Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Review Film Cash Out: Serba Kurang Meyakinkan

Review film Cash Out yang dibintangi John Travolta sebagai dalang kriminal yang menghadapi pengkhianatan terbesar pada karier pencuriannya.

18 Mei 2024 | 11.09 WIB

Film Cash Out yang dibintangi John Travolta. Dok. Saban Films
Perbesar
Film Cash Out yang dibintangi John Travolta. Dok. Saban Films

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kesan pertama setelah keluar dari studio bioskop usai menonton Cash Out adalah seperti diingatkan kembali bahwa pada dasarnya kita memang tidak boleh menaruh harapan terlalu tinggi kepada apapun dan kepada siapapun. Meskipun bukan penggemar setianya, mendengar nama John Travolta tetap saja sukses membangkitkan semangat dan tingkat ekspektasi untuk film bertema pencurian terbaru yang ia bintangi. Namun sayangnya, Cash Out, film yang digarap oleh Ives (Randall Emmett) ini gagal memenuhi ekspektasi tersebut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Secara ringkas, Cash Out adalah film yang mengisahkan Mason Goddard (John Travolta), seorang dalang kriminal yang menghadapi pengkhianatan terbesar pada karier pencuriannya. Akan tetapi, ia terpaksa kembali lagi dalam rangka menyempurnakan rencana adiknya, Shawn Goddard (Lukas Haas) yang kurang sempurna dalam misi pencurian sebuah akun saham milik salah satu orang paling berpengaruh di dunia.

Serba Kurang Meyakinkan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film berdurasi 90 menit tersebut dibuka dengan adegan pencurian besar mobil-mobil mewah yang dilakukan Mason bersama Amelia Decker (Kristin Davis), yang pada saat itu masih menjadi kekasihnya, dan keempat anggota timnya. Seharusnya adegan yang dilatarbelakangi sebuah pesta dalam rangka peluncuran pesawat jet pribadi terbaru itu memberikan kesan mewah, tetapi entah mengapa kemewahan tersebut terasa kurang meyakinkan.

Film Cash Out yang dibintangi John Travolta dan Kristin Davis. Dok. Saban Films

Plot pertama terjadi ketika Mason harus menghadapi pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasihnya sendiri yang mengungkapkan bahwa ia adalah seorang agen FBI yang menyamar dan sedang menjebaknya. Dunia Mason hancur setelahnya. Ketika Amelia menodongkan pistolnya ke arah Mason di dalam mobil curian mereka merupakan adegan yang cukup ikonik dan berhasil membuat sebagian penonton terkesiap. 

Walau begitu, pengejaran tersebut malah diakhiri dengan penerapan plan B, yaitu menceburkan diri bersama mobil curian di depan para agen yang mengejar untuk kemudian kabur dengan berenang. Para agen yang menolak untuk mengejar para pencuri yang kabur di depan mata mereka membuat film ini lagi-lagi terasa kurang meyakinkan.  

Meskipun bukan sesuatu yang baru, premis yang dijanjikan Ives sebetulnya menarik dan sangat menjanjikan. Setelah kehidupan Mason hancur akibat pengkhianatan mantan kekasihnya, ia dipaksa kembali kepada pekerjaan yang sudah lama ia tinggalkan dalam rangka menyempurnakan rencana adiknya, Shawn Goddard (Lukas Haas) yang berusaha merampok sebuah bank secara besar-besaran. Itu adalah plot selanjutnya yang menyebabkan adanya perubahan arah hidup Mason. Kecintaan Mason pada saudaranya mendorongnya kembali ke medan pertempuran, mengadunya melawan FBI dan sejumlah besar tim SWAT dalam perjuangan demi keselamatan saudaranya, keberhasilan pencurian, dan kemungkinan, kesempatan kedua untuk bersama Amelia yang masih ia cintai.

Film Cash Out yang dibintangi John Travolta dan Lukas Haas. Dok. Saban Films

Akan tetapi, lagi-lagi, eksekusi ide film Cash Out tidak berjalan semulus itu. Kurangnya pendalaman pada tiap karakter membuat drama di dalam film ini terasa hambar. Bahkan, kisah cinta antara Mason dan Amelia yang untungnya berakhir baik bagi keduanya juga terasa tidak meyakinkan. Cash Out seperti kesulitan menyeimbangkan plot ambisiusnya dengan koherensi dan kedalaman yang diperlukan untuk membuat narasinya menarik, sehingga menghasilkan film yang pada akhirnya terasa mengecewakan.

Penggunaan Kamera Drone yang Berlebihan

Untuk yang satu ini mungkin sifatnya lebih personal. Lagipula tujuannya tentu saja baik, yaitu meningkatkan intensitas adegan. Akan tetapi, penggunaan kamera drone yang terlalu sering malah memberikan kesan berlebihan dan berpotensi besar membuat sakit kepala.

Perdana tayang pada Jumat, 26 April 2024 di Amerika Serikat, sejauh ini film yang ditulis Doug Richardson bersama Dipo Oseni ini mendapat rating di angka 4,6/10 berdasarkan laman IMDb dan 22 persen di Rotten Tomatoes. Meski begitu, kemampuan akting para bintang yang bermain di dalamnya bukan sesuatu yang buruk untuk film ini. Untuk para penggemar John Travolta, khususnya, film ini sedikit banyak bisa mengobati rindu pada kemampuan berakting pria berusia 70 tahun tersebut.

VARIETY | PEOPLE | IMDB | ROTTEN TOMATOES

Hanin Marwah

Lulusan program studi Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bergabung dengan Tempo sejak awal 2024. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus