimana adegan pertama dibuka dengan pemandangan jendela keluarga Kim - di mana dunia luar yang mereka lihat dari balik jendela adalah setengah dari jalan di atasnya - menandakan mereka benar-benar hidup di bawah masyarakat umumnya.
Dari sisi penceritaan, Bong Joon Ho menulis alur dan cerita yang runut namun juga tak tertebak, dan teka-teki yang muncul di benak penonton itu rupanya sudah dimunculkan "hint" di sejumlah adegan. Banyak pula simbol-simbol yang agaknya membuat penonton merenung sejenak dan tiba-tiba menyadari maksud dari Bong untuk menyisipkan simbol tersebut.
Misalnya adegan di mana keluarga Kim yang menyelinap masuk di rumah Park, harus bersembunyi dan mengendap-endap untuk dapat keluar tanpa ketahuan oleh keluarga Park. Terdapat rasa lega ketika Ki Woo, Ki Taek, dan Ki Jung yang bersembunyi di bawah meja dapat lolos dari pengelihatan Kim dan istri yang duduk di sofa dekat meja tersebut. Namun, Bong memiliki visi yang kuat dari adegan itu.
Bagaimana bisa si miskin tak terlihat oleh si kaya yang berada di atasnya; adalah karena keluarga Park memang tidak terbiasa untuk melihat ke bawah - secara harafiah maupun bukan.
Dalam film, keluarga Park terbiasa melihat ke depan, jarang sekali mengarahkan pandangan mereka ke bawah, atau bisa dibilang tak peduli dengan apa yang ada di bawahnya, termasuk ruang bawah tanah yang ada di dalam rumahnya sendiri.Tangga menuju rumah Ki-taek, yang lokasi sebenarnya di area dekat President Park's House. Foto: visitseoul.net
Masih banyak unsur simbolis lainnya yang dituangkan lewat gambar maupun dialog yang sayang untuk dilewatkan. Selain penonton dapat merasakan pengalaman berbeda ketika menonton versi hitam-putih, terdapat visi lain yang ingin disuguhkan kepada audiens melalui film tanpa warna ini.
Film-film yang dengan sengaja dibuat dan disajikan dengan warna hitam-putih, seperti misalnya Roma (2018), diharapkan mampu menimbulkan pengalaman visual yang lebih intim kepada penonton.
Ketika warna-warna hilang, audiens dapat lebih fokus pada ekspresi wajah para aktor, dialog yang disampaikan, dan detail-detail cerita lain di dalamnya - termasuk "bau" dari latar-latar film itu.
Sementara dari aspek teknis, warna monokrom mengubah film secara tematis, memberikan suasana dan kontras yang tajam dan pandangan lain terhadap sebuah dunia atau pengalaman baru. Hal ini sekaligus dapat membuat film terasa lebih nyata.
Sutradara Bong membuat versi hitam-putih dari Parasite ini bersama sinematografer Hong Kyung Pyo. Ini bukan kali pertama sutradara Bong membuat versi hitam-putih untuk filmnya. Sebelumnya, film thriller-nya, Mother (2009), juga pernah dibuat versi monokrom.