Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Perjalanan Band Metal Misery Index Hingga Sampai ke Panggung Hammersonic 2024

Misery index menjadi salah satu band metal yang tampil pada hari kedua Festival Hammersonic. Telah melalui perjalanan panjang hingga saat ini.

5 Mei 2024 | 20.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan Ravel Entertainment selaku promotor Hammersonic Festival 2024 mengungkapkan perkiraan bahwa hari kedua festival musik rock dan metal tersebut akan menarik sekitar 20.000 penonton. Hal ini sejalan dengan berbagai band metal legendaris yang akan tampil, salah satunya Misery Index.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Misery Index adalah sebuah band death metal Amerika yang menggabungkan elemen grindcore dan punk dalam musiknya yang dahsyat. Berikut ini adalah profil dan perjalanan Misery Index hingga sesukses sekarang.

Muasal Nama

Dikutip dari All Music, band ini mengambil namanya berdasarkan indikator ekonomi yang menunjukkan kondisi ekonomi rata-rata warga dalam hubungannya dengan tingkat pengangguran yang disesuaikan dengan musim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nama ini juga diambil dari album terakhir Assück, legenda deathgrind asal Florida yang memengaruhi suara grup ini.

Misery Index dimulai sebagai proyek studio pada 2001 oleh Jason Netherton, Mike Harrison, dan Kevin Talley di Baltimore, dengan Jason dan Kevin yang merupakan mantan anggota Dying Fetus. Mereka merilis EP pertama Overthrow pada tahun yang sama, sebelum kemudian menambahkan Sparky Voyles yang juga mantan anggota Dying Fetus sebagai gitaris.

Debut mereka pada 2003 dengan album Retaliate yang dirilis oleh Nuclear Blast telah menghasilkan serangkaian karya metal ekstrim yang diakui. Setelah merilis album penuh pertama Misery Index melakukan tur di Eropa dan Amerika Utara dan membuka jalan untuk popularitas di kancah musik ekstrim global.

Pada 2005, gitaris dan vokalis Mark Kloeppel yang adalah mantan anggota Cast the Stone bergabung dengan Misery Index dan mengokohkan formasi band untuk lima tahun berikutnya.

Tur dan Album

Bersamaan dengan masuknya Kloeppel, Misery Index menandatangani kontrak dengan Relapse Records dan merilis album penuh kedua mereka, Discordia, pada 2006. Album Traitors yang diproduseri oleh Kurt Ballou pada 2008 membuktikan kesuksesan Misery Index dalam mencapai pengakuan kritikus dan penggemar.

Album-album berikutnya seperti Heirs to Thievery (2010) dan The Killing Gods (2014) semakin memperkuat posisi mereka dalam kancah musik death metal internasional. The Killing Gods adalah album mereka yang paling mendapat pujian dan terlaris hingga saat ini, dan diikuti oleh dua video untuk lagu The Calling dan The Harrowing.

Pada 2018, band ini masuk studio lagi untuk merekam album keenam mereka. Kemudian pada 2019, mereka merilis album tersebut yang dinamakan Rituals of Power. Dikutip dari Tumblr Misery Index, album ini lalu yang menjadi album terlaris dan paling sukses hingga saat ini.

Kesuksesan tidak hanya datang dari album-album tersebut, tetapi juga dari tur yang tak kenal lelah, seperti tur bersama Fear Factory, Despised Icon, Job for a Cowboy, dan banyak lagi. Dengan tur yang terus berlanjut dan penampilan di berbagai festival di seluruh dunia, termasuk Hammersonic, Misery Index terus mengukir perjalanan yang gemilang dalam dunia musik rock internasional.

PUTRI SAFIRA PITALOKA | MARVELA | ALL MUSIC
Pilihan editor: Hammersonic 2024 Malam Ini: Profil Atreyu yang Mengusung Metalcore

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus