Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Blue Beetle, film terbaru DC, ditayangkan sejak Rabu lalu.
Diharapkan membangkitkan film DC yang lesu di dua film sebelumnya, Shazam! dan The Flash.
Pengamat menilai film ini bagus, tapi sulit menjadi momen kebangkitan film DC karena tokohnya tak sepopuler Superman dan Batman.
DC Studios merilis film ketiga tahun ini, yaitu Blue Beetle. Sinema superhero yang tayang sejak 16 Agustus lalu ini menyusul film DC yang lebih dulu dirilis pada tahun ini, yaitu Shazam! Fury of The Gods dan The Flash.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam komik DC, ada tiga versi Blue Beetle. Pertama, jelmaan Dan Garret yang di kisah ini adalah arkeolog penemu artefak kuno sumber kekuatan super. Versi kedua adalah Ted Kord, juga penemu, tapi tak punya kekuatan super. Film ini mengisahkan versi ketiga Blue Beetle, yakni Jaime Reyes, anak muda asal Meksiko.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini merupakan film live action pertama Blue Beetle. Tak hanya Jaime, DC juga membawa dua Beetle lain. Ted Kord, yang tak ditampilkan sosoknya, bahkan mengambil peran banyak dalam film. Dia hanya disebutkan sebagai ayah dari perempuan yang ditaksir Jaime. Nama Kord bahkan disematkan menjadi nama perusahaan di film ini.
Cerita dibuka dengan perusahaan Kord yang menggelar eksperimen. Jaime baru pulang ke rumahnya di Palmera—kota fiksi yang disebutkan berada di Texas, Amerika Serikat—setelah menyelesaikan kuliah. Dia dititipkan kumbang biru oleh Jenny, anak pemilik perusahaan Kord. Jaime kemudian mendapat kekuatan super setelah kemasukan Scarab, kumbang biru tersebut. Kisah berlanjut dengan cerita perjuangan Jaime melepaskan Scarab dan melawan petinggi Kord serta menyelamatkan keluarganya.
Film ini memasukkan beberapa adegan kocak ala keluarga Meksiko yang terkenal memiliki hubungan erat antar-generasi. Blue Beetle menggambarkan kedekatan Jaime dan nenek, paman, ayah, ibu, juga adik yang kerap meledeknya. Hubungan keluarga menjadi kekuatan cerita film ini. Tak hanya pada keluarga Jaime, tapi juga musuhnya, Carapax, yang berasal dari Guatemala.
Jaime Reyes (Xolo Maridueña) dalam film "Blue Beetle" (2023). Dok. Warner Bros. Pictures
Peran Xolo Mariduena—sebagai Miguel Diaz di film seri Cobra Kai—sebagai Jaime Reyes terasa pas sebagai pemuda lugu yang menyayangi keluarga dan selalu berempati terhadap sesama, bahkan kepada musuhnya. Begitu juga pamannya yang terlihat seperti seorang preman, tapi kocak dan perhatian terhadap keluarga.
Film besutan sutradara Angel Manuel Soto ini mudah dinikmati penonton yang tidak mengikuti komik DC. Julian Adi Saputra, penonton, mengatakan sangat menikmati detail cerita Blue Beetle sejak awal hingga adegan di bagian post-credit. Ditemui selepas menonton di Studio XXI Blok M Square, Jakarta Selatan, pada Kamis, 17 Agustus lalu, Adi mengatakan jalan cerita film ini ringan dan mudah diikuti. “Saya jadi penasaran menunggu lanjutan filmnya. Mungkin ini film terbaik DC,” ujar warga Radio Dalam, Jakarta Selatan, ini. Julian, 38 tahun, memberi nilai 10 dari 10 untuk film ini.
Hikmat Darmawan, pengamat film yang juga anggota Komite Film Dewan Kesenian Jakarta, menilai cerita Blue Beetle akan mudah menggaet pasar anak muda. Sebab, ada kemiripan pola dengan cerita Miles Morales dalam Spider-Man Across The Spider-Verse. Jaime Reyes dikisahkan sebagai anak muda Meksiko yang berasal dari keluarga kelas menengah dengan segala permasalahan hidupnya. “Jadi, ceritanya terasa lebih dekat,” kata dia kepada Tempo.
Blue Beetle menggelontorkan dana US$ 120 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun. Anggaran ini lebih kecil dibanding film DC sebelumnya, The Flash, yang menghabiskan anggaran setara dengan Rp 3 triliun.
Meski demikian, visual yang ditampilkan di Blue Beetle cukup memikat. Muhammad Dwi Putra, penonton, mengaku terpukau menonton adegan demi adegan computer generated imagery (CGI) di film anyar ini. "Untuk film superhero, saya lebih sering nonton Marvel Cinematic Universe. Tapi visual dan sound effect film ini bagus," ujar dia. Putra, 20 tahun, memberi nilai 8 dari 10 untuk Blue Beetle.
Ponten-ponten yang diberikan penonton pada siang itu melampaui penilai lembaga pemeringkat. IMDB, misalnya, memberi nilai 7 dari 10. Sedangkan Rotten Tomatoes menyematkan skor 79% bagi film yang didistribusikan oleh Warner Bros. ini.
Jaime Reyes (Xolo Maridueña) dalam film "Blue Beetle" (2023). Dok. Warner Bros. Pictures
Menunggu Kisah Lain dari Semesta DC
Sebagai produsen komik superhero kelas dunia, film-film DC selalu ditunggu para penggemarnya. Namun, untuk urusan pendapatan dan box office, mereka masih kalah oleh pesaing abadinya, Marvel. Pada tahun ini, ada Spider-Man Accross The Spider-Verse dan Guardians of the Galaxy yang bertengger daftar lima besar box office. Sebaliknya, The Flash dinilai sebagai flop alias film gagal oleh banyak media.
Menurut Hikmat Darmawan, Blue Beetle, yang mendapat respons positif, diperkirakan dapat menarik pasar lebih besar dibanding para pendahulunya. Meski demikian, dia melanjutkan, penggemar tak dapat berharap terlalu banyak pada Blue Beetle karena kepopulerannya jauh di bawah karakter-karakter legendaris DC Comics, termasuk Superman dan Batman.
Sebagai penikmat komik DC sejak lama, Hikmat lebih antusias menunggu film DC yang akan datang. Apalagi setelah DC Studios memasukkan James Gunn dalam jajaran pimpinan perusahaan per November 2022. Ia merupakan sutradara terkenal yang pernah menggarap film Marvel, seperti Guardians of The Galaxy, Avengers: Infinity War dan Avengers: Endgame.
Pahlawan DC di Layar Lebar
Gunn juga berencana melanjutkan kembali proyek DC Universe pada tahun ini. Blue Beetle, juga The Flash, rencananya masuk dalam jajaran karakter di semesta film DC kali ini. “Ini juga yang ditunggu. Orang ingin melihat perubahan apa yang dibawa James Gunn kali ini,” ujar Hikmat.
Beberapa film DC yang akan digarap James Gunn dan rekannya, Peter Safran, adalah Superman: Legacy, The Brave and The Bold, dan Supergirl: Woman of Tommorow. “Pencinta komik pasti penasaran karena itu komik-komik terbaik. Ini juga menandakan James Gunn juga pembaca komiknya,” ujar Hikmat.
Belum ada perkiraan kapan Superman dan Supergirl akan ditayangkan. Sembari menanti, penikmat DC bisa menonton Blue Beetle yang masih tayang dan Aquaman and the Lost Kingdom yang muncul di bioskop pada 20 Desember mendatang.
ILONA ESTERINA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo