Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai salah satu platform streaming terkemuka di dunia, Amazon Prime Video telah mengukir namanya di kancah hiburan digital. Namun, dibalik kesuksesannya yang mencolok, ada kisah sejarah yang menarik tentang bagaimana platform ini mulai tumbuh dan berkembang.
Sejarah Prime Video
Tahun 2006 menjadi momen penting saat Amazon Prime Video memulai preilisannya dengan Amazon Unbox di Amerika Serikat. Setelah itu, pada 2008, platform ini berganti nama menjadi Amazon Video on Demand.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Medium.com, awalnya, Amazon Prime Video menyediakan konten yang bisa diunduh, namun fitur tersebut dihilangkan pada 2014.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian pada 2011, layanan ini berubah menjadi Amazon Instant Video dan menyediakan akses ke lebih dari 5.000 film dan acara TV untuk anggota Amazon Prime. Amazon Instant Video juga menjalin kerjasama dengan Viacom dan Epix untuk menambahkan konten dari saluran ternama.
Pada 2013, Amazon memperkenalkan konten orisinal pertama, seperti "Alpha House" dan "Betas", yang mendapat sambutan positif. Pada saat yang sama, mereka mengakuisisi LoveFilm di Inggris dan menggabungkannya dengan layanan Video Instan.
Tak hanya itu, Amazon Studios juga berperan besar dalam memproduksi konten orisinal yang berhasil, seperti "Transparent" yang meraih Golden Globe. Pada 2015, Amazon Prime Video berhasil mendapatkan trio presenter otomotif ternama, Jeremy Clarkson, Richard Hammond, dan James May, untuk memproduksi acara populer mereka, "The Grand Tour".
Ekspansi global
Ekspansi global juga menjadi langkah penting bagi Amazon Prime Video, dengan meluncurkan layanannya di berbagai negara dan wilayah, termasuk India dan Amerika Latin. Pada 2016, mereka pun merencanakan streaming global untuk "The Grand Tour".
Pada 2021, terjadi kesepakatan besar ketika Amazon Prime Video berhasil mengakuisisi studio Hollywood Metro-Goldwyn-Mayer (MGM) senilai $8,45 miliar. Kesepakatan ini resmi ditutup pada Maret 2022, memberikan hak adaptasi televisi untuk "The Lord of the Rings" kepada Amazon Prime Video.
Selain itu, platform ini juga berhasil mencapai kesepakatan dengan Universal Pictures dan studio Nigeria, Anthill Studios, serta mendapatkan hak penggunaan eksklusif fasilitas produksi dari Shepperton Studios.
Tahun 2022 menjadi waktu yang penting, karena Amazon Prime Video mengumumkan rencana untuk memperluas layanannya ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, dan Filipina. Dalam ekspansi ini, mereka berkomitmen untuk menyajikan konten lokal dengan antarmuka dan subtitel yang dilokalkan untuk konten non-lokal.
Dengan perkembangan global, produksi konten orisinal yang sukses, serta kesepakatan strategis dengan berbagai studio ternama, Amazon Prime Video terus mengokohkan posisinya sebagai kekuatan utama dalam dunia hiburan digital global, menyajikan hiburan berkualitas tinggi untuk para penggemar di seluruh dunia.
Pilihan editor : Citadel Sukses di Berbagai Negara, Bakal Lanjut ke Musim Kedua