Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Pokoknya sesuai dengan waktu

Natal, bagi perusahaan kaset merupakan kesempatan baik untuk mengerakkan penyanyi. tahun ini, selain penyanyi dewasa, juga muncul penyanyi cilik chicha dan adi bing slamet yang mengkasetkan lagu-lagu natal.

30 Desember 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETIAP kali Natal datang, hampir semua perusahaan piringan hitam - sekarang kaset -- mengerahkan para penyanyi. Ada yang mengkombinasikan lagu Natal dengan tahun baru. Ada yang menyuguhkan lagu baru dengan tema lama, ada juga yang menyuguhkan lagu lama dengan aransemen baru. Tetapi yang tak pernah absen adalah lagu-lagu seperti White Christmas, Jingle Bells dan Malam Kudus. Yang terakhir itu untuk Natal 1978 telah dinyanyikan oleh penyanyi kecil seperti Chicha dan Adi Bing Slamet, yang rupanya juga turut memanfaatkan kesempatan, sampai ke Pattie Bersaudara dan Eddy Silitonga. Warnanya pun berbeda-beda. Bahkan ada juga warna disko seperti yang dinyanyikan Melky Gouslauw. Sulit memilih mana yang menarik. Semuanya datang untuk kepentingan pasar, dan membentuk satu suasana. Ada sebuah yang agak berbeda. Ini dikeluarkan oleh Sanggar Prathivi -- yang sering muncul di TVRI membawakan dakwah Katolik dengan sandiwara kecil. Sanggar ini mengeluarkan kaset berisi 20 lagu paduan suara, yang dimaksud sebagai volume 1. Hanya saja sampai tulisan ini diturunkan, volume selanjutnya belum nongol di pasaran. Memang lain dari rekan-rekannya. Tapi dengan dukungan 21 orang 6 sopran, 5 alto, 5 tenor dan 5 bariton), rasanya ia belum berhasil menenggelamkan. Hanya sekedar mengabarkan kepada kita tentang suasana gereJa. Soloisnya sendiri (C. Rinanti untuk sopran dan Yoseph Suryadi untuk tenor) mengisi rekaman dengan sangat memperhatikan teknik menyanyi, hanya sering tanpa pengucapan yang jelas. Namun rekaman yang dipimpin J.B. Rumfaan Watu ini, dengan organ H.W. Adeboi, merupakan variasi yang menarik. Sebaliknya Melky Gouslauw berusaha membuat lagu Natal menjadi beringas. Meski nyanyiannya berbau bajakan, ada yang unik. Suasana Natal dibikin si kribo jadi panas. Ia berhasil menyanyikan lagu-lagunya dengan baik -- jauh lebih baik dari rekamannya yang lain. Mungkin sekali karena irama yang dibawanya klop dengan watak suaranya. Sementara itu Pattie Bersaudara yang sejak zaman Panca Nada sudah gemar menyanyikan lagu Natal, kini muncul dengan iringan orkes kolintang. Di antara lagu-lagunya terselip suara Kris Biantoro. Pattie sendiri masih dapat mempertahankan diri sebagai duet yang baik -- meski tidak kali ini. Mungkin karena musik kolintang tidak bisa padu dengan suaranya. Makin Banyak Penyanyi Nasution Bersaudara, yang terdiri dari Rita dan Diana, muncul pula dengan lumayan. Kakak beradik bersuara lantang ini diiringi grup l olypop. Diana yang sempat menghilang karena pernikahannya dengan Minggus Tahitu, sekarang dengan tubuh sedikit tambun sudah nongol lagi di TV -- pada saat hampir saja Rita Butar-Butar hendak menguburnya dengan gaya lengking yang sama. Dengan lagu Nata ini Diana masih menunjukkan kemauan terus menyanyi. Charles dari grup Mercy's dengan suara bengek merintih -- tapi punya daya pikat -- juga ikut melemparkan suara dengan lagu yang syahdu. Tak puas dengan menempel di Mercy's, dengan grupnya sendiri yang bernama Ge & Ge ia membuat sendiri lagu-lagu Natal yang khas dia. Kemudian ada kaset Natal dari Panbers, Kus Plus, Bob Tutupoly. Bahkan dari Bandung Grup Pahama menurunkan Bram dan Diana menyanyikan beberapa lagu yang mengingatkan kita nada musik lagu Joan Baez. Di samping itu ada juga yang dinamakan lagu rohani dari Ade Manuhutu, Mona Sitompul dan sebagainya. Di sebuah toko kaset di Jalan Sabang, Jakarta, rangkaian lagu Natal itu mengisi satu rak penuh, bersaing dengan kaset Natal mancanegara. Pantas dicatat adalah kaset Bob Tutupoly karena nilai kemesraannya. Di samping itu kaset Broery Pesulima bersama band Empat Nada. Kaset Remaco ini berisi beberapa buah lagu berbahasa Inggeris yang sudah lecet dinyanyikan seperti Jingle Bells, Whispering Hope, Christmas Island, Little Town, dengan suara mantap dan penjiwaan yang bagus. Sudah sejak lama, Broery kalau menyanyikan lagu asing memang boleh juga. Makin banyak sekarang penyanyi yang tampil dengan lagu Natal. Perusahaan rekaman memang tumbuh semakin banyak, dan masing-masing menawarkan kepada penyanyi berbeda-beda untuk bersama-sama merebut kesempatan mengeruk duit, kalau bisa. Banyak juga lagu yang sama dengan penyanyi yang sama di sebuah kaset, dimuat lagi dalam kaset lain dengan campuran lagu yang lain. Dari segi nilai, apa lagi pencarian, tak ada yang mengagumkan. Selalu saja terasa setiap kaset dibuat terburu-buru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus