Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Puisi Andreas Mazland

Andreas Mazland menulis puisi, cerpen, dan esai di berbagai media.

21 Juli 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi: Tempo/Alvin Siregar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Babad Kapal Karam

                       : buat Eli Netscher

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

kau menetap di sini ketika tahun-tahun belum selesai di susun
bahasa masih terpisah dari tubuhnya, dan kau rompak apa saja
bahkan mimpi di dalam tidur pulas seorang kanak melayu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

demi sesuatu yang kau namai hari depan 
ya, hari depan—hari yang moyangmu simpan  
dalam selangkangan mereka yang gemetaran 
karena musim dingin akan segera datang

tapi setelah beratus tahun lamanya engkau pergi
di sini orang-orang justru memilih melindungi hari lalu
bukan hari depan. tidakkah menurutmu itu lucu netscher?

padahal jalan-jalan sudah kami tenun dengan  urat nadi
urat nadi yang menjalari buah dada ibu kami yang kosong
pada kekosongan itu sebuah kota tumbuh dalam darah dalam daging
mengurat-mengakar sampai ke hulu jantung kami

namun di sini orang-orang tetap saja membilang
segala yang tinggal dan pergi—yang kami miliki
dan tak akan dapat dimiliki

seakan hari depan negeri ini ikut terbawa karavan kapalmu
yang karam beberapa abad lalu bersama kamper dan lada
dan cengkeh dan pala dan mimpi dalam tidur pulas seorang kanak melayu

Alahhu. Allahu.

pukul menunjuk 1831: matahari sembunyi dalam gelombang
gulita perlahan memasuki dusun kami sebagaimana pencuri
serupa kapal-kapalmu yang dulu berlabuh di teluk ini.

(tapi adakah yang lebih gelap dari silsilah kami, netscher?)

2024


Perburuan

                          : buat Yu Dafu

telah kau surukkan asal-usul ke dalam saku-saku baju
namun jantungmu terus saja berdetak lebih cepat 
dari jam yang terpaku mati di dinding klenteng tua itu

tapi kau turut juga hari depan dengan sebuah sampan
laksana berlayarnya karavan-karavan niaga
dari jazirah asing demi lada yang tumbuh
hanya di dalam kitab-kitab mereka


ZhÇ” a, bùyào diÅ« xià wÇ’ yÄ«gè rén

seperti maut yang sedang mengintaimu dari balik buritan
sebagaimana mata pedang seorang pedagang 
mengaku utusan langit pada sekaum pagan
terus kau berlayar ke selatan, jauh ke selatan

menuju tempat di mana hari depan dan hari lalu
dapat kau lipat ke dalam selembar halaman buku
dan terpisah 1000 kilometer dari tanah airmu yang pucat
berjarak 621.371 mil dari air mata gunung taisan

ke pajacombo
ke pajacombo


2024

 

Andreas Mazland, lahir di Banda Aceh. Senang menulis puisi, cerpen, dan esai. Emerging Balige Writers Festival 2023. Puisi-puisi dan tulisannya dapat ditemukan di berbagai media massa.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Andreas Mazland

Andreas Mazland

Penyair, bergiat di komunitas sastra Sarang Tampuo, Padang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus