SETIAP kali Natal datang, hampir semua perusahaan piringan hitam
- sekarang kaset -- mengerahkan para penyanyi. Ada yang
mengkombinasikan lagu Natal dengan tahun baru. Ada yang
menyuguhkan lagu baru dengan tema lama, ada juga yang
menyuguhkan lagu lama dengan aransemen baru.
Tetapi yang tak pernah absen adalah lagu-lagu seperti White
Christmas, Jingle Bells dan Malam Kudus. Yang terakhir itu untuk
Natal 1978 telah dinyanyikan oleh penyanyi kecil seperti Chicha
dan Adi Bing Slamet, yang rupanya juga turut memanfaatkan
kesempatan, sampai ke Pattie Bersaudara dan Eddy Silitonga.
Warnanya pun berbeda-beda. Bahkan ada juga warna disko seperti
yang dinyanyikan Melky Gouslauw.
Sulit memilih mana yang menarik. Semuanya datang untuk
kepentingan pasar, dan membentuk satu suasana. Ada sebuah yang
agak berbeda. Ini dikeluarkan oleh Sanggar Prathivi -- yang
sering muncul di TVRI membawakan dakwah Katolik dengan sandiwara
kecil. Sanggar ini mengeluarkan kaset berisi 20 lagu paduan
suara, yang dimaksud sebagai volume 1. Hanya saja sampai tulisan
ini diturunkan, volume selanjutnya belum nongol di pasaran.
Memang lain dari rekan-rekannya. Tapi dengan dukungan 21 orang
6 sopran, 5 alto, 5 tenor dan 5 bariton), rasanya ia belum
berhasil menenggelamkan. Hanya sekedar mengabarkan kepada kita
tentang suasana gereJa. Soloisnya sendiri (C. Rinanti untuk
sopran dan Yoseph Suryadi untuk tenor) mengisi rekaman dengan
sangat memperhatikan teknik menyanyi, hanya sering tanpa
pengucapan yang jelas. Namun rekaman yang dipimpin J.B. Rumfaan
Watu ini, dengan organ H.W. Adeboi, merupakan variasi yang
menarik.
Sebaliknya Melky Gouslauw berusaha membuat lagu Natal menjadi
beringas. Meski nyanyiannya berbau bajakan, ada yang unik.
Suasana Natal dibikin si kribo jadi panas. Ia berhasil
menyanyikan lagu-lagunya dengan baik -- jauh lebih baik dari
rekamannya yang lain. Mungkin sekali karena irama yang dibawanya
klop dengan watak suaranya.
Sementara itu Pattie Bersaudara yang sejak zaman Panca Nada
sudah gemar menyanyikan lagu Natal, kini muncul dengan iringan
orkes kolintang. Di antara lagu-lagunya terselip suara Kris
Biantoro. Pattie sendiri masih dapat mempertahankan diri sebagai
duet yang baik -- meski tidak kali ini. Mungkin karena musik
kolintang tidak bisa padu dengan suaranya.
Makin Banyak Penyanyi
Nasution Bersaudara, yang terdiri dari Rita dan Diana, muncul
pula dengan lumayan. Kakak beradik bersuara lantang ini diiringi
grup l olypop. Diana yang sempat menghilang karena pernikahannya
dengan Minggus Tahitu, sekarang dengan tubuh sedikit tambun
sudah nongol lagi di TV -- pada saat hampir saja Rita
Butar-Butar hendak menguburnya dengan gaya lengking yang sama.
Dengan lagu Nata ini Diana masih menunjukkan kemauan terus
menyanyi.
Charles dari grup Mercy's dengan suara bengek merintih -- tapi
punya daya pikat -- juga ikut melemparkan suara dengan lagu yang
syahdu. Tak puas dengan menempel di Mercy's, dengan grupnya
sendiri yang bernama Ge & Ge ia membuat sendiri lagu-lagu Natal
yang khas dia.
Kemudian ada kaset Natal dari Panbers, Kus Plus, Bob Tutupoly.
Bahkan dari Bandung Grup Pahama menurunkan Bram dan Diana
menyanyikan beberapa lagu yang mengingatkan kita nada musik lagu
Joan Baez. Di samping itu ada juga yang dinamakan lagu rohani
dari Ade Manuhutu, Mona Sitompul dan sebagainya. Di sebuah toko
kaset di Jalan Sabang, Jakarta, rangkaian lagu Natal itu mengisi
satu rak penuh, bersaing dengan kaset Natal mancanegara.
Pantas dicatat adalah kaset Bob Tutupoly karena nilai
kemesraannya. Di samping itu kaset Broery Pesulima bersama band
Empat Nada. Kaset Remaco ini berisi beberapa buah lagu berbahasa
Inggeris yang sudah lecet dinyanyikan seperti Jingle Bells,
Whispering Hope, Christmas Island, Little Town, dengan suara
mantap dan penjiwaan yang bagus. Sudah sejak lama, Broery kalau
menyanyikan lagu asing memang boleh juga.
Makin banyak sekarang penyanyi yang tampil dengan lagu Natal.
Perusahaan rekaman memang tumbuh semakin banyak, dan
masing-masing menawarkan kepada penyanyi berbeda-beda untuk
bersama-sama merebut kesempatan mengeruk duit, kalau bisa.
Banyak juga lagu yang sama dengan penyanyi yang sama di sebuah
kaset, dimuat lagi dalam kaset lain dengan campuran lagu yang
lain. Dari segi nilai, apa lagi pencarian, tak ada yang
mengagumkan. Selalu saja terasa setiap kaset dibuat
terburu-buru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini