Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang tidak mengetahui Berlinale, sebuah ajang penghargaan film untuk film-film pendek dan/atau film nonpopuler yang sudah dimulai sejak tahun 1951. Festival Film Berlin ini selalu menarik ribuan orang dan banyak media karena tidak hanya menayangkan film-film bagus, tetapi juga membantu para pembuat film untuk berkembang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu bentuk dari bantuan dalam Berlinale adalah pemberian sponsor dana kepada talen-talen penggarap film muda. Para penggarap film termasuk sutradara yang sudah masuk akan didanai untuk membuat film berikutnya. Salah satu sutradara dari Indonesia juga pernah menerimanya, siapa saja sutradara Indonesia yang mendapatkan penghargaan ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Garin Nugroho
Sutradara dengan nama yang sudah cukup dikenal oleh para penikmat setia film-film layar lebar dan non layar lebar. Beragam cerita sudah ia jajalkan dalam film-filmnya dan bukan sekali atau dua kali lagi ia membawa pulang penghargaan. Karya-karyanya juga berhasil masuk ke dalam nominasi Berlinale dan memenangkannya. Dengan film Bulan Tertusuk Ilalang ia bahkan memenangkan penghargaan Berlinale.
2. Kamila Andini
Sutradara perempuan yang mempromosikan namanya lewat keberhasilan filmnya Before, Now, & Then (Nana) ikut memberikan kontribusi daftar penerima penghargaan di Berlinale. Menguutip dari Antara, ia memenangkan penghargaan ini pada tahun 2022 dengan mengangkat kisah seorang perempuan pribumi. Film ini adalah adaptasi dari novel Jais Darga Namaku karya Ahda Imran dan menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa utama dalam dialog.
3. Wregas Bhanuteja
Berbeda dengan Garin yang merupakan seorang sutradara senior di Indonesia. Wregas menjadi sutradara muda dan juga berhasil memenangkan Berlinale lewat karyanya Lembusura. Ia menjadi bagian dari 443 film yang berasal dari 75 negara dan berhasil keluar sebagai pemenang kompetisi ini. Ia juga menjadi sutradara termuda melawan sutradara-sutradara senior lainnya.
4. Khozy Rizal
Nama Khozy bukanlah seorang nama sutradara besar, seperti sutradara-sutradara senior lainnya. Sejak mengawali karir, ia masih berfokus di dalam film-film pendek saja. Namun, pada penghargaan Berlinale pada Februari 2025, ia berhasil mengantongi kemenangan lewat film pendeknya Little Rebels Cinema Club. Pencapaian ia dapat dalam kategori Generation Kplus dengan mengangkat kisah seorang remaja berusia 14 tahun pada tahun 2008-an