Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Puisi Adriansyah Subekti berjudul 'Kultus'.
Puisi Iman Sembada berjudul 'Layar Putih'.
Iman Sembada tinggal di Depok dan Adriansyah Subekti di Puwokerto.
Ruang Sastra hari ini menampilkan dua puisi karya dua pengarang.Adriansyah Subekti, pengarang yang tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah,menulis puisi "Kultus". Salah satu cerpen terbarunya dimuat dalam buku Kiamat Baru: Antologi Esai, Puisi, dan Cerita Generasi Terburuk Sastra Indonesia (Talas Press, 2024).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iman Sembada, sastrawan kelahiran Purwodadi, Jawa Tengah, menulis puisi "Layar Putih". Selain menulis puisi, ia menulis cerpen dan melukis. Buku puisinya adalah Airmata Suku Bangsa (2004), Perempuan Bulan Ranjang (2016), dan Orang Jawa di Suriname (2019). Dia kini tinggal di Depok, Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adriansyah Subekti
Kultus
: Diogenes
demi nasib sengar yang menclok
di leher orang-orang keok, kami
bangkit dari sebuah peti
bersama tiga ribu gagak
yang meneriakkan namamu
mencari tulangmu, tulangmu
terkubur bersama kering ludah
para dewa, para dewa
yang buta, enggan kautatap
sebab kelopak matamu
adalah hasrat untuk tersesat
di tempat-tempat asing
di mana badut-badut lapar
melukis api pada batu
dan menulis namamu
dengan darah yang mengucur
dari perut lembah kesengsaraan
tetapi kesengsaraan, bagimu
adalah anjing berkepala tiga
yang menyalak
di atas puing reruntuhan
di bawah bintang-bintang
berwarna api
2024
Iman Sembada
Layar Putih
Malam terlepas, aku melihat layar putih
Dan seseorang yang membuat film horor
Setelah pidato-pidato menjadi kuburan
Dan neraka tanpa kritik-kritik seni peran
Setiap pelukan tak harus disensor
Sebab meninggalkan dingin, juga
Gerimis di jalanan. Tanganmu makin
Erat melingkar di pinggangku. Masa lalu
Dan sejarah dalam kantong-kantong plastik
Aku berjalan di depan kantor wali kota
Setelah kembang api dan suara petasan
Mengucapkan selamat tahun baru --
Sebuah hari telah berganti baju
Gerimis masih turun di luar sebuah
Bank dan mesin-mesin ATM. Seseorang
Memasukkan udara dingin ke dalam koper
Di antara secangkir kopi dan bau mentega
Depok, Desember 2024
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo