Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Profil Band Sore, Grup Musik yang Ditinggalkan Ade Paloh, Diakui Majalah TIME dan Rolling Stones

Album pertama Band Sore dipuji oleh Majalah TIME Asia sebagai satu dari lima album Asia yang layak dibeli.

20 Maret 2024 | 19.39 WIB

Sore Band. Foto: Instagram,
Perbesar
Sore Band. Foto: Instagram,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Meninggalnya vokalis sekaligus gitaris, Firza Achmar Paloh atau Ade Paloh memberikan duka kepada band Sore, yang ditinggalkan mendiang, kemarin karena sakit. Kini, band indie yang berdiri pada 2002 di Jakarta itu harus kehilangan punggawanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Band Sore saat ini menyisakan dua orang personel. Mereka adalah Awan Garnida sebagai bassis dan vokal, dan Bemby Gusti sebagai drummer, perkusi dan vokal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sebelumnya ada Reza Dwiputranto (gitar, vokal), dan Ramondo Gascaro (piano, keyboard, gitar, vokal). Semua anggota Sore mengambil bagian sebagai vokalis.

Sore atau Sore Ze Band memiliki keunikan khusus. Semua anggotanya bermain musik dengan kidal. Sampai saat ini Band Sore telah menghasilkan empat album studio dan dua album mini, yaitu Centralismo (2005), Ports of Lima (2008), Los Skut Leboys (2015) dan Quo Vadis, Sore? (2023).

Album mininya, mereka memiliki Sombreros Kiddos (2010) dan Mevrouw (2019). Selain itu, ada album Kompilasi Sorealist yang dirilis pada 2013.

Perjalanan Karier Band Sore di Dunia Musik

Dalam perjalanam kariernya pada 2004 dan awal 2005, Sore menyumbangkan dua lagu dalam album kompilasi band indie. Yang pertama adalah dalam album kompilasi skena indie Jakarta yang disebut JKRT: SKRG singkatan dari "Jakarta, Sekarang." Album ini dirilis oleh Aksara Records. Satu lagi adalah soundtrack film Janji Joni yang juga dirilis Aksara Records.

Band Sore akhirnya merilis album debut penuh mereka yang berjudul Centralismo pada 2005. Judul album ini sendiri merujuk pada kata "central", yang dalam hal ini merujuk Jakarta Pusat, tempat sebagian besar anggota band dibesarkan.

Musiknya sangat bervariasi dari satu lagu ke lagu lainnya, karena setiap anggota menyumbangkan vokal dan penulisan lagu dalam album ini. Instrumentasi vintage mereka, seperti penggunaan vibraphone, mellotron, dan horn section mengingatkan kita pada musik populer di tahun 1950-an, 1960-an, dan 1970-an.

Pada bulan April 2008, tiga tahun setelah merilis album perdana, Sore merilis album kedua mereka, Ports of Lima yang juga diproduksi oleh label Aksara Records. Setelah itu, penulis lagu utama, Ramondo Gascaro meninggalkan band ini pada 2012, disusul Dono Firman setahun kemudian. 

Dua tahun sepeninggal Ramondo dan Dono Firman, Band Sore kembali merilis album dengan judul Los Skut Leboys. Ini adalah album yang sebagian besar beraliran indie rock, tetapi juga mengandung beberapa eksperimentalisme.

Album ini menampilkan kolaborasi dengan Aimee Saras dalam lagu 'Al Dusalima' yang mengingatkan kembali pada akar musik chamber pop band ini. Sementara lagu 'R14' didedikasikan untuk Ria Irawan yang sedang sakit pada saat itu.

Prestasi yang Didapat Sore Band dari 2002 hingga Sekarang

Album pertama mereka dipuji oleh Majalah TIME Asia sebagai satu dari lima album Asia yang layak dibeli. Majalah Rolling Stone Indonesia juga menempatkan mereka pada peringkat ke-40 dalam "150 Album Indonesia Terbesar Sepanjang Masa".

Single kelima, "Tidak Ada Buah untuk Hari Ini", juga masuk dalam daftar 150 Album Indonesia Terbesar Sepanjang Masa. Pada 2008, Sore merilis Ports of Lima. Album ini juga terpilih sebagai "Album Terbaik 2008 di peringkat pertama" oleh Majalah Rolling Stone Indonesia.

Dalam rentang waktu 2012 hingga saat ini, band ini juga mendapatkan nominasi beberapa ajang bergengsi. Dua lagu Band Sore masuk kategori Lagu Pilihan Terbaik di Piala Maya. 

Grup ini juga masuk di dua kategori dalam ajang AMI Awards ke-26 tahun 2023. Duo/Grup/Kolaborasi/alternatif Terbaik pada lagu "Maka Terjadilah Sekilas Kisah Murah" dan Album Alternatif Terbaik pada Quo Vadis, Sore?

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus