Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosok

Teladan Nabi Muhammad saat Bergaul dengan Nonmuslim

Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya kerap memberi contoh bagaimana adab bergaul dengan pemeluk agama yang lain.

23 Oktober 2021 | 08.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Umat Islam membagikan makanan kepada umat Hindu dalam Tradisi Ngejot di Banjar Tista, Desa Dapdap Putih, Buleleng, Bali, Rabu 12 Mei 2021. Tradisi yang digelar sehari sebelum perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah tersebut untuk menjaga silaturahmi dan toleransi antar umat beragama. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang mulia karena memiliki budi pekerti yang baik. Keagungan akhlaknya ini ia tunjukkan baik saat bergaul dengan orang Islam maupun nonmuslim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip laman jateng.nu.or.id, Islam tidak membatasi kehidupan sosial pemeluknya untuk berinteraksi dengan orang yang berbeda agama. Rasulullah SAW semasa hidupnya kerap memberi contoh bagaimana adab bergaul dengan pemeluk agama yang lain.

 

Dikisahkan Nabi Muhammad SAW pernah menyewa jasa Abdullah bin Uraiqith, seorang musyrik, untuk memandunya saat hijrah ke Madinah. Ia pernah pula meminjam kapak sekelompok Yahudi untuk kepentingan perang.

 

Bahkan dalam satu hadis riwayat Imam Bukhari disebutkan Rasulullah pernah berdiri untuk menghormati jenazah seorang yahudi yang sedang dibawa untuk dimakamkan. Para sahabat sempat mempertanyakan sikap tersebut. “Bukankah ia juga manusia?” jawab Nabi Muhammad SAW.

 

Kisah lain yang menggambarkan Nabi Muhammad hidup harmonis dengan nonmuslim adalah saat ia menyuruh sahabatnya, Utsman bin Affan, untuk membeli salah satu sumur yang dimiliki oleh seorang Yahudi. Sumur ini lalu diwakafkan bagi seluruh umat yang ingin mengambil air termasuk nonmuslim.

 

Dosen Ilmu Hadits Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Sri Ulfa Rahayu, dalam jurnal Kerjasama Rasulullah dengan Non-muslim Membangun Kesejahteraan Umat menjelaskan jika Rasulullah SAW adalah orang yang paling mulia dalam bergaul dan sebaik-baiknya tetangga.

 

Sri menjelaskan umat Islam diperbolehkan berinteraksi dengan nonmuslim sebatas urusan muamalah. “Bukan pada hal akidah,” katanya.

 

Selain dalam kegiatan sehari-hari, kata Sri, Nabi Muhammad juga bergaul dengan nonmuslim dalam urusan bisnis. Rasulullah tidak menjadikan perbedaan agama menghalangi kegiatan ekonomi. “Beliau pernah membeli makanan dari Yahudi dan menggadaikan baju perangnya kepada Yahudi selama tidak ada permusuhan,” tuturnya.

 

Selain berperilaku baik dan mengayomi masyarakat Arab, Rasulullah menjalin hubungan diplomatik dengan raja atau penguasa negeri lain yang nonmuslim. “Ini menandakan bahwa selain sebagai rasul, Nabi Muhammad SAW juga bertindak sebagai pemimpin yang melindungi rakyatnya,” ucap dia.

 

TATA FERLIANA

Baca juga:

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus