Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Seniman Jakarta Gagas Ranub Boulevard, Panggung Seni-Sastra Aceh

Panggung seni Ranub Boulevard yang digagas seniman Aceh di Jakarta itu akan diluncurkan Jumat malam ini.

21 April 2017 | 18.47 WIB

Salah satu kegiatan sastra dan seni Aceh di Boulevard Coffee, Jakarta, yakni peluncuran buku puisi gempa Aceh "6,5 SR Luka Pidie Jaya" 20 Januari 2017. FOTO: Istimewa
Perbesar
Salah satu kegiatan sastra dan seni Aceh di Boulevard Coffee, Jakarta, yakni peluncuran buku puisi gempa Aceh "6,5 SR Luka Pidie Jaya" 20 Januari 2017. FOTO: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seniman Aceh di Jakarta menggagas berdirinya panggung seni dan sastra Aceh yang diberi nama "Ranub Boulevard." Panggung seni tersebut digelar secara berkala di Boulevard Coffee Aceh and Resto, Jalan M. Fakhruddin, Tanah Abang, Jakarta.

"Panggung seni Ranub Boulevard ini didedikasikan sebagai ruang apresiasi bagi kesenian Aceh di Jakarta. Kita hadirkan panggung ini secara berkala," kata Teuku Nausa, pemilik Boulevard Coffee Aceh and Resto, dalam rilis yang diterima Tempo, Kamis, 20 April 2017.

Panggung seni dan sastra yang diluncurkan malam ini, Jumat 21 April 2017 pukul 19.00, menampilkan aneka pertunjukan musikalisasi puisi. "Ranub" dalam bahasa Aceh berarti sirih, simbol kemuliaan dalam masyarakat Tanah Rencong. Misalnya ada ungkapan, Sirih dalam ceurana bersusun gagang/tikar telah terbentang/kopi siap dihidang, yang menyiratkan bentuk kebersamaan dan penghormatan.

Teuku Nausa menyebutkan kehadiran panggung seni dan sastra itu juga sebagai tempat perbincangan seni dan sastra baik dalam bentuk seni pertunjukan, diskusi, pameran dan sebagainya. "Tempat ini adalah ruang bagi siapa saja yang ingin mengapresiasi seni dan sastra Aceh," ujar Teuku Nausa.

Panggung seni tersebut dikelola bersama oleh Boulevard Coffee dan Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia (Kompi) pimpinan penyair Fikar W.Eda. "Ini akan mewarnai dan meramaikan apresiasi terhadap seni Aceh yang terus berkembang di Ibu Kota," kata Fikar.

Saputra Al Hendra, salah seorang anggota tim kreatif  acara ini, menjelaskan  panggung seni dan sastra itu akan diadakan dua pekan sekali dengan melibatkan seniman dari berbagai komunitas. “Nanti kita buatkan kalendernya. Kita coba akomodir semua,” ujar Hendra.

Di kafe itu kerap digelar kegiatan seni dan sastra bertema Aceh. Sebelumnya, pada 20 Januari  2017, diadakan peluncuran buku kumpulan puisi penyair Nusantara yang merespon gempa di Pidie Jaya, Aceh, berjudul “6,5 SR Luka Pidie Jaya”.

NUNUY NURHAYATI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nunuy Nurhayati

Nunuy Nurhayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus